Jennie lebih memilih berjalan jauh di belakang Jidan ketimbang harus berjalan seiringan.
Saat di perjalanan pun Jennie mengacuhkan segala pertanyaan yang di lontarkan lelaki itu dan memilih memejamkan mata dengan earphone di telinganya.
Sebenarnya Jidan juga tidak terlalu perduli dengan perilaku Jennie kepadanya tapi dirinya tersulut emosi ketika gadis itu menepis coffee cup yang iya sodorkan kepadanya membuat coffe itu tumpah ke lantai .
Dan dengan tidak sopannya Jennie hanya berlalu begitu saja menuju mobil Jidan.Belum sempat tangannya menyentuh pintu mobil Jidan lebih dulu menyentak lengan Jennie keras, lalu menahan kedua bahu Jennie untuk bersandar di mobil. Posisinya dia benar-benar terkunci menghadap Jidan, tangan Jennie berusaha menahan badan Jidan yang menurut nya terlalu dekat denganya.
"Gue masih punya hati mikirin masa depan lu dengan bujuk orang tua gue buat undur perjodohan gila ini! "
"Tapi gue liat makin kesini kelakuan lo makin kurang ajar, gue tau lo marah tapi engga gini Jen"
Jennie masih diam, tatapannya masih setajam silet menatap nyalang ke arah Jidan yang sekarang tengah mengurungnya.
Jidan mendengus melihat tatapan Jennie yang seakan membunuhnya.
"Elo itu cuman boneka buat keluarga lo jadi segimanapun sikap lo ke gue engga bakal ngerubah ke adaan"
Jennie menahan nafasnya saat Jidan semakin mendekatkan wajahnya. "Boneka yang sebentar lagi berpindah tangan" Ucap Jidan dengan nada yang merendahkan.
Tubuh Jennie langsung merosot kebawa ketika Jidan melepasnya, air matanya tak bisa di bendung, dirinya tidak pernah di rendahkan sedemikian kejinya.
"Kenapa lo baru nunjukin sifat setan lo sekarang?, gue bener-bener engga kenal sama lo!"
Setelah mengucapkan itu Jennie langsung lari keluar dari area parkiran mall dan langsung menyetop taksi yang lewat, tidak menghiraukan teriakan dari lelaki itu.
•••
Dua jam lebih Jennie duduk sendirian di sebuah coffeeshop yang ia datangi dengan Kai malam itu.
Setidaknya dengan dia sendiri dan tidak menggubris panggilan telfon dan pesan-pesan yang masuk di henponnya sedikit membuat perasaannya sedikit lebih tenang.
Saat Jennie sedang asik dengan fikirannya tiba-tiba, tempat itu kembali memutar lagu yang sama. Stuck white u.
"Tempat, lagu dan minuman yang sama. Malem itu gue ketawa terus sama lo. Sekarang gue kaya orang bego."
Jennie bergumam lirih seakan mengajak bicara wallpaper ponselnya.
"Lo selalu bilang gue harus jadi anak yang baik buat ayah dan bunda. Tapi gimana Kai, kalo gue kabur kaya gini dan bikin orang rumah bingung lo marah enggak sih? Kalo gue enggak lagi jadi anak yang baik buat ayah bunda lo marah enggak? "
"Jangan cuman senyum Kai"
Setelah mengeluarkan segala isi hatinya Jennie hanya bisa menenggelamkan wajahnya di lipatan tangannya di atas meja.
Tangisannya pecah di meja itu, meja yang sama saat Kai mengusap kepalanya penuh kasih sayang. Beberapa saat tangisannya sudah mereda.
Namun saat seseorang menyentuh bahunya dan saat dia mengangkat kepala jennie menemukan Baekhyun yang berdiri depannya.
Tangisannya kembali pecah, baekhyun langsung menarik Jennie dalam pelukannya menenangkan sahabatnya itu.