1;

415 176 151
                                    

•••

Terik matahari pagi menembus tirai kamar seorang gadis yang senantiasa terlelap di balik selimutnya. Kamarnya pun sedikit berantakan, bantal sofa yang tidak pada tempatnya, sprei kasur yang sedikit kusut, beberapa sampah snack dan minuman di atas meja samping laptop.

Ratu menghabiskan waktunya dengan berleha-leha hingga larut malam.

"Ya gusti anak gadis."

Mama nya menggelengkan kepala tatkala melihat putri satu-satunya masih merangkai mimpi. Sedikit heran turunan siapa anak gadisnya ini.

"Bangun nak, mandi terus langsung turun kebawah sarapan," kata sang Mama.

Meskipun dia masih di alam bawah sadarnya, gadis itu lumayan mendengar penuturan wanita paruh baya yang telah merawat nya sedari kecil dan dia mengangguk sebagai jawaban.

"Dasar anak ini," kata Mama-nya lalu pergi meninggalkan kamar putrinya

"Ahh Mama rese ih."

Disertai omelan, gadis itu dengan cepat menuju kamar mandi, untuk membersihkan diri, hanya butuh waktu beberapa menit.

~~~

Menuruni anak tangga satu persatu dengan lemas, Ratu mendapati Papa dan kakak laki nya sedang sarapan bersama. Beginilah keluarga yang ia jalani, begitu harmonis tiap pagi sarapan bersama dan terkadang malamnya akan kumpul bersama di ruang keluarga.

Ratu menarik kursi tepat samping Andra, tetapi pandangan gadis itu tak lepas dari kakaknya yang sedang fokus makan.

Merasa di perhatikan, ide jahil muncul, "liatin gue 5 detik seharga 100 ribu."

"Najis, masa malakin adeknya," sahut Ratu lalu mulai melakukan aktivitas makannya.

"Lagian lo kenapa liatin gue dah? Suka?"

Mendengar penuturan Andra membuat Papa-nya yang sedang membaca koran sembari menikmati kopinya itu menoleh dengan tatapan seperti akan menerkam.

"Jangan begitu dengan adikmu, Andra."

Melihat Andra yang langsung terdiam, Ratu terkekeh. Tadinya ia hampir mengeluarkan kata-kata kebun binatangnya. Yang benar saja dirinya menyukai Andra? Itu sangat dilarang dalam keluarganya.

Mama-nya yang mendengar keributan itu dipagi hari tersenyum simpul.

"Kak Andra bakal nganterin kamu nak," ujar Mama-nya yang sudah ikut bergabung dengan suami dan kedua anaknya.

"Hah? Memang Ratu mau dibawa kemana? Dijodohin?"

Andra hampir saja melayangkan centong nasi yang berada di atas meja itu kepada Ratu. Sangat aneh pemikiran adiknya.

"Gayaan mau dijodohin, kebanyakan baca fiksi."

"Gini-gini fiksi lebih menarik di banding lo kak."

"Kasian adek gue korban fiksi," ucap Andra lalu terbahak.

"Fiksi apa atuh nak? Mama gak ngerti," sahut Mama-nya merasa bingung dengan pembicaraan kedua anaknya.

"Para calon masa depan Ratu."

"Halu dek."

Sang Papa menaruh korannya, lalu memberikan kunci mobil yang ia kantungi kepada Andra. Membuat Ratu heran.

"Loh kakak mau kemana? Kok dikasih kunci mobil?"

"Mau nganterin kamu, hari ini jaga toko dulu ya nak? Mama ada urusan sama teman."

Ratu mengangguk, sejujurnya ia sangat malas tetapi akan durhaka jika ia menolak suruhan orang tuanya. Niat gadis itu yang ingin melanjutkan nonton drakor harus tertunda.

When I Love You (✓) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang