25; sebuah akhir

115 47 13
                                    

•••

Walaupun terik matahari seperti membakar kulit. Ratu dan Kean memutuskan untuk berjalan-jalan di taman yang terakhir kali ia kunjungi dengan Andra serta menemukan si Leo. Mereka tidak sengaja bertemu di depan toko kucing.

Berbicara tentang Andra dan Leo, gadis itu menyuruh kakaknya untuk pulang duluan dan menitipkan Leo kecil ke Andra. Pasalnya Kean mengajak dirinya untuk berbicara berdua serta berjalan-jalan sebentar.

Gadis itu tidak bisa menolak. Dia termasuk kedalam kategori orang yang tidak enakan.

"Tau gak, kucing yang Zie gendong tadi nemunya disini."

Kean hanya tertawa kecil, ia jelas ingat kucing kecil dalam gendongan gadis itu.

"Bagaimana keadaanmu? Aku tau Abim pergi."

Kean tau mengenai pemuda itu yang kembali ke negara asalnya. Pasalnya tempo hari lalu Abim menyuruh dirinya untuk menjaga Ratu. Tetapi Kean tidak menerima tawaran Abim, keputusannya sudah bulat untuk membiarkan gadis itu memilih jalannya sendiri tanpa harus ada dia dalam kehidupannya.

"Memang ada orang yang ditinggal baik-baik aja?"

"Jangan terpaku dengan satu hal Zie, jalan kamu masih panjang. Kalaupun dia gak ada, kamu masih harus jalani aktivitas lainnya. Kelamaan bersedih juga tidak baik."

Mendengar penuturan pemuda yang berjalan di sampingnya itu membuat hati Ratu merasa lega. Memang hanya Kean yang dapat menjawab seperti yang dia inginkan.

Meanwhile...

Andra tidak henti-henti nya menyetir dengan berulang kali menoleh kearah kiri mendapati si Leo tengah duduk diam.

Dia merasa khawatir jika saja kucing itu mengacak mobilnya.

Tetapi perkiraan Andra salah. Ternyata kucing itu hanya diam tidak mengacak apapun. Dan itu membuat Andra berpikir jika si Leo tengah menikmati perjalanan.

Merasa senang karena kedamaian dalam mobilnya, pemuda itu menyetel musik sembari menikmati perjalanan.

Selang beberapa menit, Andra memarkirkan mobil di halaman rumah tanpa memasukinya ke garasi.

Ketika mengangkat kucing itu dari tempat duduk, Andra melihat bahwa jok mobil dia seperti basah.

"Shit. Kucing sialan!"

Makian Andra dalam mobil itu membuat si kucing terkejut. Pasalnya jok mobil dia dikencingi oleh si kucing. Padahal baru beberapa hari lalu ia menyuci mobilnya.

"Pantes lo diem dari tadi cing, jadi gini lo mengkhianati gue yang tadi seneng dan damai." Monolog Andra sambil berpikir jika ia harus menyuci mobilnya lagi.

Kucing itu hanya menatap Andra polos, sedangkan Andra memelototi Leo. Jika saja Leo bisa membalas ucapan Andra kemungkinan ia akan berkata, maaf gue sengaja seperti itu.

~~~

Setelah pertemuannya dengan Kean siang tadi, membuat Ratu berpikir dua kali semua ucapan pemuda itu. Bagaimana pemuda tadi mengutarakan isi hatinya, jika Kean masih menyayangi dia. Terbesit rasa bersalah pada hati gadis itu, tetapi mengapa dia merasa bersalah?

Ucapan pemuda itu yang paling dia ingat adalah, bagaimana dirinya harus merelakan kepergian Abim. Ratu memang menjadi murung, nafsu makan turun drastis, hatinya pun hampa setelah kepergian Abim.

Dia merindukan bintangnya.

Ratu beranjak dari kasurnya. Membuka buku diary yang selalu berada di atas meja belajarnya.

Menuliskan sesuatu di atas kertas putih polos itu dengan tinta hitam yang menggoresi. Dengan lihai gadis itu menuliskan semua isi hatinya, tidak lama tangannya berhenti, otak nya berpikir kata-kata apa selanjutnya yang akan ia tulis.

Perlahan cairan bening jatuh membasahi kertas putih yang sudah berisi tulisan. Gadis itu menangis, ia tidak sanggup menahan rasa rindu yang menjalar di hatinya.

Rasa rindu itu seolah membuatnya ingin bertemu lalu memeluk seseorang yang dia rindukan tanpa mau melepas lagi.

Pikirannya lelah begitu juga dengan hatinya. Semua ucapan Kean siang tadi hanya angin lalu. Nyatanya gadis itu tidak mau melupakan Abim dia memutuskan untuk menunggu pria itu kembali. Tidak peduli berapa tahun lamanya.

Tubuh gadis itu terkulai lemas, dengan langkah gontainya ia kembali kekasur. Dia tidak mau menangis sampai terdengar keluar, jadi Ratu lebih memilih menangis dengan ditutupi bantalnya.

Kamar dia bersampingan dengan kamar Andra, lebih baik dia mencari aman. Tidak mau membuat kakaknya itu khawatir lagi.

Kenangan dirinya dan Abim tiba-tiba terputar kembali di otaknya seperti kaset rusak. Karena kenangan itu juga dia semakin dibuat menangis.

.
.
.

To Bibim.

aku menulis ini karena merindukanmu. sampai sekarang masih kamu yang selalu ada di hati dan pikiran aku.

ini seperti lelucon buat hubungan kita. dari awal kita berpisah karena berbeda keyakinan, setelah itu berpisah lagi karena kamu pergi.

kenapa kamu selalu menjadi yang pertama meninggalkan aku?

apa kamu sudah melupakanku disana?
apa kamu sudah mencari yang baru disana?
apa kamu pernah memikirkan aku?
karena aku masih memikirkanmu disini.

dulu kita seperti langit dan bumi, yang begitu jauh. dan sekarang kita seperti matahari dan bulan yang sulit untuk bertemu.

bolehkah aku menunggumu untuk terakhir kali nya abim?

maupun beberapa tahun kedepan atau bahkan kehidupan selanjutnya.
i love you and still love you.

From Rara.

•••



a/n:

akhirnya selesai cerita ini, tadi nya sempat bingung ending nya mau gimana haha.

terimakasih untuk kalian yang membaca cerita ini sampai akhir 🤍

see u guys, stay healthy.

NA.BE 260722

When I Love You (✓) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang