epilog;

132 50 31
                                    

•••

Seorang gadis dengan rambut di cepol, serta pulpen yang setia mengetuk-ngetuk kepalanya sendiri itu tengah membaca formulir yang dipegangnya dengan cermat.

Tidak sedikitpun ia melewatkan satu huruf. Sampai dimana kefokusannya hilang ketika di sodori secangkir kopi hangat yang menjadi favoritnya.

Ratu tersenyum kepada yang memberikannya kopi, lalu menyodorkan formulir yang membuatnya pusing ke orang itu.

"Udah gue isi semua, thanks kopi nya Ray."

Satu tahun sudah berlalu, dirinya sudah lulus dan sedang sibuk melengkapi pendaftaran ke Universitas yang sama dengan kakak kelasnya dulu.

Rayhan mendecak. Merasa lelah setiap hari harus membantu Ratu mengurus berkas-berkas pendaftaran. Tetapi dia ikhlas melakukannya, bagaimanapun mereka adalah teman.

Tentang Naya dan Gezza, mereka berdua satu Universitas , hanya Ratu yang berbeda. Kean, dia kuliah merantau ke kota tetangga. Sedangkan Farel telah berpacaran dengan Gezza, mereka satu Universitas . Tersisa Ratu yang berpisah sendiri.

Dan Andra, sudah mempunyai pacar. Hubungan kakaknya dengan sang pacar cukup lama berjalan.

Abim, gadis itu memberhentikan langkahnya tatkala diotaknya terlintas nama Abim. Yang sudah lama tidak ia sebut karena begitu sibuk.

Apa kabar pria itu? Apakah sudah melupakan dirinya?

Ratu tertawa kecil, lebih tepatnya menertawakan dirinya sendiri yang sampai sekarang masih setia menunggu pemuda itu kembali.

Dari sini ia memahami. Rasanya berpisah dengan orang tersayang, merasakan rasanya berbeda keyakinan yang sulit bersatu. Serta tidak enaknya menunggu.

Terkadang rasa lelah selalu menghampiri hatinya. Tetapi gadis itu bersikeras meyakinkan dirinya bahwa pemuda itu akan kembali.

Merasakan ponsel digenggamannya berdering yang mengganggu dipendengeran. Ratu mengernyitkan dahi melihat nomor tidak dikenal menghubunginya.

Menggeser tombol hijau, sambungan terhubung lalu terdengar suara seseorang yang membuat gadis itu membelalakkan matanya lalu berlari cepat mencari taxi di pinggir jalan.

"Pak tolong cepet ya, saya ngejar waktu."

Rasa gelisah menghampiri gadis itu, tanpa sadar dia meneteskan air mata. Gadis itu menangis dalam diam karena rasa penantiannya selama satu tahun telah terbayar. Abim-nya kini telah kembali.

•••

End.


a/n:
epilog nya ga nge-feel ya.
saya sudah kehabisan ide, maaf.

terimakasih sudah membaca part terakhir.

When I Love You (✓) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang