5;

208 159 50
                                    

•••

Ratu yang sedang membantu sang Mama di dapur, tak hentinya di interogasi. Menanyakan soal Abim. Siapapun jika ditanyai begitu pasti akan merasa malu dan salah tingkah. Sama halnya dengan yang gadis itu alami, sangat malas menanggapi setiap pertanyaan sang Mama. Tetapi ia juga tidak mau durhaka dengan tidak menjawab sepatah katapun pertanyaan.

"Kalian dari kapan pacaran? Kok Mama baru tau."

"Baru 5 bulan Ma."

"Keluarganya gimana?"

"Bunda-nya udah gak ada, Papa-nya di Amsterdam. Jadi dia tinggal sama Aden sahabat kecilnya," Ratu menahan napas, harus sabar.

"Kamu serius Tu?"

"Ngapain aku bohong Mama ku cinta."

"Kalau gitu biar Mama anggap dia anak sendiri siapa tau jadi mantu."

Ratu yang sedang mengambil bahan makanan di kulkas langsung menutup pintu lemari es dengan kuat. Dia terkejut begitu pula Mama-nya.

"Astaghfirullah Ratu, kamu kenapa?"

Ratu menggaruk tengkuknya yang tak gatal, berlebihan kah cara terkejut dia?

"Lagian Mama ngelantur banget, udah ah gak usah nanya lagi."

"Dasar anak muda."

.
.
.

Saat persiapan makan malam sudah selesai, Ratu pergi ke ruang tamu mendatangi pacar sekaligus kakak nya. Dia melihat Abim yang tengah membantu Andra.

Lalu Ratu ikut bergabung dengan mereka berdua.

"Dih ngapain kamu bantuin Kak Andra," sewot Ratu yang duduk di sofa samping Abim dan mengambil se-toples cemilan.

"Bawel lo dek, emang nya lo yang bisa nya laknatin gue doang."

Mendengar ucapan Andra, Ratu langsung melempar 1 biji cemilan ke kakak nya.

"Kurang ajar, gue sering bantuin skripsi lo ya."

"Bantuin dekte doang anjir belagu."

Berakhirlah dengan keributan unfaedah kedua kakak beradik tersebut. Abim bergeming, tidak tau harus apa. Pasalnya Andra dan Ratu jika sudah adu mulut seperti Tom & Jerry.

"Ra, hei jangan gitu. Kak Andra lebih tua dari kamu," lerai Abim dan Ratu langsung diam.

"Yeu langsung diem gini lo dek."

Adzan maghrib berkumandang dan Andra menghentikan aksi bertengkarnya dengan Ratu lalu membereskan skripsinya.

"Jangan pacaran doang lo berdua, sholat dulu."

Ratu gelagapan sewaktu Andra bilang seperti itu.

"Iya kak iya, udah sana huss sholat lo," usir gadis itu, Andra mencebikkan bibir nya dan pergi meninggalkan kedua insan itu.

"Ra, aku ikut sholat gapapa kali ya," canda Abim yang berhasil mendapatkan pukulan lumayan keras dari Ratu.

"Ngelantur, mana di terima doa kamu."

Tidak habis pikir dengan jalan pikir kekasihnya.

"Ya udah kamu sholat sana," suruh Abim.

"Terus kamu gimana?"

"Aku izin pulang dulu untuk mandi."

"Bener kamu harus mandi, takut kena virus tadi deket kak Andra," canda Ratu dengan tawanya.

"Istighfar Ra, kakak kamu itu."

"Cowo gue berasa alim bener gini," kata Ratu sambil mengelus dadanya dan mengucap istighfar.

"Aku kristen, gak ada kata alim."

"Ck iya iya udah sana kamu bau."

"Tega bener gue di usir."

Ratu tertawa ketika melihat wajah Abim yang ngambek dibuat-buat.

.
.
.

Ratu yang sedang menyiapkan segala macam di meja makan itu langsung menoleh ke arah sang Mama ketika di tanyai keberadaan pacarnya.

"Loh Tu, Abim kemana?"

"Tadi dia izin pulang dulu Ma, mau mandi."

Dilain tempat Andra baru saja pulang dari masjid dengan Papa-nya. Mereka berdua berjalan dengan canda memasuki rumah.

Tetapi Andra tiba-tiba berhenti ketika melihat sesuatu yang sangat asing baginya. Sedangkan Papa-nya sudah melenggang masuk kedalam.

Di ambilnya barang itu lalu dia kantongi di sakunya.

.
.
.

"Ayo di makan nak Abim."

Meja makan sudah dipenuhi oleh 5 orang yang sudah menyatap makannya. Tidak hentinya Mama Ratu menawarkan ini itu kepada Abim.

"Iya Ma, nanti Abim habisin masakan Mama enak," jawab Abim membuat yang ada di sana tertawa kecuali Andra.

Pemuda itu termasuk orang yang susah akrab tetapi ketika dengan keluarga kekasihnya, rasanya berbeda. Abim seolah merasakan dia bagian dari keluarga itu.

Ratu yang menyadari sikap Andra berbeda dari biasanya lantas merasa heran.

"Kak lu gak kerasukan hantu pohon pisang samping masjid tadi kan?" tanya Ratu dengan tatapan menelisik, usaha mencari kejujuran pada wajah kakak nya.

"Kurang ajar, iman gue kuat ya dek," kata Andra mencoba terlihat biasa saja.

"Gue kira lo kenapa, dari tadi diem kayak mikirin utang."

"Bawel lo, abis ini gue mau ngomong berdua sama lo," putus Andra dan Ratu mengiyakan ajakan Andra.

Karena gadis itu berpikir kemungkinan Andra akan meminta bantu skripsinya.

Padahal bukan itu yang akan Andra bicarakan.

•••

Tbc

When I Love You (✓) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang