12;

144 124 29
                                    

•••

Dikerumunan mall yang ramai, begitu banyak orang berlalu lalang melihat se-isi mall tanpa kenal lelah. Ada yang belanja, bermain Timezone dengan keluarga, teman ataupun pacar, serta ada yang makan di toko-toko disana.

Sama halnya dengan Ratu, dia sedang berjalan mengelilingi mall bersama Rayhan. Ratu jadi banyak mengetahui tentang pria itu, tentang apa yang pria itu suka, tidak suka, phobia-nya, dan semacamnya. Mereka berdua sudah benar-benar dekat, tetapi hubungan masih sama saja.

Setelah putus dari Abim, besok adalah kedua minggunya dia telah pisah dari Abim. Mereka tidak berkontakan, maupun di sekolah apalagi luar sekolah.

Tetapi Ratu sesekali melihat Abim di sekolah, terlihat biasa saja. Ratu jadi merasa dirinya sendiri lah yang sedang susah melupakan Abim.

Move on memang membutuhkan waktu lama, tetapi Ratu tidak suka jika dia seperti orang bodoh sering menangis setiap malam sebelum tidur karena merindukan Abim, dia benci itu.

"Ratu," panggil Rayhan tetapi tidak mendapat sahutan dari Ratu.

Ratu sudah terlarut ke dalam lamunannya memikirkan Abim.

"Ra," pekik Rayhan lumayan keras yang mampu membuyarkan lamunan Ratu.

"Kenapa Abim?"

Tidak merasa tersinggung ataupun marah, Rayhan lantas tersenyum lalu menyentil dahi Ratu pelan.

"Gue Rayhan bukan Abim."

"Maaf... Ray, gue bener-bener gak sadar."

"Kangen Abim ya? Gue tau banget di posisi lo gimana Ra," jelas Rayhan dan mengambil tangan Ratu lalu menggenggam-nya, membawa Ratu mampir ke Ichiban Sushi Ratu yang ditarik hanya diam saja, dia juga sedikit lapar dan pegal karena berjalan keliling.

"Kenapa harus kesini Ray?" tanya Ratu saat sudah duduk berhadapan dengan Rayhan.

"Lagi mau Sushi, terakhir gue kesini bareng anak Band dulu."

"Kenapa lo berhenti nge-Band?" tanya Ratu lagi, dimana pertanyaan itu masih menjadi tanda tanya bagi semua murid di sekolahnya.

Ada yang bilang Rayhan berhenti karena mau fokus ujian kelulusan, ada yang bilang juga jika Rayhan berhenti karena dipaksa oleh orang tua-nya. Tetapi Ratu tidak mempedulikan gosip-gosip semacam itu yang belum tentu benar.

"Azura," ucap Rayhan membuat Ratu bertanya-tanya.

"Siapa dia?"

"Dia yang paling suka saat gue bermain musik, kalau dia dapet nilai yang tinggi di kelas nya dia selalu minta gue nyanyiin dia sebagai hadiah, dia selalu nemenin gue latihan nge-Band," cerita Rayhan membuat Ratu terdiam dan berpikir, jika Azura ini seseorang penting di hidup Rayhan.

"Tapi Tuhan lebih sayang dia Ra, dia ninggalin gue sendiri, di waktu terakhirnya gue gak dapat nemuin dia dirumah sakit yang bakal di operasi, dia mengidap Oligodendroglioma. (tumor yang terjadi di otak, sumsum atau tulang belakang)

Cerita Rayhan membuat Ratu terdiam, berpikir dan terus berpikir. Dia putus dari Abim saja sudah hampir gila bagaimana dengan Rayhan yang ditinggal Azura untuk selamanya. Ratu merinding sendiri membayangkannya.

"Kenapa lo gak ngunjungin dia?"

"Karena musik sialan itu, waktu itu gue lagi tampil di festival yang di adain kenalan gue luar sekolah dan bodohnya gue tetap ngelanjutin acara itu karena berpikir bahwa Zura bakal sembuh dan menemuinya setelah operasi," jelas Rayhan, tidak dapat dipungkiri sorot mata Rayhan berubah menjadi redup seperti lampu yang kehabisan daya, "tapi ternyata gue salah, dia pergi ketika gue bawain dia bunga tulip putih favoritnya."

"Ray," Ratu lalu menggenggam tangan Rayhan yang berada di atas meja lalu mengusapnya bermaksud menenangkan.

"Pasti sulit ya, kalo lo nyesel lo cukup kirim doa untuk Zura. Karena hanya itu yang dia butuhin sekarang, doa dari seseorang yang dia sayang," ujar Ratu membuat Rayhan tersenyum.

Saat itu juga pesanan mereka telah datang, suasana yang tadinya keruh sekarang telah mencair karena candaan Ratu.

~~~

Hari sudah malam, terlihat dua insan dari kejauhan yang Abim yakini itu adalah Ratu dan-

"Makasih Ray selamat malam," pamit Ratu kepada Rayhan. Mereka baru pulang setelah seharian menghabiskan waktu bersama.

"Duluan ya Ra, good night," setelah itu Rayhan melenggang pergi dan tersenyum ke arah Abim.

Abim hanya memasang wajah datar saja, dia marah karena Rayhan memanggil Ratu dengan 'Ra' tetapi dia sadar bahwa tidak ada hak lagi untuk dia marah.

Sebenarnya ketika melihat Abim berdiri di depan pagar rumahnya, membuat Ratu terkejut. Mereka tentu masih canggung setelah kejadian 2 minggu lalu.

"Udah malem, mending pulang," ujar Ratu sambil membuka gerbang nya.

"Ra, mau ngobrol sebentar?"

~~~

Di jam 9 malam Ratu meng'iya'kan ajakan Abim untuk mengobrol berdua di taman komplek. Sudah lewat 10 menit mereka berdua hanya diam saja, membuat Ratu kesal.

"Mau bi-"

"Pacaran sama Rayhan?"

Mendengar pertanyaan Abim membuat Ratu mendecak sebal, "maan ada waktu aku pacaran dengan yang lain," ujar Ratu membuat Abim bernafas lega.

Ratu menicingkan mata nya melihat Abim yang baru saja terang-terangan membuang nafas lega,"kenapa?"

"Gapapa, cuma masih cemburu aja."

Tidak habis pikir dengan mantannya satu ini, terlalu jujur jika dia cemburu padahal sudah jadi mantan. Tidak dapat dipungkiri Ratu menahan senyumnya.

"Mantan ngapain cemburu," ujar Ratu, "Kak Andra bilang apa ke kamu?"

Abim menatap Ratu ketika tiba-tiba saja menanyakan perihal Andra.

"Bilang, jaga Ratu dengan baik."

"Kalo jaga dengan baik kenapa malah putusin aku?" tanya Ratu dengan sorot mata tajamnya melihat ke Abim, "kamu bohong kan?"

Abim mengutuk kepada tidak beruntungannya, biasanya Ratu itu di malam hari sering lemot, tetapi sekarang menebak pun benar adanya.

"Iya, Kak Andra bilang kalo aku lebih baik jauhin kamu. Setelah dipikir-pikir bener lebih baik kamu dijauhin dari aku, kamu bisa main bareng Rayhan ataupun Kean tanpa khawatir aku marah," jelas Abim.

"Tapi kenyataannya kamu salah, aku gak baik-baik aja setelah kamu pergi. Hampa, cuma itu yang aku rasain," ujar Ratu lalu melihat langit malam yang gelap dengan banyak bintang bertaburan.

"Setiap malem aku selalu berusaha gak merindukan kamu, tapi pada akhirnya aku selalu ngerinduin kamu, kadang mau kamu untuk sekali lagi, boleh kan aku benci semesta?"

Abim menoleh ke Ratu,"aku juga benci semesta Ra," batin Abim lalu dia tersenyum tipis. "Maaf ya? Mau menunggu aku sekali lagi?"

"Maksud kamu?"

Abim hanya tersenyum lalu mengacak rambut Ratu pelan. Ratu tidak menolak, karena dia merindukan sentuhan kecil Abim.

•••

Tbc

When I Love You (✓) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang