21;

103 71 26
                                    

•••

Tempat yang lumayan ramai itu tidak sedikitpun mengganggu pikiran Abim. Di warnet, Dean yang tengah memainkan game dengan Abim yang tidak bermain sama sekali.

Dean tidak bodoh, dia jelas menyadari sikap Abim. Biasanya pria itu bermain dengan sangat baik, tetapi sekarang Dean lah yang terus berhasil mengalahkan lawan.

"Cok tembak itu!" seru Dean ketika melihat musuh mulai menyerang.

Tetapi tidak ada respon, membuat Dean jengah.

Abim meletakkan stick PS nya dan melepas headphone dari kepala, "warkop gas gak?" tanya Abim kepada Dean yang sedang serius bermain.

Dean mengangguk, dan Abim langsung keluar dari warnet menuju warkop bersama Dean. Kedua tempat itu memang menjadi tempat nongkrong buat mereka berdua di tambah Farel.

Sampai warkop terlihat Farel sudah disana membuat Dean bersalaman ala cowo dengan sohibnya itu.

"Tumben gak ke warnet?" tanya Dean yang sudah menyeruput kopi Farel.

"Mata gue sakit kampret liat layar terus," balas Farel, dia langsung merebut kopi miliknya dari Dean.

"Lo berdua tau Kean?" celetuk Abim membuat kedua Sohib itu menggeleng tidak tau.

Tiba-tiba Dean langsung menggebrak meja membuat beberapa orang di warkop terkejut dan melihat kearahnya.

"Gue denger tadi di kantin lo ribut sama anak kelas Ratu," rasa penasaran itu tidak mampu membuat Dean diam, dia sempat mendengar gosip anak perempuan dari kelasnya ketika dia sedang mabar bersama Farel dan teman lainnya.

Farel mengangguk, dia juga sama penasarannya.

Abim terkekeh,"gue gak ribut."

"Bagus bagus, gue gak percaya," ujar Dean sembari menepuk bahu Abim yang langsung ditepis oleh sang empunya.

"Dia ngajak Ratu balikan."

~~~

"Serius lo Tu!" seru Gezza yang sudah memasang pendengarannya dengan fokus mendengar cerita Ratu ketika kejadian di kantin sekolah tadi dimana Kean mengajak dia balikan lalu datanglah Abim.

"Perkiraan kita bener kan Za, mau buka toko dukun gak sama gue?" usul Naya membuat Ratu tidak habis pikir dengan kedua sahabatnya yang kelewat bodoh seperti dirinya.

"Ogah, nanti di tangkep satpol pp," tolak Gezza.

"Musrik amat lo Nay ngajak buka toko dukun," timpal Ratu lalu mulai melanjutkan ceritanya tadi yang membuat Gezza beberapa kali ber'oh'ria. Sedangkan Naya dia merasa jika posisi Kean terlalu sad boy, tetapi dia tidak peduli.

"Emang seharusnya lo itu jomblo aja Tu," ucap Gezza ketika Ratu sudah selesai bercerita.

"Jomblo kok ngajak-ngajak," ujar Ratu lalu bangkit dari duduknya,"lo berdua mau minum apa?" tanya Ratu selaku tuan rumah karena kini mereka bertiga sedang berkumpul di kamar Ratu tidak lagi dirumah Naya. Kalau kata Gezza dia bosen di rumah Naya terus, sesekali ingin tempat yang lain dan ketika disarankan ke rumahnya sendiri dia langsung menolak, katanya dia tidak mau rumahnya berantakan karena ramai orang. Padahal belum tentu dia yang membereskan.

"Gak usah repot-repot kali, gue mah jus apel aja," enteng Gezza yang sudah merebahkan diri di kasur empuk Ratu. Setiap ke rumah Ratu atau Naya, Gezza lah yang selalu bersantai seperti rumah sendiri.

"Gue es teh aja Tu melokal," -Naya.

"Punya dua temen kok ngerepotin semua," oceh Ratu sambil berjalan keluar menuju dapur.

When I Love You (✓) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang