19;

99 77 19
                                    

•••

Suara bising yang diciptakan oleh mereka berenam menghangatkan suasana. Walaupun banyak perdebatan antara mereka tetapi itu tidak lah serius.

Seperti Ratu dan Dean, Gezza dan Farel. Mereka selalu bertengkar tidak ingat tempat sekitar, Abim dan Naya hanya memandang malas kepada mereka berempat yang ribut.

"Heh Den, kalo mau nyanyi di luar sono!" omel Ratu ketika Dean sedari tadi bernyanyi diiringi petikan gitar oleh Farel.

"Tau anjir, gue tau suara lo bagus jadi mending sekalian ngamen di lampu merah," sambung Gezza ikutan menistakan Dean.

Farel sudah menahan tawa melihat Dean yang dinistakan oleh 2 gadis sekaligus.

"Gak usah ketawa lu," ujar Gezza ketika sadar Farel menahan tawa dan itu membuat nya jengkel.

"Sorry aja nih ye Tu, ini udah diluar anying," balas Dean.

"Bodo amat, inti nya lo diem."

"Dih sapa lo nga-"

Ucapan Dean berhasil terputus ketika Ratu menyumpali mulutnya dengan 5 biskuit sekaligus. Membuat semuanya tertawa kecuali Abim.

Jika diperhatikan sedari tadi Abim hanya diam memandang malas keributan dua orang di depannya. Dia cemburu ke Dean tetapi tidak bisa mengatakan apa-apa.

Meskipun dia lelaki, dia terlalu gengsi mengakui terlebih dia hanya mantan.

"Ekhem," deheman Farel seketika membuat semuanya melihat ke arahnya.

"Keselek pak haji?" tanya Dean.

"Minum baygon," sambung Gezza membuat Ratu tertawa. Humor dia terkadang memang tidak tau malu.

"Kalo gue mati, nanti lo sama siapa?" kata Farel ke Gezza membuat Ratu men'cie'kan dua orang yang gengsi besar dengan perasaannya.

"Ra," panggilan Abim sukses membuat mereka terdiam lagi dan lagi.

Ratu yang terpanggil tidak sekalipun menyaut atau pun menoleh ke Abim. Dia sedang sibuk bergelut dengan pikiran dan hatinya.

"Bisa ikut aku sebentar?" tanya Abim dengan tatapan serius.

"Mau ke-"

Belum sempat melanjutkan ucapannya, Abim menarik Ratu dari duduknya lalu membawa Ratu keluar dari rumah Naya.

"Gak kelar-kelar urusan rumah tangga nya perasaan," celetuk Farel lalu mulai memainkan gitarnya lagi.

"Ribet ye ngurusin anak muda," ucapan Dean berhasil membuat Naya dan Gezza menatap Dean malas. Terlalu lelah meladeni manusia otak setengah seperti Dean.

"Iya si paling tua mah diem aja," sambung Naya.

~~~

Waktu hampir menjelang malam yang berarti sekarang sudah memasuki waktu petang, dan Abim membawa Ratu yang ntah kemana karena Abim tidak mengucapkan sepatah kata pun setelah keluar dari rumah Naya sampai mereka masuk ke dalam mobil.

Sungguh kebetulan Abim membawa mobil Dean karena motornya sedang di servis.

"Kita mau kemana?" tanya Ratu ketika menyadari bahwa jalanan yang mereka lewati terasa asing yang berarti sudah sedikit jauh dari rumah Naya atau bahkan rumah dia sendiri.

"Nanti juga tau."

1 jam telah berlalu, turun dari mobil dapat Ratu rasakan angin sejuk yang dia sukai. Mereka berdua telah sampai di tujuan setelah 1 jam lama nya di perlajanan.

Abim membawa Ratu ke pantai, dan itu sepi mengingat sudah sangat sore yang menyisakan beberapa orang berada di villa.

"Kenapa bawa aku kesini?" Ratu terheran.

When I Love You (✓) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang