9;

166 146 41
                                    

•••

Malam ini Ratu sedang memikirkan apa yang terjadi kepadanya hari ini.

Dia dan Abim sekarang sedang saling diam, itu karena Abim yang memergoki dirinya sedang berbincang dengan mantannya.

Padahal hanya sekedar berbincang kecil karena sudah lama tidak bertemu dan Ratu yang sekalian mengembalikan KTP milik Kean yang selalu dia simpan.

Tetapi Abim telah salah paham ketika Ratu bilang merindukan Kean karena saat itu tepat Abim datang.

Berujunglah dirinya dan Abim menjadi saling diam atau lebih tepatnya Abim yang sedang ngambek.

Ratu sudah berulang kali menelpon Abim, tetapi selalu tidak di angkat.

Dilain tempat, Abim dan Dean tengah ribut bermain game Playstation, dan karena terlalu asik Abim sampai tidak sadar bahwa ponselnya terus saja bergetar.

"Woy Den jangan lemot napa hajarnya!" kesal Abim.

"Halah bacot, makan aja nih makan," kesal Dean yang langsung memasukkan cemilannya paksa ke mulut Abim membuat Abim menolaknya.

"ANJIR MENANG DEN MENANG!" heboh Abim merasa bangga diikuti oleh Dean karena memang mereka se-tim.

Tiba-tiba suara hujan mulai terdengar, dapat dipastikan bahwa hujan datang lagi. Bahkan jika dihitung hari ini hujan sudah turun 2 kali.

"Buat teh hangat Den, kan gue udah menang," ujar Abim yang langsung merebahkan dirinya di sofa.

Kini mereka hanya berdua, karena Bi Nina yang tengah pulang ke kampung halamannya.

Benar-benar dua anak pria yang miris.

"Dih si kutu kupret mulai merintah tuan rumah," sewot Dean lalu mulai bangkit dari duduknya di lantai dan pergi ke belakang untuk membuat teh hangat.

"ADEN! LOPYU," teriak Abim membuat Dean merinding.

"BABI KALO MAU GAY JANGAN SAMA GUE," sahut Dean dengan teriakannya.

Setelah itu bel rumah berbunyi, membuat Abim berpikir siapa yang bertamu ke rumah Dean di jam segini.

Saat membuka pintunya, Abim benar-benar dibuat terkejut dengan kedatangan Ratu yang sudah basah kuyup karena hujan.

~~~

Dean meletakkan teh untuk Ratu di atas meja dan ikut duduk di depan Abim dan Ratu, dengan Ratu yang sudah memakai handuk di bahunya.

"Lo ngapain disitu," ucap Abim yang menunjuk Dean dengan dagu nya bermaksud menyuruh Dean pergi ke kamar.

"Ini rumah gue, kenapa gue berasa babu."

Mendengar ocehan Dean membuat Ratu terkekeh.

"Jangan ngelakuin hal aneh lo berdua, banyak setan," setelah bilang seperti itu Dean pergi ke kamarnya.

Abim melihat ke Ratu yang dia yakini sedang kedinginan terlihat dari wajahnya yang pucat serta tangan gemetarnya.

Dengan cepat Abim meraih tangan Ratu dan menggenggamnya bermaksud memberi kehangatan dan Ratu tidak menolaknya dia merasakan hangat di sekujur tubuhnya.

"Kamu ngapain kesini? Gak liat diluar hujan?" ujar Abim tidak habis pikir dengan keberanian Ratu.

"Aku khawatir karena kamu gak jawab telepon," jawab Ratu sambil menunduk.

Langsung saja Abim menarik Ratu ke dalam pelukannya lalu mengusap helaian rambut Ratu, "seharusnya kalau hujan berteduh dulu, kan aku sering bilang," ucap Abim lalu melepas pelukannya dan menatap Ratu yang sudah mengeluarkan air matanya.

"Kok nangis?"

Ratu menggeleng,"Abim a-aku bener-bener gak ada apa-apa sama Kean...," ucap Ratu yang menatap Abim dengan mohon.

Abim tersenyum, "aku tau Ra, aku percaya sama kamu," ucap Abim lalu menghapus air mata Ratu dan memegang pipi kirinya, menatap mata Ratu sangat dalam begitu juga dengan Ratu, dia benar-benar terkunci dengan tatapan Abim.

Perlahan Abim menepis jarak antaranya dengan Ratu dan menjadi semakin dekat, hidung mereka berdua bertemu dan itu membuat Ratu otomatis menutup matanya, Abim tersenyum gemas melihatnya.

"ASTAGHFIRULLAH SETAN!" lempar Dean ke Abim otomatis dengan sendal yang dia pakai di dalam rumah.

Ratu langsung menjauh dan Abim langsung duduk tegak salah tingkah, merasa malu karena dia hampir kelepasan.

"Btw Den ngapain lo istighfar," karena yang Ratu tau bahwa Dean juga seagama dengan Abim.

"Otomatis Tu, lagian lo berdua udah gue peringatin ya Allah," jawab Dean dengan mengusap dadanya.

"Den istighfar inget Tuhan lo," ucap Abim.

"Astagh-" ujar Dean yang mengikuti perkataan Abim tetapi terputus karena dia merasa paling bodoh.

"Anjing lo," sadar Dean membuat Ratu tertawa melihat pertengkaran mereka berdua.

~~~

Kini Ratu sudah berdiri di depan pintu rumahnya, dia sudah di antarkan Abim pulang tetapi Abim tidak langsung pergi begitu saja. Dia memastikan jika kekasihnya sudah masuk rumah.

Tidak tau mengapa, tangan Ratu gemetar dia merasa takut. Lalu pintu terbuka menampilkan Andra dengan kaos oblong putihnya serta kacamata yang Ratu yakini kakak nya ini sedang mengerjakan tugas.

Andra melihat keadaan Ratu merasa khawatir, tetapi ketika melihat Abim ada di samping Ratu dia langsung merubah wajahnya menjadi datar.

"Dari mana? Siapa yang bolehin keluar tadi?" ucap Andra karena Ratu keluar tadi secara diam-diam mengingat keluarganya pada di dalam kamar.

"Maaf kak... gue tadi-"

"Masuk," ujar Andra memutus ucapan Ratu, "dan lo," lanjut Andra dengan menunjuk Abim, "gue mau ngobrol berdua."

"Ngobrolin apa? Kenapa gue harus masuk? Gue mau disini," bantah Ratu karena feeling-nya merasa tidak enak.

"Ratu! masuk," tegas Andra membuat Ratu terdiam lalu melihat Abim.

"Masuk Ra, aku baik-baik aja," ucap Abim lalu Ratu menghela napasnya dan masuk dengan terpaksa. Lagipula tubuhnya benar-benar terasa lemas dan dia harus membersihkan diri juga.

Setelah kepergian Ratu, Andra menyuruh Abim duduk di bangku yang tersedia di depan teras rumahnya.

Walaupun jam sudah menunjukkan 10 malam, tidak enak jika Abim harus menolak ajakan Andra.

"Nih kalung lo," ucap Andra memberikan kalung Salib Abim.

Abim menerima kalung itu, lalu menatap Andra penuh tanya.

"Waktu itu gue temuin depan pintu, sorry kalo sikap gue buat kalian berdua sakit hati," ujar Andra mengingat sikap dinginnya yang terkesan kasar kepada Ratu dan Abim.

"Gue gak masalahin itu, cuma jangan sakiti Ratu dengan kata-kata tajam lo," ucap Abim membuat Andra melihat ke arahnya.

"Lo bener-bener baik buat adek gue," ucap nya lalu tertawa, itu membuat Abim merasa malu.

"Gue belum ba-"

"Jauhin Ratu, itu lebih baik lagi kan?"

Ucapan Andra sukses membuat Abim terdiam, jika dilihat Andra serius dengan ucapannya.

•••

Tbc

When I Love You (✓) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang