jasmine tersenyum kecil penuh arti. dia masih nggak percaya sama situasi yang dialaminya ini. diboncengi nathan dengan tangannya yang melingkar pada pinggang lelaki tersebut.
hatinya rasanya tenang sekali. bebas. seperti rambutnya yang panjang hingga keluar helm beterbangan tertiup angin. senyuman pada wajahnya seperti menempel permanen tidak bisa hilang. walaupun jantungnya berdetak nggak karuan dan perutnya geli dipenuhi kupu-kupu.
tapi ada satu hal yang berhasil mengganggu pikiran tenang jasmine. detak jantungnya menambah cepat saat motor nathan terparkir di antara barisan motor lain.
jasmine langsung turun diikuti nathan. mereka melepas helmnya bersamaan walaupun jasmine agak kesusahan sedikit karena rambut panjangnya yang menyangkut-nyangkut. lagi pula, jasmine memang agak jarang naik motor jadi ia tidak biasa memasang dan melepas helm.
nathan terkekeh kecil melihat kelakuan dan penampilan jasmine.
"berantakan," gumamnya. tangannya bergerak untuk menata rambut jasmine dengan lembut dan hati-hati. jasmine diam mematung tidak tau harus berbuat apa.
setelah puas, nathan menurunkan tangannya dan menatap jasmine manis. gadis di hadapannya itu tambah merasa salah tingkah. sepertinya sudah jelas bahwa love language lelaki satu ini adalah act of service.
untuk menghindari tatapan nathan, jasmine bercermin pada kaca spion motor pemuda tersebut. ia menolehkan kepalanya, memeriksa rambutnya dari berbagai sudut. ia tidak perlu menatanya lagi, nathan sudah melakukannya dengan baik.
gadis itu kembali menghadap nathan.
"udah ngacanya? padahal udah cantik," ujar lelaki itu.
jasmine mengangguk kecil.
"dah, masuk yuk," ajak nathan sambil meletakkan helmnya.
sebelum nathan melangkah pergi, jasmine menarik ujung kemeja seragam lelaki tersebut. nathan pun berbalik badan, memberikan tatapan bertanya pada jasmine.
"kok gue takut ya masuk sekolah bareng lo?" cicit jasmine malu-malu.
inilah hal yang dari tadi mengganggu pikiran jasmine. dia nggak tau harus apa saat memasuki pekarangan sekolah berdampingan dengan nathan. membayangkan tatapan dari orang-orang saja udah bikin bulu kuduknya berdiri.
nathan tersenyum. ia meraih lembut dan menggenggam jemari jasmine yang mencengkeram seragamnya. ibu jarinya mengelus-elus punggung tangan jasmine.
"nggak apa-apa, kita kan berdua. nggak bakal ada yang ganggu lo kalo sama gua, yang ada orang ngompol duluan," ujar nathan setengah bercanda.
jasmine terkikik geli. hatinya sedikit lebih tenang dibandingkan tadi berkat kata-kata pemuda di hadapannya. ia pun melangkah menjajarkan tubuhnya dengan nathan.
"yaudah, ayo," ajak jasmine. ia menarik pelan tangan nathan menuntunnya sedikit, lalu ia lepaskan genggamannya. bukannya menjauh, jasmine malah mendekat dan melirik wajah nathan. kepalanya harus sedikit mendongak ke atas karena perbedaan tingginya.
jasmine tersenyum menggemaskan. nathan pun membalasnya dengan melakukan hal yang sama, hidungnya mengerut lucu. karena jasmine yang mendekat, nathan menggunakan kesempatan ini untuk merangkul gadis tersebut. senyuman yang melekat pada bibir jasmine melebar, bahkan terdengar kekehan kecil malu-malu, menampilkan lesung manisnya.
nathan mengapit badan jasmine dengan lengannya. mereka pun berjalan sambil sesekali bergurau dan tertawa. semakin dekat dengan pintu masuk sekolah, semakin rendah tangan nathan bertengger di tubuh jasmine. yang tadinya dengan berani memeluk pundaknya, kini malu-malu menyapu pinggul mungil jasmine.
jujur, nathan pun masih merasa malu untuk berjalan berdua bermesra-mesraan seperti ini. rasanya masih terlalu asing. dan pada akhirnya, lengan nathan pun jatuh sepenuhnya, kembali pada tempatnya di samping tubuhnya.
jasmine merasakan pergerakan tersebut. dia bingung harus merasa kecewa atau malah lega. pada satu sisi, adanya lengan nathan di sekitar bahunya terasa sangat nyaman. dan sekarang rasa hangatnya hilang walau masih terbayang-bayang. namun, di sisi lain dia juga setengah mati mengumpulkan keberanian untuk memasuki area sekolah dirangkul nathan. sepertinya mengurangi skinship saat ini bukan ide yang buruk.
jasmine akhirnya mengabaikan saja perasaannya. lebih baik menghindar dari tatapan terkejut dan bisikan orang-orang yang melenceng. hubungan mereka belum official juga, menurut jasmine ia masih harus main aman.
seperti tebakan jasmine, banyak murid yang menatap mereka tak percaya. walaupun sejak dulu mereka tidak jarang terlihat berjalan berduaan di area sekolah, kali ini aura mereka terasa berbeda. seolah-olah ada kata-kata "melalui masa pdkt" tertempel pada dahi mereka berdua. orang-orang pun langsung berspekulasi, apakah mereka sudah berpacaran? sejak kapan?
tak bisa dipungkiri, banyak perempuan yang merasa iri dan kalah saing melihat jasmine berdekatan dengan nathan. pesona nathan sudah menjadi rahasia umum. wajahnya dapat membuat orang yang tak mengenalinya pun menoleh kagum saat berpapasan.
untungnya tidak ada yang mencibir ataupun kelihatan tidak suka. mereka hanya keheranan kemudian berbisik ke temannya, "mereka berdua udah jadian?"
jasmine sebenarnya tidak nyaman karena dia tidak biasa menjadi pusat perhatian. namun tidak dengan nathan. ia sering kali menjadi pusat perhatian karena karismanya yang sulit untuk dilewatkan.
nathan menyadari gerak-gerik jasmine yang menandakan bahwa dia tidak nyaman. perlahan jemarinya menyentuh pergelangan jasmine, memegangnya dengan lembut.
ia mendekatkan wajahnya ke telinga jasmine dan berbisik, "nggak usah didengerin, nggak usah dipikirin juga. mereka cuma kepo."
jasmine menengok ke arah nathan dan ia refleks menjauh karena jarak wajah mereka yang terlalu dekat. nathan hanya tersenyum dan kembali melihat ke depan.
jemari nathan yang tadinya melingkari pergelangan jasmine kini berpindah, menggenggam tangan gadis tersebut dan menautkan jari-jari mereka.
jasmine tersenyum kecil. kini dia yakin, dia dapat memercayai nathan dalam hal apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
cherrybelle ; lee jeno
Fiksi Penggemar[ lokal au ] kayak kata orang lain, pertemanan beda jenis pasti selalu menimbulkan rasa.. rasa apalah itu jasmine gak peduli. non baku, harsh words, lowercase small conflict on going