beberapa hari berlalu, kini keadaan jasmine membaik. walaupun tengah malam masih suka tiba-tiba teringat berakhir air mata, seperti semalam. mungkin karena sedang datang bulan juga—semalam jasmine sedang memakan coklat karena ngidam. eh, tiba-tiba malah ingat radhifan yang rajin memberinya coklat saat pms. tapi, overall perasaannya sudah tenang, sih.
pagi ini jasmine bangun tidur dan bercermin sambil bersenandung. perasaannya sedang bahagia, tapi ia malah panik melihat matanya sembab karena menangisi memori coklat semalam. semua ini salah pms yang bikin jasmine mengalami mood swing parah!
jasmine mencuci mukanya berkali-kali bahkan sampai mengompres matanya dengan es batu. peduli setan, nggak ada yang boleh membunuh mood bagus jasmine pagi ini! bahkan muka sembab dan puffy pun nggak boleh.
sesampainya di sekolah, jasmine menyalami guru yang dia lewati di koridor sekolah. sapaan pun dia lemparkan ke warga sekolah. aura cerah memancar dari tubuh tinggi gadis cantik tersebut. ia melenggang santai ke kelasnya.
gadis bersurai gelap itu duduk manis di kursi mejanya dan membuka halaman novelnya yang terakhir ia baca. jasmine memasuki bab baru dalam cerita yang kini dia baca, persis mencerminkan hidupnya.
jasmine tersenyum kecil, sedikit nggak sabar buat cari tau apa yang akan terjadi selanjutnya di cerita novelnya. dengan seksama matanya membaca setiap kata yang tertulis di permukaan kertas bukunya.
beberapa menit berlalu, konsentrasinya pecah dan kepalanya terangkat, menengok ke arah asal suara yang mengganggunya. jasmine melihat pemuda tinggi, kurus, dengan muka lucu seperti kelinci mengetok pintu kelasnya yang sudah terbuka.
"kenapa shak?" sapa jasmine ke shaka yang lagi nyengir lebar.
"itu jas.. dicariin pak bos," jawab shaka, cengirannya melebar.
jasmine memasang raut bingung. pak bos? emangnya shaka bawahan?
"pak bos siapa?" tanya jasmine.
shaka berdecak kecil, "masa nggak tau? jojon, loh!"
"ooh," jasmine tertawa kecil atas kelakuan temannya. dia mengangguk singkat dan berdiri, mengikuti shaka yang jalan mendahuluinya.
shaka menuntun jasmine ke nathan yang berdiri di pinggiran koridor, mencondongkan tubuhnya ke railing pembatas dan melihat ke bawah. shaka mencolek pundak nathan membuat empunya menengok kaget.
"eh- jasmine.." cicit nathan gugup.
jasmine cuma bisa tersenyum malu. shaka menepuk pundak kedua temannya bergantian. lalu, dia mendekatkan tubuhnya ke arah nathan dan berbisik, "good luck ya, bro. yang gentle."
nathan cuma memutar bola matanya dan bergumam iya berkali-kali sambil mendorong shaka, alias mengusirnya. shaka berjalan menjauh memasuki kelasnya sambil melambai tangannya lebay.
jasmine terkekeh pelan melihat kelakuan shaka, sedangkan nathan menggeleng-gelengkan kepalanya. tangannya menutup wajahnya, malu digituin di depan doi.
setelah beberapa saat nathan menyiapkan mental dan kata-kata, dia akhirnya memutuskan buat bersuara. tapi, bukan kalimat yang sudah dia latih yang keluar. melainkan pertanyaan, "lo nggak apa apa?" setelah memperhatikan wajah jasmine sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
cherrybelle ; lee jeno
Fanfiction[ lokal au ] kayak kata orang lain, pertemanan beda jenis pasti selalu menimbulkan rasa.. rasa apalah itu jasmine gak peduli. non baku, harsh words, lowercase small conflict on going