Chapter 19

1.1K 121 7
                                    

Setelah mungkin hampir 2 Minggu di Hospital Wings, Charlotte akhirnya diizinkan kembali beraktivitas. Walaupun dengan wajah pucat yang masih terlihat jelas di wajahnya.

Baru saja keluar dari pintu, dirinya sudah disambut oleh Draco yang langsung memeluknya. "Charlotte!"

"Halo Drake." Balas Charlotte dan memeluk Draco. "Bagaimana keadaanmu sekarang? Lebih baik?"

"Tentu saja. Bagaimana pesta dansamu? Aku penasaran siapa pasanganmu." Ledek Charlotte membuat Draco mendengus.

"Parkinson. Hanya terpaksa." Charlotte tertawa kecil dan menepuk pundak Draco. "Kenapa tidak mengajak Astoria Greengrass?" Charlotte tau kalau adik sepupunya itu menyukai Astoria.

"Sudah duluan di ajak." Balas Draco pelan.

"It's sad." Mereka berdua berjalan menuju Common Room Slytherin sembari bercerita banyak hal terutama Draco. Di pertengahan jalan, Draco berpisah dengan Charlotte karena ada urusan.

Charlotte kembali berjalan dan menemukan Harry, Hermione dan Cedric yang sedang bercerita. Harry yang melihat kakak baptisnya dari jauh langsung berlari memeluknya.

"Charlotte!" Charlotte terkejut dengan pelukan tiba-tiba Harry. Untung saja dia berhasil menjaga keseimbangannya. "Bagaimana keadaanmu sekarang? Masih ada yang sakit? Wajahmu masih pucat. Kenapa kau disini?"

"Wow, calm down boy. Satu-satu." Potong Charlotte cepat karena tidak bisa menjawab pertanyaan beruntun dari Harry. Hermione mendekat dan melihat Charlotte dari dekat. "Tidak ada yang terluka?"

"Aman." Balas Charlotte dan mengusap kepala Hermione.

Cedric yang melihat semua itu sangat terkejut. Dia memberanikan diri untuk bertanya langsung pada mereka. "Harry."

Harry berbalik. Dia baru sadar kalau masih ada Cedric disini. "Cedric.. maaf. Aku lupa kau masih disini." Cedric hanya mengibaskan tangannya. "Tidak apa-apa. Ah, bolehkah aku bertanya padamu?"

"Of course. Apa yang ingin kau tanyakan?"

Cedric menatap Charlotte dan kembali menatap Harry. "Kenapa kalian berdua bisa dekat dengannya? Maksudku, dia seorang Slytherin. Musuh bebuyutan kalian."

Harry dan Hermione saling berpandangan. "Ini sedikit rumit dijelaskan memang. Tapi, katakan saja dia kakak baptisku." Cedric terkejut dan menatap Charlotte tak percaya. "God sister? Kalian memiliki ayah baptis yang sama?"

Charlotte mengangguk. "Yeah.. apa pertanyaanmu sudah terjawab?"

"Yeah. Eum.. Charlotte, bagaimana keadaanmu?" Tanya Cedric sambil menggaruk tengkuknya.

"Much better. Terimakasih sudah bertanya. Baiklah aku harus pergi. aku melewatkan banyak kelas, Apalagi kelas Professor Moody." Charlotte merinding ketika mengingat Professornya yang menyeramkan itu.

Charlotte menemui semua guru yang ia lewatkan jamnya selama hampir 2 Minggu karena dirawat di Hospital Wings. Dan jangan lupa tugasnya yang menggunung seperti beban pikirannya. "Hell... Sebanyak ini?" Ingin sekali rasanya ia menangis.

"Doakan mataku baik-baik saja." Dengan cekatan, Charlotte mulai mengerjakan tugas-tugas yang menggunung miliknya hanya dalam satu malam sampai-sampai ia lupa untuk makan malam. Mungkin saja dia akan kembali ke Hospital Wings. Lagi.

Jam 3 pagi, Charlotte berhasil menyelesaikan tugasnya yang tertunda. Ia mengucek matanya yang sakit karena terlalu banyak menatap perkamen-perkamen.

"Ah, aku lapar. Tapi aku juga mengantuk..." Lirih Charlotte yang sudah tidak bisa menahan kantuknya.

Ia meletakkan kepalanya di atas meja dan mulai menutup matanya. Sesaat sebelum matanya tertutup, dirinya melihat siluet Severus yang berdiri di depan pintu kamarnya.

𝐓𝐇𝐄 𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓 | 𝐒𝐞𝐯𝐞𝐫𝐮𝐬 𝐒𝐧𝐚𝐩𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang