Chapter 41

672 71 8
                                    

Hogwarts bergetar hebat mendengar suara Auman yang berasal dari langit. Bahkan Voldemort sendiri juga terkejut dengan kedatangan naga raksasa yang menyemburkan api panas dan mengacaukan barisan pasukannya. Harry dan yang lainnya menatap heran, dari mana asal naga itu dan mengapa menyerang Voldemort?

"Harry!" Panggil Luna membuyarkan lamunannya. "Cepatlah!" Luna berlari duluan dan segera diikuti oleh Harry di belakangnya.

"Kau bisa bertanya langsung pada anaknya. Hanya dia satu-satunya yang tau dimana mahkota Ravenclaw itu berada." Luna menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Harry. "Semoga beruntung."

...

Charlotte keluar dari portal dengan nafas terengah-engah sembari mendesis pelan. Setiap kali ia batuk, darah akan terus keluar dari mulutnya. Tanda hitam itu.. memang tidak akan pernah bisa hilang darinya.

"Memanggilnya ternyata menggunakan sihir hitam yang sangat banyak ditambah, sihir milikku tidak terkendali dan terlalu kuat." Jantungnya kembali merasakan sakit yang luar biasa hingga membuatnya jatuh terduduk dan menyandarkan tubuhnya pada pilar dibelakangnya.

Sayangnya, dia tidak bisa duduk disini terlalu lama. Mereka bertarung di sana dan Charlotte tidak ingin melihat orang-orang yang dia sayangi terbaring tak bernyawa.

Dia berusaha bangkit berdiri dengan menopang tubuhnya. Tangannya gemetar saat berusaha mempertahankan keseimbangannya. Sebelum jatuh, tubuhnya berhasil di topang oleh seseorang.

Gadis berambut ikal bewarna blonde menatapnya sambil tersenyum. "Hai."

"Huh?" Charlotte bergumam pelan. Dengan pelan, ia kembali diletakkan bersandar di pilar oleh gadis itu yang menatapnya tersenyum. Sedari tadi, ia menatap Charlotte penasaran karena menggunakan topeng Death Eaters.

Dia meraih topeng itu tampaklah wajah Charlotte dalam keadaan pucat dan urat-urat hitam di kini telah menutupi hampir setengah bagian wajahnya.

"Oh astaga." Ujarnya sembari menutup mulut terkejut. "Kondisimu sangat parah."

Tanpa mempedulikan ucapan gadis itu, Charlotte berusaha untuk bangkit berdiri, tapi lagi-lagi gadis itu menahannya.

"Menyingkirlah."

"Bisa saja kau mati setelah ini. Jadi jangan bergerak."

Charlotte berdecih kecil. Keheningan melanda mereka berdua. Dari setiap sudut Hogwarts, pasti terdengar suara pertarungan.

"Apa kau tau kalau setiap pohon di forbidden forest memiliki diameter 22 kaki?"

"Tidak."

"Oh, aku pernah mendengar dari cerita Harry kalau Ruangan kamar rahasia atau chamber of secret lebih luas daripada great hall. Seberapa luas menurutmu jika dibandingkan?"

"Entahlah."

Dia kembali melirik gadis disampingnya yang sedang mengobati lukanya. Dilihat dari penampilannya dan ucapannya yang sedikit di luar nalar, bisa ditebak bahwa ia seorang Ravenclaw.

Sungguh gadis aneh.

"Yah, darahmu tidak bisa berhenti." Ucapnya sembari menghentikan kegiatannya. "Jika di dunia Muggle, penyakit itu namanya Hemofilia."

"Aku juga tahu hal itu." Charlotte menepis pelan tangan gadis itu yang ingin menyentuh wajahnya. "Dasar."

Gadis itu terkekeh. "Namaku Luna Lovegood. Kau pasti Charlotte Hazelt. Namamu sering sekali terdengar saat rapat Orde."

Semudah inilah dia dikenali? Oh dan lihat betapa terkenalnya di para anggota Orde. Harry pengadu.

"Kau aneh kau tau."

𝐓𝐇𝐄 𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓 | 𝐒𝐞𝐯𝐞𝐫𝐮𝐬 𝐒𝐧𝐚𝐩𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang