Chapter 42

613 56 10
                                    

Voldemort menghentikan perang untuk sementara waktu. Dia meminta agar Harry Potter datang ke hutan sendirian dan menyelesaikan apa yang telah mereka mulai.

Di Hogwarts, Emma mendapatkan penanganan serius karena dia luka-luka yang dia dapatkan. Si kembar Weasley di sampingnya menatapnya penuh terimakasih membuatnya sedikit terbebani. Bisa dibilang, dia menyelamatkan Fred yang hampir dibunuh saat sedang melawan dua Death Eaters bersama dengan George.

"Miss Vanity."

Terlihat Minerva yang berjalan mendekat bersama dengan Remus.

Emma terlihat menatap Remus sambil menghela nafas. Untuk saja mereka memakai pelindung itu dengan baik.

"Kami ingin kau berkata jujur."

Remus berjalan mendekat. Dia menatapnya penuh permohonan.

"Katakan.. apa yang sebenarnya Charlotte rencanakan. Kami tidak bodoh menyadari apa yang sudah gadis itu lakukan. Dan aku tau, kau juga ikut dalam hal itu. Kau maupun Charlotte tidak bisa mengatakan kebohongan apapun dari kami." Remus terlihat putus asa dengan rasa penyesalan mendalam. Kenapa semuanya baru terungkap sekarang? Remus merasa sangat gagal menjadi paman bagi Charlotte.

"I'm sorry, Sir." Emma menghela nafas panjang. "Bahkan aku tidak tahu isi pikiran Charlotte. Dia selalu penuh dengan rencana yang bahkan tidak pernah terpikirkan olehku. Aku tidak bisa mengatakannya, karena itu bukanlah tugasku untuk menjelaskannya pada kalian."

"Tapi, kau dan Charlotte bekerja sama.."

"Memang. Tapi, dia memiliki pekerjaannya sendiri."

Emma sedikit tidak mengerti, apa mereka benar-benar tau atau hanya pura-pura? Bukannya para Orde mengatakan bahwa Charlotte seorang pengkhianat setelah membantu Draco membunuh Dumbledore?

"Wiliam dan Laurence." Emma tersentak. Ayah dah Ibu Charlotte?

"Mereka berdua datang ke rumah kami dan mulai menjelaskan kebenaran yang telah mereka sembunyikan." Molly mendekat pandangan tak terbaca sama sekali. "Segala hal hingga semua rencana kalian."

Sekarang dia tahu kenapa Hermione mencari Charlotte bahkan sampai meneriakinya dengan keras.

"Remus!"

Suara panik terdengar dari pintu masuk Hogwarts. Disana, Sirius sambil memapah Severus yang pingsan karena kehilangan banyak darah. Dia dibantu segera oleh Remus dan Arthur untuk membaringkan tubuh Severus. Madam Pomfrey segera melakukan pertolongan pertama agar menghentikan darah supaya Severus tidak mati kehilangan darah.

"Kenapa bisa dia--"

"Menurutku, dia melawan Voldemort."

Sirius menoleh. ''Snape adalah penyihir hebat. Tidak mungkin dia kalah karena melawan Death Eaters. Aku yakin, ini perbuatan Voldemort."

"Ganti airnya! Aku sudah membersihkan area luka, dia mungkin akan sadar besok." Madam Pomfrey berujar dan membalut luka di leher Severus dengan perban.

"Kalian menemukannya?" Tanya Sirius.

"Sebaiknya kau tanyakan saja pada sahabatnya." Remus menoleh diikuti oleh Sirius yang tampak berjalan ke arah Emma.

"Dimana dia?"

"Pardon?"

"Charlotte. Dimana gadis itu?" Nada suara Sirius terdengar melemah.

"Sudah kubilang--"

"Aku tidak peduli!" Nada Sirius berubah tinggi. "Yang perlu kau katakan adalah dimana Charlotte sekarang!"

"I told you, I don't know where she is! Kami hanya bertemu sebelum perang dan belum bertemu dengannya sampai sekarang. Berhentilah memaksaku!"

𝐓𝐇𝐄 𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓 | 𝐒𝐞𝐯𝐞𝐫𝐮𝐬 𝐒𝐧𝐚𝐩𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang