Babysitter (10/?)

9.7K 531 131
                                    

"Aku bisa mengantarmu ke rumah sakit," Yerim berucap, mengusap punggung Ahra sesaat, sedangkan gadis itu sendiri kini sedang menutup mulut dan hidungnya menggunakan tissue setelah dia memuntahkan isi perutnya kembali di kamar mandi. Sudah beberapa hari ini dia merasa tidak enak badan, bahkan dia selalu dalam keadaan mual, pusing, dan gelisah saat bangun di pagi hari.

Ahra menggeleng pelan, kedua matanya masih terpejam dan dia masih setengah menunduk, "Tidak usah," katanya, "Nanti juga sembuh sendiri. Tidak perlu khawatir."

Yerim menoleh, menatap Minhyung dan Hyunjin yang juga sedang duduk bersama mereka di kantin, gadis itu menatap kedua pemuda itu seolah bertanya 'bagaimana ini?'. Minhyung dan Hyunjin balik bertatapan satu sama lain, tidak yakin harus melakukan apa.

"Sungguh, aku tidak apa-apa," Ahra kemudian sedikit tergelak pelan, mengusap bibirnya sekali lagi sebelum meraih botol air mineralnya di atas meja, "Aku baik-baik saja, mungkin karena kelelahan." Dia kemudian membuka tutup botol air mineralnya dan meminum sebagian isinya, berharap hal itu akan membuat rasa mualnya sedikit mereda.

Mungkin dia telat makan, atau juga karena kelelahan? Tapi Ahra yakin ini bukan kelanjutan dari mabuk kapal lautnya karena dia sudah sehat kembali setelah beberapa saat dari acara di kapal pesiar itu—yang mana sekitar tiga minggu lalu. Mungkin juga karena dia salah makan karena Ahra tidak memperhatikan apa yang dia konsumsi akhir-akhir ini.

Gadis itu menghela nafas sejenak, merasa sedikit bersalah karena membuat teman-temannya menjadi khawatir seperti ini.

"Biar aku belikan obat sebentar di apotek," Hyunjin akhirnya membuka suara setelah mereka terdiam selama beberapa saat, membuat perhatian Ahra segera tertuju pada pemuda yang sudah bangun dari tempat duduknya itu.

"Hyunjin," Ahra refleks memanggil namanya, menahan pemuda itu selama beberapa saat, dan tersenyum saat Hyunjin menatap dirinya, "Tidak perlu. Aku sudah membeli vitamin kemarin, aku yakin besok juga akan lebih baik."

Pemuda itu sempat terdiam sesaat, menatap Yerim kembali, kemudian akhirnya membatalkan niatnya saat melihat Yerim menggeleng pelan pada dirinya. Hyunjin tentu khawatir pada Ahra, tapi dengan hubungan mereka yang tidak lebih dari seorang teman saat ini, dia tidak ingin terlihat jadi seperti 'memaksa' meskipun Ahra sudah menolaknya. Jadi Hyunjin kembali duduk manis dan hanya tersenyum simpul sesaat.

"Mungkin kau benar-benar harus beristirahat dulu," pemuda itu akhirnya berucap, menatap Ahra, "Maksudku.. kau.. tidak perlu pergi mengasuh Artie selama beberapa saat mungkin?"

Ahra tertawa kecil mendengar kalimat itu, "Aku sungguh berterimakasih dengan kekhawatiran kalian, tapi aku sungguh baik-baik saja," gadis itu kemudian kembali tersenyum, "Kalian tahu aku sudah biasa mengurus diriku sendiri sejak pertama kali merantau kesini," lanjutnya, "Dan.. kalian juga tahu kalau mengasuh Artie itu adalah sumber penghasilanku satu-satunya, aku rasa.. aku tidak bisa kalau tidak melakukan itu," Ahra kembali tertawa di akhir kalimatnya.

"Ah, benar juga, kenapa aku baru teringat soal itu," Yerim tersenyum, menatap Ahra, "Sekarang mengasuh Artie bahkan jadi salah satu rutinitasmu, ya."

Ahra mengangguk pelan, mengulum senyuman dan kembali berucap, "Tapi.. aku sungguh tidak serepot itu saat mengurus Artie. Dia benar-benar anak yang baik dan penurut. Juga.. menurutku lebih pintar dari bayi seusianya, dia benar-benar tidak pernah rewel saat bersamaku, jadi kalian tidak perlu khawatir aku akan semakin kelelahan menjaga Artie atau bagaimana," gadis itu kemudian kembali tergelak pelan, "Aku bahkan juga sering mengerjakan tugas saat Artie sudah tidur."

"Benarkah?" Kali ini Minhyung yang buka suara, menatap Ahra dengan ekspresi yang terlihat sedikit terkejut, "Aku kira semua bayi dan anak kecil itu berisik dan suka menangis."

Babysitter • osh [ R/18+ ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang