Babysitter (16/17) [END]

6.2K 365 17
                                    

Ahra berpikir bahwa mimpi paling buruknya sampai di titik saat sehun melecehkan dirinya dan "menculik" dirinya untuk disekap di basement rumah mereka. Tetapi ternyata, oh ternyata, dia salah besar.

Tidak sampai tiga minggu dia berada di tempat itu, menderita, hal mengejutkan-dan tidak dapat dipercaya oleh Ahra-yang lain adalah saat dia mengalami pendarahan di suatu malam. Menyadari kalau itu bukanlah darah menstruasi-juga dengan rasa sakit yang amat sangat dan tidak biasa di perutnya, Ahra jatuh tidak sadarkan diri di kamar mandi.

Hal selanjutnya yang Ahra tahu saat dia tersadar adalah-dia mengalami keguguran. Terbaring di sebuah kamar asing yang berbeda dari tempatnya biasa dikurung.

Gadis itu hampir menjerit dan berteriak frustasi mendengarnya. Tidak hanya Sehun merenggut hidupnya dengan paksa, pria itu bahkan membuatnya hamil, sekaligus membuat calon bayinya mati sia-sia.

Ahra tidak tahu apakah segalanya akan bisa menjadi lebih buruk lagi dari ini.

Tubuh Ahra semakin meringkuk, semakin memeluk erat dirinya sendiri. Rasa sakit di tubuhnya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan rasa sakit di hatinya. Dengan dentuman keras di kepalanya seolah ada sebuah bola baja raksasa yangvmenghantam dirinya terus menerus sepanjang waktu. Air matanya bahkan Ahra rasa sudah kering, dia sudah tidak bisa menangis lagi mengingat seberapa banyak dia melakukannya sejak pertama kali terbangun di tempat ini.

Gadis itu tidak ubahnya sebuah cangkang kosong tanpa kehidupan di dalamnya.

Saat suara deretan pintu terbuka terdengar dari bagian atas tempat itu, Ahra sama sekali tidak bergerak. Dia tahu tidak ada orang lain yang datang kesini selain pria itu. Pria bajingan yang tidak memiliki rasa kemanusiaan.

Ahra menarik nafas panjang, mencoba menutup kedua matanya. Berharap Sehun akan pergi kembali dan tidak mengganggunya, membiarkannya tetap berada disana sembari merenungi nasib buruk yang menimpanya.

Suara pintu berderit kembali terdengar, bergerak menutup, dan Ahra masih tetap berada di tempatnya tidak bergerak. Dia hanya ingin Sehun meninggalkannya sendiri.

"Ahra."

Suara pria itu bergema di dalam ruangan, dan Ahra semakin erat menutup kedua matanya.

Pergi saja. Pergi. Jika dia ingin meyimpan Ahra di tempat ini, setidaknya jangan membuat mentalnya semakin terguncang dengan terus menerus datang dan mengganggu dirinya.

Pergi saja, Sehun. Jangan ganggu. Biarkan dirinya sendiri.

"Mmaaa.."

Tubuh Ahra segera mematung mendengar suara itu. Kemudian, suara rengekan terdengar, dan kembali diikuti sebuah "Ma..mma.."

"Artie merindukanmu," suara pria itu kembali terdengar, membuat Ahra membuka matanya, menatap kosong lantai dingin tepat di bawah tempat tidur saat ini.

Artie..

Suara rengekan dan isak tangis mulai terdengar kemudian, membuat Ahra refleks bangun dari posisi tidurnya dan membalik tubuhnya menghadap dimana posisi pria itu berada. Gadis itu segera bertemu dengan kedua mata besar Artie menatapnya dengan berkaca-kaca, sedangkan mulutnya kini melengkung ke bawah, menandakan dia sedang begitu bersedih saat ini.

Dia tidak mungkin mempertaruhkan masa kecil Artie yang tidak bersalah. Ahra tidak akan pernah tega. Dia sudah begitu menyayangi Artie dengan tulus.

Gadis itu segera merentangkan tangannya pada Artie, membuat bayi laki-laki itu dengan segera menggeliat di gendongan papanya, seolah ingin lari ke pelukan Ahra. Dengan sigap, Sehun semakin melangkah mendekat dan menyerahkan Artie ke dalam gendongan Ahra. Tersenyum saat dia melihat sendiri bagaimana anak laki-lakinya langsung tenang dan diam setelah sampai di dekapan Ahra.

Babysitter • osh [ R/18+ ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang