Ahra terbangun dengan rasa sakit di kepalanya—yang tadinya dia pikir akan hilang setelah dia tidur, tapi sekarang justru rasanya lebih parah. Segalanya terasa ringan dan berputar, dan juga, ditambah dengan rasa sakit dan pegal di seluruh tubuhnya, terutama diantara kedua kakinya. Rasanya seperti Ahra baru saja dihantam oleh bulldozer dalam tidurnya semalam, segalanya terasa sakit dan tidak nyaman.
Gadis itu sempat terhenti sebentar sembari menatap langit-langit kamar yang ditempatinya. Hari sudah terang, dan Ahra yakin kalau kak Sooyoung dan Artie pasti sudah terbangun. Jadi.. sebenarnya dia kesiangan hari ini.
Memperhatikan kembali keadaan di sekelilingnya, Ahra mulai mengumpulkan niat dan tenaga untuk bangun dari tempat tidur meskipun rasanya begitu berat. Dia tentu harus bangun dan mengurus Artie, meski bagaimanapun rasanya tubuhnya saat ini, dia tentu harus tetap bangun dan melakukan pekerjaannya.
Gadis itu mengerang kecil sejenak dan menenggelamkan wajah di bantalmya kembali, sebelum akhirnya bangun dari posisi berbaringnya diatas tempat tidur. Dia sempat terdiam kembali, menatap keadaan dirinya sendiri. Gaun tidurnya sudah naik hingga paha, dan rasa sakit diantara kedua pahanya rasanya semakin menyengat saat dia terduduk, begitu juga rasa lelah dan pegal di punggung dan pinggulnya. Ahra menyentuh bagian belakang punggungnya sesaat, memikirkan bagaimana caranya untuk menghilangkan rasa pegal dan dan nyeri itu sebelum akhirnya dia benar-benar bangun dari atas tempat tidurnya dan melangkah menuju kamar mandi.
Mungkin mandi air hangat akan membuatnya merasa lebih baik.
***
Saat Ahra keluar dari kamarnya, benar saja, dia bisa melihat pemandangan dimana Artie yang sudah mandi kini sedang menghabiskan sarapannya—sebotol susu dan berbaring di pangkuan Sooyoung yang sepertinya sedang sibuk menelpon seseorang. Gadis itu tersenyum sejenak, melangkah mendekati Sooyoung kemudian, dengan hati-hati mengambil alih Artie dari pangkuan mamanya. Sementara Sooyoung sendiri, dia tersenyum dan mengangguk melihat apa yang Ahra lakukan, bangun kembali dari posisinya duduk di sofa tanpa memutus panggilan telponnya, kemudian melangkah masuk kembali ke kamarnya.
Ahra duduk bersandar ke belakang, memperhatikan Artie yang masih menyusu dengan begitu bersemangat dan tidak merasa terganggu sedikitpun meskipun Ahra baru saja mengambil bayi laki-laki itu dari pangkuan mamanya, menggantikannya untuk memangku serta menimang Artie sembari menghabiskan susu dari botolnya yang tinggal seperempat kini. Gadis itu bergumam sesaat, mengusap rambut tebal Artie ke belakang dan membuat bayi laki-laki itu menatap dirinya sepenuhnya.
Kedua mata besar Artie yang berbinar menatapnya membuat Ahra terkekeh pelan sesaat, merasa gemas.
Perhatian keduanya tiba-tiba saja kembali teralihkan saat salah satu pintu di ruangan itu kembali terbuka. Seorang pria melangkah keluar dari sana, dari ruang kerja, dan segera bertemu pandang dengan Ahra.
Sebuah senyuman segera terpatri di wajah tampan Tuan Sehun.
Merasa apa yang dia lakukan tidak sopan—juga sedikit tidak nyaman, Ahra segera mengalihkan perhatiannya kembali, mencoba bersikap dan menganggap kalau senyuman itu ditujukan Sehun untuk Artie dan sama sekali bukan untuk dirinya.
Sebuah perasaan aneh segera merambati dadanya.
"Bagaimana sakit kepalamu, Ahra? Sudah membaik?" pertanyaan itu segera mengalihkan perhatian Ahra kembali. Gadis itu refleks menoleh menatap Sehun dan kemudian, menyadari pertanyaan itu, segera mengangguk.
Meski sebenarnya rasa tidak enak badan Ahra masih belum membaik, tentu dia tidak bisa mengatakan hal itu pada Tuan dan Nyonya Oh. Ahra tidak ingin mengacaukan acara mereka hari ini.
"Sudah jauh lebih baik, Tuan. Terimakasih," jawab gadis mungil itu, mengangguk sekali, kemudian perhatiannya kembali teralihkan saat merasakan Artie sudah melepaskan hisapannya dari botol susu. Bayi laki-laki itu segera tersenyum lebar dan tergelak, mencoba untuk bangun dari posisinya untuk memeluk Ahra dan menempel pada gadis itu seperti seekor koala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Babysitter • osh [ R/18+ ]✔
Fanfic[ mature contents ]🔞 Menjadi seorang babysitter untuk keluarga Oh benar-benar membantu Ahra untuk biaya pendidikannya. Tapi benarkah Tuan dan Nyonya Oh baik hati tanpa pamrih sedikitpun kepada Ahra? stories tag : short story, chaptered written on 2...