warnings and tags : dark!Sehun. explicit triggering smut scene. violence. ykwim, no minors under 18+ please. (maaf tag nya sempet ketinggalan:'))
Your media consumption is your own responsibility. Be wise!
***
"Ini adalah Oh Sehun, suamiku. Papa Artie."
Ahra tersenyum, menatap pria di hadapannya kemudian menunduk dalam.
"Selamat siang, Tuan Oh. Perkenalkan, saya Choi Ahra."
Wajah keras pria itu terlihat sedikit melunak, menatap Ahra dan balas tersenyum. "Terimakasih karena bersedia menjaga Artie, Ahra," katanya, membuat ahra segera melepaskan sebuah tawa kecil yang sedikit canggung.
"Justru saya yang berterimakasih karena sudah diberi kesempatan untuk menjaga Artie, Tuan Oh," gadis itu mengangguk kembali, masih dengan senyuman yang sama terpatri di wajahnya.
"Baiklah kalau begitu, ayo kita lihat ke atas dulu, Ahra. Kebetulan sekali Artie sedang tidur siang di kamarnya," suara Sooyoung kembali terdengar, membuat perhatian Ahra teralihkan dan dia segera mengangguk mengerti, menurut saat Sooyoung menggiring dirinya melangkah menuju tangga yang berada di dekat dapur.
Ingatan itu masih memenuhi kepala Ahra sepanjang perjalannya ke gedung apartemennya, seolah kepalanya masih tidak bisa menerima atau bahkan sama sekali menduga kalau dia justru akan berakhir seperti ini di tangan sepasang suami istri itu.
Pintu segera tertutup, diikuti bunyi 'beep!' yang menandakan ruangan itu kembali terkunci. Tubuh Ahra segera bersandar pada pintu yang baru saja tertutup, merosot jatuh ke bawah saat dia merasakan kedua kakinya sudah tidak dapat menopang berat tubuhnya lagi.
Kedua telapak kakinya kini penuh luka karena dia tidak mengenakan alas kaki apapun-sementara wajahnya, dengan kedua mata sembab, rambut yang berantakan serta tidak beraturan membuatnya semakin terlihat.. hancur.
Kedua lengan Ahra segera bergerak untuk memeluk dirinya sendiri sebisa mungkin-sementara bibirnya masih melepaskan isak tangis pedih penuh rasa sakit.
Dia baru saja berlarian di jalan seorang diri, dari kediaman keluarga Oh. Tanpa benda apapun kecuali pakaian yang menempel di tubuhnya. Dan kini.. Ahra bahkan tidak memiliki alat komunikasi apapun karena semuanya dia tinggal di rumah itu.
Ahra benar-benar seorang diri. Dia tidak tahu kepada siapa dia harus mencari pertolongan.
Kemudian, pemikiran itu menyadarkan Ahra yang masih terpuruk di depan pintu.
Dia sendirian.
Bukan tidak mungkin kedua orang itu akan datang kesini dan membawanya kembali ke tempat itu. Itu bukan hal yang sulit untuk mereka. Jadi meski dengan perasaan yang hancur berkeping dan tubuh yang remuk redam, Ahra bangun kembali dari posisinya, sekuat tenaga menahan dirinya untuk melangkah secepat mungkin menuju kamarnya.
Dia tahu dia tidak memiliki banyak waktu.
Langkah Ahra segera tertuju pada lemarinya, membuka kedua pintunya kemudian menarik sebuah koper usang berukuran sedang-satu-satunya yang dia miliki, peninggalan dari kedua orangtuanya. Gadis itu segera meletakkannya ke atas tempat tidur dan membukanya lebar-lebar. Tidak memperdulikan bagaimana berkas-berkas penting miliknya masih berada disana, Ahra mulai mengeluarkan isi lemarinya-menarik semua pakaian-pakaiannya dan menjejalkan mereka dengan paksa ke dalam koper di atas tempat tidur.
Dia tidak punya waktu. Dia tidak bisa membuang waktu lagi.
Benar saja, tepat di tengah acara mengeluarkan isi lemarinya untuk dipindah ke dalam koper, Ahra mendengar bunyi 'beep' yang sama dari pintu apartemennya. Suara kunci yang terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Babysitter • osh [ R/18+ ]✔
Fanfiction[ mature contents ]🔞 Menjadi seorang babysitter untuk keluarga Oh benar-benar membantu Ahra untuk biaya pendidikannya. Tapi benarkah Tuan dan Nyonya Oh baik hati tanpa pamrih sedikitpun kepada Ahra? stories tag : short story, chaptered written on 2...