Bonus Chapter (17/17)

6.4K 315 30
                                    

Suara deritan pelan dari lantai kayu di bawah telapak kaki telanjang Ahra terdengar saat dia menginjak beberapa titik, membuat perhatian Ahra sesaat teralihkan, sebelum kembali melanjutkan aktifitasnya mengaduk isi sup yang sedang dia masak. Sesekali, tatapannya akan mengarah keluar jendela, mendapati pemandangan perbukitan dengan kebun bunga daisy dan bunga matahari yang dia tanam sendiri terhampar luas di belakang halaman rumah mereka.

Hari ini cuacanya agak dingin karena matahari sama sekali tidak muncul, kelihatannya kabut juga akan turun sebentar lagi, jadi Ahra memilih memasak sup tomat yang hangat siang ini.

Dia kemudian beralih, menuju wastafel dan menggulung lengan cardigan hijaunya, senada dengan gaun yang dipakainya. Tangannya bergerak menggapai kran air dan memutarnya, kemudian meletakkan tangannya sendiri di bawah aliran air untuk membersihkannya. Sembari mencuci tangannya, dia melirik pada jam dinding yang tergantung di sudut ruangan, menyadari Artie akan pulang sekolah sebentar lagi.

Suara pintu yang terbuka rupanya membuyarkan ekspektasi Ahra. Bukan sebentar lagi, tetapi anak laki-lakinya itu ternyata sudah sungguhan pulang sekolah.

"Mama..!"

Derap langkahnya terdengar hingga dapur, membuat Ahra segera menghentika aktifitas mencuci tangannya dan segera mengeringkan tangannya sendiri di apron yang masih dia pakai. Dia kemudian berbalik, tersenyum daat melihat Artie, masih dengan seragam sekolahnya, berlarian sembari mendekati dirinya.

"Mama, Artie sudah pulang!" bocah berusia tujuh tahun itu memekik senang, membuat Ahra terkekeh dan segera mengusak rambutnya pelan, dia sedang memeluk Ahra saat ini.

"Belajar apa hari ini di sekolah?" Ahra bertanya, tangannya masih tidak berhenti membelai kepala Artie dengan penuh kasih sayang. Sementara itu, anak itu kini mendongak menatap Ahra dengan senyuman lebar di wajahnya, memperlihatkan bagian kiri depan giginya yang baru saja tanggal empat hari lalu.

"Artie belajar soal tanaman!" Katanya, sebelum kemudian sibuk dengan tas sekolahnya, mencari sesuatu dari dalam sana.

Memperhatikan apa yang sedang dilakukan Artie, Ahra kemudian hanya bisa tergelak pelan kembali dengan wajah sedikit terkejut saat anak laki-lakinya itu menarik keluar sebuah rangkaian bunga berbentuk melingkar di tangannya.

"Lihat, Artie membuat mahkota bunga ini untuk Mama hari ini!" Artie kembali berucap, begitu antusias, dan hampir melompat-lompat dari tempatnya berdiri saat ini.

Ahra kembali tersenyum, menatap Artie dengan penuh kasih sayang. "Ohh.., untuk Mama?"

Saat anak laki-laki itu kembali mengangguk, Ahra kemudian berinisiatif untuk sedikit merendahkan tubuhnya hingga Artie bisa mencapai kepalanya-meski dia tidak terlalu sulit melakukannya mengingat betapa cepatnya anak itu tumbuh tinggi saat ini.

Keduanya bahkan tidak menyadari saat ada figur lain yang kini sedang memperhatikan dari sekat perbatasan antara ruang tengah dengan dapur, bersandar pada satu sisi disana dengan kedua tangan terlihat di depan dadanya. Sebuah senyuman terpatri di wajah tampannya melihat interaksi menggemaskan antara istri dan jagoan kecilnya itu.

"Sangat cantik, Mama suka sekali. Terimakasih ya sayang," perempuan itu kemudian beralih untuk menyentuh kedua sisi pipi Artie, menariknya mendekat dan mendapatkan sebuah kecupan lembut di puncak kepalanya. Membuat senyuman di wajah menggemaskan Artie semakin lebar. Anak laki-laki itu kemudian kembali mengangguk mendengar kalimat Mama kesayangannya itu.

"Sama-sama Mama.." katanya dengan sebuah senyuman lebar. Ahra ikut tersenyum dan kembali menyentuh pipi Artie, berucap kembali dengan nada yang sama lembutnya.

"Sekarang Artie berganti pakaian dulu, okay? Setelah itu Artie bisa bermain dengan brownie dan fluffy."

Artie segera mengangguk berulangkali mendengar kalimat itu. Kemudian, masih dengan begitu bersemangat, dia segera berbalik dan setengah berlari menuju kamarnya. Tatapan Ahra yang mengikuti langkah Artie akhirnya terhenti tepat pada figur yang masih berdiri di tengah pintu, membalas tatapannya. Senyuman di wajah Ahra segera menghilang seiring gerakannya yang memilih untuk kembali sibuk dengan sup tomatnya.

Babysitter • osh [ R/18+ ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang