Dua minggu berlalu, semua berjalan sesuai skenarionya.Naren dan Delliecia menjadi semakin dekat. Begitu juga dengan Aksara yang mulai berani mendekati Delliecia secara terang-terangan.
Dua minggu ini, Delliecia disibukkan dengan ekskulnya. Ekskul dance dan musik yang harus tampil di acara besok.
Acara pertemuan antar wali murid, ditambah dengan kunjungan dari sang pemilik sekolah.
"Besok ada acara di sekolah," ucap Delliecia.
Ya meskipun Delliecia tidak memberi tahu, pastinya mereka sudah mengetahuinya.
"Papa sama Mama harus berangkat ke Las Vegas, besok." ucap Ella
Delliecia tersenyum lalu mengangguk.
Itu artinya mereka tidak bisa datang kan?
Setelah itu Delliecia berpamitan untuk ke kamar,
"Harus bawa siapa lagi, kali ini?" monolog Delliecia
Orang tuanya itu tidak pernah datang untuk mewakilinya. Ya dengan alasan yang berbeda setiap tahunnya, tetapi dengan konteks yang sama.
Bekerja.
Tiba-tiba terdengar dering telfon yang berasal dari ponselnya.
"Kenapa?"
"Lo udah nyiapin semuanya kan?" tanya Anna di sebrang sana.
"Aman."
"Yakin?"
"Yakin."
"Ada yang masih lo perbaikin?"
"Ada beberapa. Malam ini selesai."
"Ya udah deh. Semangat!" setelah itu Anna mematikan sambungan telfonnya.
Delliecia memang diberi kepercayaan untuk menyiapkan hal-hal untuk besok.
Ya salah satunya adalah video dokumenter SMA Alexander untuk ditampilkan besok.
Sedikit Informasi, sebenarnya Delliecia memiliki pekerjaan sampingan.
Yaitu sebagai Animator, Design Grafis, Fotografer dan Videografer, juga yang lainnya. Bahkan gadis itu dapat merakit komputer.
Delliecia menguasai hal tersebut karena sekolah lamanya mengajarkan hal tersebut.
SGIS bisa dikatakan sebagai sekolah kejuruan. Dan Delliecia masuk ke dalam jurusan Desain Komunikasi Visual.
"Apa lagi ya yang harus gue perbaikin?" monolog Delliecia sembari memandangi projectnya yang tertera di layar laptop.
"Gini aja deh."
*****
"Ngapain sih dandan segala?"
"Biar ga burik lah."
"Jangan cantik-cantik!"
"Lah gue mah udah cantik dari lahir kali."
"Gue serius, Cia."
"Sayangnya gue belum siap diseriusin sama lo."
"Bodo ah."
Orang-orang disana hanya diam, sembari menahan gemas pada dua orang itu.
Terlebih pada Naren yang merengek tidak jelas. Laki-laki itu tampak menggemaskan.
"Flashdisknya lo bawa kan, Cia?" tanya Anna
"Bawa dong." jawab Delliecia. Tidak mungkin ia melupakan flashdisk berisi project-project yang ia kerjakan beberapa hari ini.
"Mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA, DELLIECIA
Teen FictionTentang Dia, si gadis pembenci suara hujan. Dan tentang Dia, si gadis yang lebih memilih diam dari pada mengungkapkan. Juga tentang Dia, si gadis sebagai Elang diantara banyaknya angsa. Ya kisah ini tengah Dia, Delliecia. Tentang Delliecia, dengan s...