"Halo, Bu, mbak Delliecia sedang dirawat di Rumah Sakit." ucap Lilis"Ya sudah, jaga dia!" balas Ella dari dalam telepon.
Lilis hanya menghela nafas.
Meskipun sedang bekerja, jika anaknya sakit, ia akan tetap izin untuk pulang.
Tetapi tidak dengan majikannya.
"Anda bisa pergi. Saya yang akan menjaga Delliecia, disini." ucap Rasean
Lilis melirik Delliecia dan Delliecia mengangguk. Akhirnya Lilis undur diri, dari ruang rawat Delliecia.
Tadi malam, gadis itu tiba-tiba drop. Rasean yang khawatir pun segera membawa Delliecia menuju Rumah Sakit.
"Saya tidak tahu jika kamu phobia darah dan gelap. Maaf," ucap Rasean, merasa bersalah.
Dokter berkata, piskis Delliecia sedikit terguncang. Delliecia terlalu memaksakan diri, untuk melakukan hal yang seharusnya tidak dia lakukan.
Gadis itu menekan ketakutannya, hingga menjadi seperti ini.
"Saya gapapa," balas Delliecia dengan senyumnya. Rasean memilih untuk mengangguk saja, sebagai tanggapan.
"Saya sudah mengirimkan surat izin dari dokter ke sekolahmu. Jadi, tenanglah!" ucap Rasean
"Mama tahu?" tanya Delliecia dan Rasean mengangguk.
"Tidak perlu dipikirkan. Ada saya yang akan menemani kamu disini." ucap Rasean
Pria itu tahu, jika Delliecia mengharapkan kehadiran orang tuanya.
"Makasih," ucap Delliecia
"Saya membeli salad untukmu. Ingin makan terlebih dahulu?" tawar Rasean
"Kamu udah makan?" tanya Delliecia
Rasean terlena akan sebuah kata, yang keluar dari mulut Delliecia.
Kamu.
Rasean tersenyum senang mendengar itu. Bukan Anda atau Tuan lagi sekarang.
"Hellow!!" pekik Delliecia membuat Rasean tersadar.
"Ehkhem, kenapa?" Rasean salah tingkah.
"Ciee salting," goda Delliecia
"Delliecia!!"
"Lucu deh, kek babi."
"Kamu menyamakanku dengan babi, heh?!" Delliecia tertawa mendengarnya.
"Ahh capek," keluh Delliecia setelah sekian lama tertawa.
"Beristirahatlah!"
"Sampe kapan saya disini?"
"Tergantung pada kesehatan mu."
*****
"Si Delliecia tumben ga keliatan," ucap Arsad
"HPnya juga ga aktif." sahut Anna
"Eh, Woy!!" teriak Arsad saat melihat orang yang tidak asing baginya.
"Kenapa, Kak?" tanya orang itu
"Temen sekelasnya Delliecia 'kan?"
"Iya, kenapa?"
"Bisa minta tolong panggilin ga?" Anna ikut menimpali
"Delliecia ga masuk,"
"Kenapa?" tanya Naren, cepat.
"Sakit."
"Sakit apa?"
"Kurang tahu sih."
"Ya udah, thanks ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA, DELLIECIA
Teen FictionTentang Dia, si gadis pembenci suara hujan. Dan tentang Dia, si gadis yang lebih memilih diam dari pada mengungkapkan. Juga tentang Dia, si gadis sebagai Elang diantara banyaknya angsa. Ya kisah ini tengah Dia, Delliecia. Tentang Delliecia, dengan s...