Pagi ini, Delliecia sudah dihadapkan dengan pilihan sulit, yang terpampang di depan matanya.Ya, Aksara atau Narendra.
Kedua lelaki itu datang menjemputnya untuk berangkat menuju sekolah.
Tidak ada yang memberi tahunya, tiba-tiba saja kedua lelaki itu sudah berdiri di teras rumahnya.
"Jadi lo mau sama siapa? Ikut gue atau Aksara?" tanya Naren yang kesal karena Delliecia tidak kunjung memilih.
Sementara Aksara hanya diam. Lelaki itu ingin melihat, siapa orang yang akan dipilih Delliecia.
Jika itu Naren, maka sudah seharusnya ia menyerah.
"Lo sama Kak Aksa, biar gue yang naik motor lo." ucap Delliecia
Naren dan Aksara melotot. Yang benar saja!
Mereka berdua datang kemari untuk menjemput Delliecia, eh gadis itu malah memilih untuk menaiki motor sendiri.
Dan lebih parahnya, kedua lelaki itu diminta untuk berboncengan
"Gue cabut." ucap Aksara dan berlalu pergi.
Lelaki itu terlalu takut untuk mendengar Delliecia memilih bersama Naren.
Aksara cukup sadar diri.
"Tumben ga ngalah?" tanya Delliecia
"Jadi lo ngarepnya gue ngalah dan lo berangkat bareng Aksara gitu?"
"Bisa dibilang iya." Naren terkekeh miris. Benar kan? Ia tergeser sekarang.
"Becanda kali ahh. Sensi banget sih," ucap Delliecia melihat raut masam Naren.
"Buru! Ntar telat." ucap Naren
Sekian menit berlalu dan mereka sudah sampai di sekolah.
Mereka berdua memutuskan untuk ke kantin terlebih dahulu.
"Semalem kemana?" tanya Naren
"Kemana?" tanya Delliecia
"Gue liat lo di blok T." ucap Naren
"Ahh emm... gue main, hehe." balas Delliecia
Gadis itu memang bermain kan?
Ya di rumah Rasean.
"Main boleh, tapi ingat waktu, Cia!" Delliecia mengangguk. Ia memang salah. Ia pulang terlalu larut malam tadi.
Ya tentu saja karena Rasean, yang kekeh memintanya untuk menginap.
"Kalau sampe orang tua lo tau, mereka bakal marah."
"Woy!! Ngobrol apanih? Serius amat." ucap Arsad yang baru saja datang, bersama dengan ketiga inti Trayloze lainnya, tak lupa dengan Anna yang selalu menempel pada Stevan.
"Ganggu." desis Naren
Setelah itu mereka mengobrol bersama sembari menikmati pesanan mereka.
Sedari tadi Aksara mencuri-curi pandang pada Delliecia.
Aksara merasakan panas pada hatinya.
Apakah ia benar-benar harus merelakan Delliecia?
"Bentar lagi masuk nih. Gue duluan ya." ucap Delliecia
"Ti-ati, Cia! Kesandung cogan ntar." ucap Anna
"Kesandung berkali-kali pun gue ikhlas." balas Delliecia
"Udah ada dua, mau nambah lagi?" tanya Anna
"Mau bikin harem."
"Semerdeka lo aja deh, Cia."
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA, DELLIECIA
Teen FictionTentang Dia, si gadis pembenci suara hujan. Dan tentang Dia, si gadis yang lebih memilih diam dari pada mengungkapkan. Juga tentang Dia, si gadis sebagai Elang diantara banyaknya angsa. Ya kisah ini tengah Dia, Delliecia. Tentang Delliecia, dengan s...