Gadis itu membeku sebentar, karena mendengar suara langkah kaki yang tampak tergesa,Menuju ke arahnya.
Delliecia melirik jendela di sampingnya. Lalu matanya menangkap sebuah pintu, yang menyerupai dinding.
Delliecia segera masuk ke dalam pintu tersebut.
"Shit," desis Delliecia saat melihat beberapa laki-laki bertubuh kekar berdiri tidak jauh darinya.
Pintu yang ia masuki tersebut membawanya ke lorong kamar-kamar asrama.
"SIAPA KAMU?!" teriak salah satu dari lelaki berbadan kekar tersebut.
Delliecia menegang. Sial! Ia ketahuan.
Gadis itu berlari, sembari berusaha mencari sesuatu dari tas punggung yang dibawa olehnya.
Dan Yap! Ia mendapatkan sebuah granat.
Gadis itu membuka penutup granatnya, lalu melemparkannya ke arah orang-orang yang mengejarnya.
Bummm...
Ledakan tersebut membuat Delliecia bernafas dengan sedikit lega.
Mengapa hanya sedikit? Karena ledakan tersebut mengeluarkan suara yang cukup keras, tidak menangkis kemungkinan jika ada orang lain yang mendengarnya.
"Makk.... capek," keluh Delliecia sembari terus berlari.
Gadis itu berhenti di jendela yang berdekatan dengan atap sebuah rumah.
Tidak ada jalan lain.
Gadis itu turun keluar melalui jendela, lalu melangkah dari satu atap rumah ke atap rumah lainnya.
Jarak rumah disini tidak terlalu jauh, sehingga memudahkan Delliecia untuk berjalan.
Di sisi lain, Rasean terus beradu tembak dengan Stein. Meskipun mata dan tangannya fokus pada tembakan, tetapi hati dan pikiran pria itu tertuju pada gadisnya.
Delliecia.
Kemudian Rasean mendapati Arsaka sedang berusaha menyampaikan sesuatu padanya.
"I got it." gumam Rasean setelah mengerti apa yang Arsaka katakan kepadanya.
'Nona Delliecia berhasil keluar dengan uangnya.' begitulah yang dikatakan Arsaka.
"TAHAN TEMBAKAN!!" perintah Rasean yang langsung dituruti oleh yang lainnya. Terbukti dari mereka yang langsung bersembunyi dibalik dinding ataupun sesuatu, yang dapat melindungi mereka dari tembakan.
Rasean memberikan isyarat pada anak buahnya. Lalu mereka berlari dengan cepat untuk keluar dari sana.
"BIARKAN!" ucap Stein saat anak buahnya hendak mengejar Rasean.
"Mengapa, Tuan?" tanya salah satu dari mereka.
"Tidak penting." pungkas Stein.
Lelaki itu mengira, Rasean keluar tanpa hasil.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA, DELLIECIA
Genç KurguTentang Dia, si gadis pembenci suara hujan. Dan tentang Dia, si gadis yang lebih memilih diam dari pada mengungkapkan. Juga tentang Dia, si gadis sebagai Elang diantara banyaknya angsa. Ya kisah ini tengah Dia, Delliecia. Tentang Delliecia, dengan s...