02.AKSARA YANG BISU

171 31 62
                                    


"Gue denger-denger, kemarin lo di samperin sama inti Trayloze ya?" tanya Safira

"Kenapa emangnya?" balas Delliecia

"Lo ga bikin masalah sama mereka kan?"

"Ngga sih, cuma godain ketuanya aja."

"WTF?! Bentar lagi lo bakal berurusan sama kak Reyna."

"Siapa Reyna?"

"Kakak kelas yang suka sama Kak Naren." timpal Alia

"Emangnya dia ga punya pacar?" tanya Delliecia

"Dia siapa?"

"Ketua Trayloze."

"Setahu gue sih ga ada. Tapi Kak Reyna itu suka banget sama Kak Naren."

"Sebenernya Kak Reyna itu cantik, tapi suka bully orang."

"Bully orang?"

"Dia bakal bully orang, yang berani deketin Kak Naren. Makanya gue bilang, lo bakal berurusan sama dia karena lo berani deketin Kak Naren."

Delliecia bersorak dalam hatinya. Ia merasa lega karena Naren belum memiliki pacar.

"Sebenernya lo ga kalah cakep sih dari Kak Reyna, tapi mending jangan deh Cia. Suram ntar masa SMA lo."

"Cakepan Delliecia sih," sahut Rania, teman sekelas Delliecia.

"Terima kasih, gue emang cakep." ucap Delliecia dengan raut pongahnya.

"Delliecia mah jangan dipuji." ucap Safira

"Gede kepala noh." timpal Alia

Sekian menit berlalu akhirnya pelajaran pun dimulai. Delliecia tampak fokus, agar bisa memahami apa yang dijelaskan oleh sang guru.

Delliecia ini termasuk jajaran murid pintar di sekolah. Sejak di taman kanak-kanak, Delliecia selalu masuk peringkat tiga besar.

Di tengah-tengah jam pelajaran, Delliecia merasa bahwa ia mengantuk.

Delliecia memperhatikan sekelilingnya, tampak semua anak masih sibuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

"Ga boleh ngerepotin orang lain, Cia. Harus mandiri!" Ucap Delliecia dalam hati.

"Bu, saya izin ke belakang sebentar." izin Delliecia pada guru yang mengajar.

Setelah mendapat izin, Delliecia langsung beranjak dari kelas.

Ia berjalan ke arah taman belakang. Menghirup udara sebentar tidak apa kan?

Delliecia terlalu fokus dengan pemandangan sekitar, hingga tidak menyadari bahwa ada orang dari arah sana.

Dughh

Delliecia merasakan bahwa keningnya menabrak sesuatu yang cukup keras.

Delliecia mendongak, lalu mundur beberapa langkah. Dia menabrak seorang lelaki!

Dan parahnya lelaki itu adalah

Aksara.

"Ehmm sorry," ucap Delliecia tidak enak.

Aksara melirik Delliecia sebentar, lalu mengangguk dan berlalu pergi.

Delliecia menghela nafas.

Tidak ada drama menjatuhkan barang lalu mengambilnya bersamaan.

Tidak ada drama pertengkaran yang berakhir menjadi dekat dan saling suka.

Bahkan tidak ada percakapan antara keduanya.

DIA, DELLIECIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang