"Will, apa maksudnya ini?" Tanya Gray sembari memperlihatkan secarik kertas tersebut pada Will.
"Jangan pura-pura bego, Gray. Itu adalah pernyataan cinta dari seorang gadis, cinta Gray cinta!" Jawab Will berusaha menyadarkan Gray.
"Kenapa ini diberikan padaku?"
"Ya karena dia sukanya sama kau." Ucap Will menunjuk-nunjuk dada Gray.
"Gimana caranya aku menolak tapi gak menyakiti perasannya?" Tanya Gray yang membuat Will kembali berpikir.
"Ya gimana, ya? Kalau soal cinta memangnya siapa yang gak akan merasa sakit jika ditolak? Tapi, mungkin itu lebih baik dibanding memberi harapan palsu padanya."
"Dibanding itu, aku malah kepikiran sama wajahnya yang familiar. Ah, kurasa dia mirip seseorang." Ucap Gray berusaha mengingat siapa orang yang memiliki wajah seperti itu.
"Kalau dipikir-pikir... rambut pirang dan mata shappire itu..." Will tampaknya juga pernah melihat wajah itu di suatu tempat.
Mereka berdua terdiam sejenak kemudian saling memandang satu sama lain sampai akhirnya mereka teringat pada seseorang.
"KENNY!" Ucap mereka bersamaan dengan ekspresi yang sama terkejutnya.
"Masa iya Cherry itu Adiknya Kenny?" Tanya Gray yang masih tak percaya dengan pemikirannya.
"Mengingat dia pernah bilang kalau dia punya Adik perempuan kurasa itu mungkin benar." Will merasa bahwa dugaannya tak mungkin salah karena wajah mereka benar-benar mirip.
"Aku jadi merasa gak enak kalau menyakiti perasaan Adiknya sahabatku sendiri." Gray menepuk pelan dahinya seraya menutup kedua maniknya.
"Ayolah, bukannya perasaan itu gak ada hubungannya dengan sahabat?" Will berusaha meyakinkan Gray untuk tidak memaksakan perasaannya sendiri.
"Tapi, Will..." Belum sempat Gray menyelesaikan kalimatnya, Will buru-buru mendorong Gray untuk pergi menuju kelas 10 untuk menjelaskan semuanya pada gadis bernama Cherry tersebut.
"Tapi-tapi mulu kau. Kalau kau menundanya terus bisa-bisa kau malah gantungin dia."
Sampailah mereka didepan pintu kelas X dan Will segera menyuruh Gray untuk masuk dan bertemu dengan Cherry. Awalnya Gray ragu untuk mengatakannya, namun ia memikirkan tentang perkataan Will yang menurutnya memang benar. Perlahan Gray melangkah masuk kedalam kelas dan berdiri tepat disamping bangku Cherry.
"Eh? K-Kak Gray?" Ucap Cherry yang tampak terkejut melihat kedatangan Gray.
"Sebelumnya, aku ingin bertanya satu hal padamu. Apa kau mengenal seorang lelaki bartender bernama Kenny?" Tanya Gray berusaha memastikan bahwa dugaannya memang benar.
"Kak Kenny itu Kakak kandungku. Kak Gray kenal dengan Kak Kenny?" Cherry tampak bingung dengan Gray dan Kenny yang ternyata saling kenal.
"Ah, sudah kuduga. Begitulah, kami sudah berteman lama. Tapi, baru kali ini aku tahu bahwa kau adalah Adiknya."
Wajah Cherry tampak merona merah ketika melihat senyuman Gray yang menurutnya sangat menawan. Sesaat ia juga teringat pada sepucuk surat yang telah ia berikan pada Gray dan membuatnya semakin gugup. Cherry berusaha menahan rasa gugupnya saat bertatapan dengan Gray sampai akhirnya jantungnya berdetak kencang ketika Gray membahas pasal surat yang diberikannya itu.
"Mengenai surat itu... begini, aku menghargai perasaan cintamu yang kau berikan untukku. Kue strawberry yang kau berikan juga sudah kumakan, kok. Tapi, untuk perasaanmu padaku... kurasa aku gak bisa memberi harapan palsu padamu. Jadi, dengan jujur aku harus mengatakan bahwa aku gak bisa menerima cintamu, Cherry. Aku minta maaf."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelabu (Seri 1)
NezařaditelnéGray merupakan seorang lelaki pelajar yang masih menduduki bangku kelas 3 SMA. Dirinya harus menghadapi nasib broken home lantaran sang Ayah yang selalu bersikap acuh padanya. Semenjak sang Ayah menikah dengan sosok wanita muda yang cantik namun ego...