❤ [ Bab 11 ]

116 10 0
                                    

"Dengan senang hati saya akan merawat Ibu Anda." Ujar perawat tersebut yang membuat Gray merasa lega.

"Terima kasih. Boleh saya tahu nama Anda?"

"Margaret. Anda bisa panggil saya begitu." Jawab sang perawat tersebut yang bernama Margaret.

"Kalau begitu, Anda bisa memanggil saya Gray. Saya percayakan Ibu saya pada Anda, Margaret."

"Tentu saja, Tuan Gray." Jawab singkat Margaret.

"Anda bekerja untuk menghidupi keluarga?" Tanya Gray berniat untuk basa-basi supaya suasana diantara mereka tak terlalu canggung.

"Saya dan suami saya sama-sama bekerja untuk menambah uang supaya lebih mudah memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga kami."

"Berarti Anda sudah memiliki buah hati?"

"Ya, saya memiliki seorang anak laki-laki bernama Keanu. Usianya masih 8 tahun. Dia adalah anak saya satu-satunya."

"Ah, saya juga anak tunggal. Waktu masih kecil, saya berharap bisa punya Adik. Tapi sekarang saya tak menginginkan apa-apa selain membuat Ibu kembali seperti semula." Ucap Gray seraya tersenyum kecut kala memandangi wajah sang Ibu yang terus menatap kedepan dengan tatapan kosong.

"Anda pasti merasa sangat terpukul setiap kali menjenguk Ibu Anda. Tapi, saya harap Anda dapat menemukan sosok yang dapat membuat Anda menjadi lelaki yang lebih kuat."

"Saya sudah menemukan orang itu, seorang gadis cantik bernama Viola." Ucap Gray sembari menampakkan senyum hangatnya ketika menyebut nama Viola.

19:00 PM

Noah dan Viola berjalan bersama hendak menuju ke ruang pribadi mereka setelah sesi pemotretan selesai. Mereka berniat akan mengemasi barang-barang mereka dan segera pulang ke rumah masing-masing. Ella, Bianca dan juga Marry segera pergi meninggalkan ruangan setelah berpamitan dengan Viola dan Noah. Awalnya Noah hendak mengantar Viola pulang ke apartemen, namun Viola menolak karena ia masih ada urusan dengan Mario dan Samuel.

"Kau dan Mario lagi yang kena, ya?" Tanya Noah sembari menatap wajah Viola dan tersenyum sayu.

"Begitulah." Jawab Viola dengan senyum manis yang terukir di wajahnya.

"Baiklah, jaga dirimu baik-baik, oke? Aku pergi dulu." Ucap Noah sebelum akhirnya pergi meninggalkan ruangan tersebut sehingga hanya menyisakan Viola seorang diri didalam sana.

KLOTAK KLOTAK

Seorang gadis bersurai berry tiba-tiba datang dan berdiri diam diambang pintu. Tak lupa ia mengajak kedua rekan kerjanya yang bernama Leon dan Bell. Mereka memang kerap mengganggu Viola seusai jam kerja dan tak bosan untuk memancing pertengkaran diantara mereka. Awalnya Viola tak menghiraukan keberadaan mereka dan terus merapikan barang-barangnya untuk dimasukkan kedalam tas. Namun ia berubah pikiran setelah gadis bersurai berry itu memaksa Viola untuk menoleh kearahnya.

"Begini caramu menyikapi rekan kerjamu?" Tanya sosok tersebut sembari meremas pundak Viola.

"Apa maumu, Jennie?" Tanya Viola masih dengan wajah datarnya.

"Membuatmu gak betah kerja disini." Jawab enteng Jennie yang membuat Viola menghela nafas pelan.

"Berhenti saja menjadi stylish disini, syuh, syuh!" Ucap Bell berusaha memancing emosi Viola.

Viola hanya menatap malas pada ketiga orang itu, namun ia merasa aneh dengan seorang lelaki bernama Leon yang sedari tadi hanya diam saja di pojokan. Padahal biasanya ia pasti akan ikut mengatainya bersama dengan Jennie dan Bell.

Kelabu (Seri 1) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang