16. Sisa Hidup

4 1 0
                                    

[Sumin]

Gue pun sampai di rumah, untung aja mama sama papa mereka ada urusan di luar kota selama 1 mingguan. Gue langsung ke kamar buat mandi dan ganti baju. Lalu gue berdiam diri di balkon kamar gue.

"Cerita ga ya sama Bibi?" gumam gue.

Gue masih mikirin omongan dari dokter tadi. Jujur gue takut, tapi gue senang. Dengan gini akhirnya gue bisa ketemu sama Nenek di sana.. Kalau di sini gue selalu di marahin sama mama dan papa. Bahkan cuma Bibi dan Paman yang peduli, serta anak FYX. Cuma mereka yang ngerti gue.

Flashback

"Gimana dok hasil tes nya?" tanya gue kepada dokter.

"Maaf, karena anda jarang untuk berobat dan kontrol jadi kondisi anda semakin memburuk. Kemungkinan hidup anda kecil, sisa hidup anda hanya sekitar 1-2 bulan lagi." jelas sang dokter.

Gue cuma bisa diam, sambil sesekali gue ngelihat hasil tes nya.

"Kalau boleh tau, apa alasan anda? Kenapa jarang sekali untuk berobat?" tanya dokter, gue cuma diem.

"Jujur saja, gapapa" kata Dokter nya.

"Saya capek dok. Orangtua saya selalu banding-bandingin saya, saya selalu di marahin, di pukul, di hina, di acuhkan, di tuntut, saya capek dok. Awalnya saya gak mau menyerah karena saya pikir kalo orangtua saya bisa berubah. Cuma sahabat-sahabat dan paman Bibi saja penyemangat saya. Awalnya saya kira itu sudah cukup untuk jadi penyemangat saya, tapi ternyata enggak. Ketika saya ketahuan sakit sama orangtua saya, saya malah di marahin dan di hina anak penyakitan. Saya sakit hati sama omongan nya.. Saya capek dan mau menyerah aja, saya udah lelah sama kehidupan yang gak adil ini.. Entah kenapa Tuhan selalu ga adil sama saya dari kecil" curhat gue.

Gue udah ga tahan. Gue langsung ceritain semua nya. Tapi sekarang giliran dokter nya yang diam setelah mendengar omongan gue. Gue juga ikut diam pas liat kalo dokter nya terdiam.

"Kejadian nya mengingat kan saya dengan adik saya" kata sang dokter sambil tersenyum lirih.

"Maksud dokter?"

"Adik saya, Jaehyun. Dia dulu sempat mengidap penyakit yang sama kaya kamu. Akhirnya dia bersungguh-sungguh untuk sembuh sampai harus berobat ke Canada. Setelah 3 tahun berlalu, akhirnya dia di nyatakan sembuh total" curhat sangat dokter.

"Jadi maksud dokter saya harus bersungguh-sungguh agar sembuh?"

"Saya hanya ingin memberi semangat kepada kamu, Sumin"

"Tapi.. Saya lelah dok" kata gue.

"Pikirkan dulu, nanti kalau sudah di fikirkan secara matang baru lah kamu ceritakan ke saya lagi" ujar sang dokter sambil tersenyum.

"Baik dok, kalau gitu saya pamit dulu" pamit gue sopan.

"Biar diantar sama adik saya aja, udah malam juga"

"Kamu lagi ga sama supir kan? Jadi biar sama adik saya aja, kebetulan emang lagi di sini"

"Ga ngerepotin, dok?"

"Tentu enggak, dari awal kamu periksa kesini dia udah kenal sama kamu. Dia sering merhatiin kamu" kata dokter.

"Wah.. Saya baru tau dok haha" kekeh gue.

Lalu gue pun di antar sama adek nya dokter itu. Btw nama dokter nya itu Dr.Krystal dia yang sering gue datengin buat ngecek kesehatan.

"Sumin, ya?"

"Eoh? Siapa ya?" tanya gue.

Orang itu tersenyum kepada gue, gue cuma ngeliatin dia dengan tatapan penuh pertanyaan.

"Gue Jaehyun, adek nya dokter Krystal" ucap nya.

Ah, gue baru paham. Jadi ini yang nama nya Jaehyun.

"Oh Jaehyun, halo. Salam kenal" kata gue kikuk.

"Sumin kan ya?" tanya Jaehyun kepada gue, dan gue anggukin.

"Gue sering liat lo waktu nge drop di rumah sakit, dan sempet nganterin makan siang juga buat lo" cerita Jaehyun.

Pantes aja, gue bingung kok suster nya tiba-tiba berubah jadi cowok? Mana ganteng lagi, wkwk.

"Ah itu.. Makasih ya udah mau nganterin makanan waktu itu" kata gue sambil tersenyum.

"Iya sama-sama. Waktu itu gue di suruh sama kak Irene buat nganterin makanan buat lo, karena suster yang biasa sama lo itu lagi izin ga masuk. Awalnya gue gak mau sih, tapi kata kak Krystal lu ga mau sama suster lain selain suster Fana. Jadi akhirnya gue nganterin deh, semenjak saat itu gue jadi sering merhatiin lo dan mau temenan. Tapi lu selalu menghindar" curhat nya lagi.

Duh, gue jadi ga enak sama Jaehyun. Gue menghindar karena awalnya itu dia suster pengganti dan gue takut di apa-apain sama dia. Tapi ternyata dia cuma mau temenan.

"Duh maaf ya, gue ga tau" kata gue gak enak.

Dia cuma tersenyum. "Gapapa, wajar kaya gitu karena waktu itu lo belum kenal sama gue" kata nya.

"Ayo pulang, gue anter" kata Jaehyun kepada gue.

"Iya, ayo" balas gue.

Gue pun pulang ke rumah dianter sama Jaehyun. Untung aja mama sama papa belum pulang ke rumah, jadi gue aman deh.

Flashback end.

"Bi"

"Loh? Sumin? Belum tidur?" tanya bibi ke gue, gue cuma cengengesan aja.

"Mau cerita deh bi" kata gue.

"Cerita apa? sini duduk" bibi nyuruh gue buat duduk di sofa kamar nya.

"Maaf bi"

"Penyakit Sumin.. Makin parah" ujar gue.

Bibi terdiam.

"Maksud kamu?" tanya nya kaget.

"Kemarin Sumin cek ke dokter Krystal, terus kata nya kondisi Sumin memburuk dan kemungkinan nya kecil, sisa hidup Sumin sisa 1-2 minggu" kata gue.

"Sumin.. Ini bohong kan? Bilang ke bibi kalo ini bohong, Sumin!" Bibi masih gak percaya sama omongan gue.

"Maaf bi.. Maaf Sumin baru ngasih tau" kata gue.

Tiba-tiba bibi meluk gue, dengan erat.

Gue denger isakan kecil, bibi nangis. Pertama kali nya gue ngeliat bibi nangis di depan gue, dan gue lah yang membuat nya nangis.

"Bi.. Bibi marah sama Sumin?"

"Bibi ga pernah marah sama kamu" sahut bibi dengan cepat.

"Maaf bi"

"Apa ga bisa di sembuhin?" tanya bibi.

"Kata dokter kemungkinan nya kecil bi, susah" jawab gue pelan.

"Apa yang kamu mau? Bilang sama bibi biar bibi turutin" tanya Bibi.

"Mau mama sama papa sayang sama Sumin" jawab gue sambil menunduk.

Bibi diam.

Gue juga diam.

"Kamu mau pergi sama bibi kan? Kamu mau tinggal sama bibi?" tanya bibi, gue masih diem. Tapi perlahan gue ngangguk pelan.

"Kalo gitu, ayo kita pergi dari sini." kata bibi.

Gue langsung menatap bibi. Kaget.

"Bi?"

"Kamu udah bibi anggap anak. Bibi ngeliat kamu di kasarin sama orangtua kamu itu bibi sakit hati Sumin. Anak sebaik kamu di sia-sia kan sama orangtua yang gila uang, gila perusahaan" ujar Bibi.

Bibi marah, sama mama dan papa.

"Kamu mau ikut kan sama bibi? Kalo kamu mau ikut, ayo ikut bibi kita pergi dari sini. Kita habiskan waktu bersama, bibi mau buat kamu bahagia.. Walaupun untuk terakhir kali nya" kata bibi.

"Ayo bi, bawa Sumin pergi" kata gue lirih.

[1] STARLIGHT ; UNA STORIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang