Seaside : Chapter 4

139 28 2
                                    

Yelena Seo telah menginjakkan kakinya di tanah kelahirannya. Rasa senang terukir jelas di wajah cantiknya. Meski dia bukan lagi warganegara Korea Selatan, hatinya tetap mencintai negara tersebut. Seoul, tentu saja kota pertama yang dikunjungi Yelena adalah Ibukotanya. Tidak hanya Seoul, Yelena juga dikabarkan ada pertemuan lainnya di beberapa kota. Dan kabar terbaru itu membuatnya bernapas lega karena dengan begitu dia tidak akan bolak-balik Spanyol – Korea Selatan.

Hari pertamanya di kota Seoul, Yelena menyibukkan diri dengan membereskan barang-barang yang dibawanya. Selepas itu, Yelena memesan layanan makanan vvip dari hotel yang diinapnnya. Dia tersenyum cerah saat berbagai makanan khas Korea datang di kamarnya.

“Rasanya pasti jauh lebih enak dibandingkan yang di jual di Madrid.”

Satu persatu Yelena memakan makanan itu, dia benar-benar menyukainya.

Selesainya menyantap makanan, Yelena meniatkan diri untuk bejalan-jalan di sekitar hotel. Pemandangan malam di kota Seoul sangat indah, dan hanya dengan duduk di salah satu bangku sudah membuatnya nyaman dan seakan tidak ingin beranjak dari sana.

“Hmm, aku pernah memikirkan ini. Apakah ada kemungkinan Sean sempat kembali ke Korea?”

Yelena yang tengah mengingat-ingat masa kecilnya, dikejutkan oleh kedatangan seseorang. Pria dengan pakaian rapih itu tersenyum kepadanya, seraya memberikan satu bungkusan kepada Yelena.

“Maaf, Anda siapa ya? Mengapa Anda memberikan bungkusan ini?” tanyanya bingung.

“Nona Yelena, apakah Anda tidak mengenali wajah-saya? Oh ataukah sekretaris Anda belum memberitahukan perihal saya?”

Yelena mengernyit seraya kedua matanya memperhatikan pria tampan dengan tinggi menjulang di sampingnya. Dan saat dia mengingatnya, dia langsung berdiri memberi salam serta meminta maaf karena tidak mengenalinya.

“Tidak ada, Nona Yelena. Hal seperti memang terkadang terjadi, apa lagi Anda sudah lama tidak tinggal di Korea.”

“Ah iya, Anda benar. Sekali lagi maaf. Ngomong-ngomong, bagaimana Anda tahu saya ada disini?”

Pria itu pun menjelaskan bahwa dia bertanya kepada sekretarisnya Yelena mengenai tempat tinggal yang diinapnya. Dan sekitar 1 jam lalu saat Yelena merapihkan barang-barangnya, disitulah dia mengetahuinya dan segera membeli bingkisan. Isi dari bingkisan itu tidaklah biasa, tapi jika dilihat dengan seksama pastinya nilai jualnya cukup tinggi.

Sebenarnya Yelena tidak ingin menerima bingkisan itu, terlebih dari perkiraannya harga jual barang itu mencapai 100 juta. Namun karena pria itu bersikeras, Yelena pun mau tidak mau menerimanya.

Lantas keduanya pun sedikit membahas materi yang akan dirapatkan di pertemuan esok hari.

Pagi hari dengan matahari yang telah menunjukkan sinar hangatnya. Sepasang kakak adik baru saja bangun dari tidur nyenyaknya. Jane yang begitu semangat bergegas masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri, sedangkan Stanley dengan muka bantalnya tengah menatap layap laptop miliknya. Stanley benar-benar dibuat pusing, di satu sisi sang adik ingin berlibur dan di satu sisi lagi, dia masih ada beban yang belum tertuntaskan.

Jane meneriaki nama kakaknya agar segera bersiap, Stanley mendengarnya tetapi tangan dan tatapan matanya masih fokus pada laptop di depannya.

Setelah beberapa saat tidak ada respon, Jane merasa curiga. Dia mendetaki pintu kamar kakaknya, mengetuknya seraya memanggil namanya dengan nada imutnya.

“Kak Stanley, ayo bangun. Kakak sudah berjanji akan menemaniku, kan?”

“Iya, kakak ingat. Beri kakak waktu 20 menit!” responnya sedikit berteriak.

Seaside [KSH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang