MY WIFE | 3

2.2K 247 29
                                        

“Uhuk! Uhuk! Ekhem!” Jeongin tersedak potongan buah apel yang baru saja ia lahap.

“Aduh, pelan-pelan, sayang, makannya. Ini minum.” Nyonya Hwang memberikan segelas air putih kepada Jeongin.

Segera Jeongin minum air putih itu dengan terburu-buru.

Jadi, kenapa bisa seperti ini? Begini ceritanya.

Malam itu seusai makan malam, Nyonya Hwang mengajak Jeongin berbincang-bincang ringan di ruang keluarga sembari memakan buah apel yang sudah dipotong.

Awalnya semua perbincangan masih biasa saja, sampai akhirnya Nyonya Hwang melontarkan pertanyaan yang tidak terduga. “Kamu masih belum hamil, Jeongin?”

Hello, bagaimana Jeongin bisa hamil? Asal Nyonya Hwang tahu, anaknya itu baru saja bertemu Jeongin kemarin lusa. Mana bisa hamil kalau begitu. Tapi kita tidak bisa menyalahkan Nyonya Hwang, ini semua salah Hyunjin. Ya, salah Hyunjin.

“Masih belum isi, ya?” ujar Nyonya Hwang dengan nada kecewa.

“Maaf, m-ma, mungkin emang belum saatnya. Lagipula kita baru menikah 2 bulan lalu.” Syukurlah Jeongin adalah pengarang yang handal, karangannya itu terdengar masuk akal.

“Hyunjin rajin jenguk, nggak?”

Lagi-lagi Jeongin tersedak, tapi kali ini tersedak ludahnya sendiri.

‘Ayolah, gue harus ngomong apa ini?!’

“Se-sering, kok, ma. Sering banget malah.”

‘Bodoh! Yang Jeongin bodoh! Lihat aja, habis ini pembahasannya makin kesana makin kesini!’

“Serius? Hm, anak itu emang hormonnya nggak karuan. Hyunjin kuat, nggak?”

‘Nah, kan. Makin-makin pembahasannya.’

“Oh, ya kuat, dong, ma. Hehe ... ”

“Bagus, deh. Kayaknya mama harus kasih sesuatu buat kalian biar cepet jadi.”

Jeongin terkejut, sesuatu apa ini yang dimaksud mertua pura-puranya?

“Se-sesuatu apa, ma?”

“Ya, sesuatu. Ah, masa kamu nggak tau? Itu, loh, biar kuat terus biar tokcer.”

Jeongin melotot. “Aduh, nggak usah repot-repot, ma. Nanti kalo udah waktunya pasti jadi, kok.”

‘Tutorial menghilang dari bumi, dong!’

“Udah, nggak apa. Mama pengen cepet-cepet gendong cucu, tau! Pasti cucu mama nanti gemesin kayak kamu! Cantik, gemesin, matanya bagus, mama ngebayangin aja udah gemes banget!”

“Hehe ... Cucu, ya?” lirih Jeongin.

*

Brak!

“Kenapa, Jeongin?”

Jeongin tak menjawab, ia merebut tas kantor milik Hyunjin dan meletakkannya di atas kasur. Selesai urusannya dengan tas kantor, Jeongin beralih untuk mendudukkan Hyunjin di sofa yang ada di dalam kamar.

“Hei, kenapa?”

Jeongin ikut duduk, napasnya memburu seperti orang yang sedang menahan-nahan segala kekesalan.

“Om, om tau apa yang terjadi sebelum om pulang tadi?”

“Enggak, dong. Kan saya masih di kantor.”

MY WIFE || HyunJeong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang