Sebelum bergabung ke pesta ulangtahun Jeonghyun, yuk kembali ke 5 tahun silam, dimana Hyunjin panik karena Jeongin mau melahirkan.
“Ma! Mama! Ini gimana?! Jeongin mau brojol!”
“Kok gimana, ya bawa ke rumah sakit lah, bodoh! Cepetan! Mama lagi di jalan ini, nanti mama langsung ke rumah sakit, deh! Kabarin orang tuanya Jeongin juga!”
“Aku takut nabrak, mah, ambulans nggak bisa kesini apa?”
“Kayak baru bisa naik mobil aja kamu! Udah bawa Jeongin ke mobil, antar ke rumah sakit sekarang, nggak usah banyak omong!” Nyonya Hwang langsung memutuskan sambungan teleponnya, membuat Hyunjin semakin panik.
“Kak ... Sakit!” rintih Jeongin saat dirasa kontraksinya semakin kuat.
“Ayo ke rumah sakit, sekarang!” Hyunjin langsung menggendong Jeongin ala bridal dan membawanya ke dalam mobil.
Dalam perjalanan Hyunjin takut setengah mati, ia takut menabrak kendaraan lain atau yang lainnya. Ia panik, Jeongin mau melahirkan ini!
Begitu sampai di rumah sakit, perawat langsung membaringkan Jeongin di brankar dan langsung dibawa ke ruang persalinan. Hyunjin menangis tersedu-sedu saat Jeongin mulai masuk ke ruang bersalin.
Tak lama Nyonya Hwang datang bersamaan dengan orang tua Jeongin.
“Gimana? Jeongin udah ditangani dokter?” tanya Nyonya Hwang.
“Udah, Jeongin lagi di ruang bersalin.”
Plak!
Nyonya Hwang memukul kepala belakang Hyunjin. “Tinggal gitu aja kok panik! Kalo nunggu ambulans ya keburu Jeongin brojol duluan! Aneh-aneh!”
“Aduh, sakit, ma.”
“Ya lagian! Kamu paniknya kek Jeongin abis jatuh terus pendarahan aja!”
“Ya mana Hyunjin tau, lagian ini pertama kali buat Hyunjin, mama juga segala keluar nggak temenin aku sama Jeongin dirumah!”
“Banyak alasan kamu!”
“Udah, sekarang kamu berdoa semoga Jeongin sama bayinya selamat,” tegur Nyonya Yang.
Beberapa jam berlalu, Jeongin sudah dipindahkan ke ruang rawat inap, sedangkan bayinya masih dibawa ke ruangan khusus untuk bayi baru lahir.
Saat Hyunjin sedang berbincang dengan Jeongin, seorang perawat masuk dan mencari ayah dari bayinya.
“Permisi, untuk ayah dari bayi Nyonya Yang, bisa ikut saya sebentar?” Hyunjin mengangguk dan segera mengikuti perawat perempuan itu.
Sampai di ruangan bayi, Hyunjin langsung ditujukan pada anaknya yang sedang tertidur pulas.
“Dengan Tuan siapa?”
“Hwang Hyunjin.”
“Untuk nama anaknya, sudah disiapkan, pak?”
Hyunjin mengangguk. “Anak saya laki-laki, kan? Namanya Hwang Jeonghyun.”
“Baik.” Perawat menuliskan nama pada sebuah dokumen kelahiran anak Hyunjin dan Jeongin.
“Bapak mau menggendong?” tanya si perawat saat melihat pandangan Hyunjin tak terlepas dari bayi mungil tampan itu sejak tadi.
Hyunjin menoleh. “Jatuh nggak, sus?”
“Enggak, kok, pak.” Perawat tersebut meletakkan dokumen serta pulpen yang ia pegang tadi, dan mulai mengajarkan Hyunjin untuk menggendong bayinya.
“Tangan bapak seperti ini, lalu bayinya saya kasih ke bapak, bapak pegang baik-baik, ya.” Hyunjin hanya mengangguk. Perawat mulai mengambil baby Hwang dari tempat tidurnya dan memposisikan dalam gendongan Hyunjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY WIFE || HyunJeong
Romance"Eh, apa, nih? Om siapa, ya? Mau culik saya?" - Yang Jeongin "Sssttt, udah ikut saya bentar!" - Hwang Hyunjin *** Tentang niat awal Hwang Hyunjin yang harus berpura-pura mempunyai istri hanya untuk memenuhi keinginan sang ibu. Sampai ketika semua be...