MY WIFE | 9

1.8K 165 3
                                        

Sebulan mungkin waktu yang begitu cepat bagi kita, tapi itu tidak berlaku pada Hyunjin. Baginya satu bulan seperti 1 abad, belum lagi seminggu sebelum pernikahan pengantin tak boleh dipertemukan. Alias Hyunjin dan Jeongin harus dipisahkan terlebih dahulu.

"Ma, Hyunjin udah boleh lihat Jeongin?"

"Hush! Ya nggak boleh! Tunggu aja kenapa, sih? Bentar lagi juga ketemu, sabar!"

Hyunjin merengut kecewa, ia kan juga mau melihat bagaimana wajah Jeongin di pernikahan ini, pasti sangat amat cantik. Tapi karena sudah peraturan, Hyunjin pun terpaksa tak bisa bertemu calon istrinya yang beberapa menit lagi akan menjadi istri sahnya.

"Hyunjin, ayo! Kamu ke altar dulu," kata Nyonya Hwang.

Bahu Hyunjin merosot kecewa. "Yah ... kirain mau ke ruang riasnya Jeongin."

"Haduh, ribet, ya, anak satu ini! Nanti juga Jeongin nyamperin kamu di altar, habis itu puas-puasin udah ketemu Jeongin!"

Hyunjin pun menurut, ia keluar terlebih dahulu menuju altar. Berjalan melalui para tamu undangan dan berhenti di depan pendeta yang akan menikahkannya dengan Jeongin.

Beberapa saat berlalu, sebuah pintu di ujung altar terbuka, menampilkan sosok yang sejak tadi Hyunjin ributkan. Dengan balutan tuxedo serba putih dan dasi kupu-kupu, sehelai kain transparan yang menutupi kepala bagian belakang, serta rangkaian bunga mawar putih dalam genggamannya.

Hyunjin terpukau, tak henti-hentinya ia tersenyum saat melihat kehadiran Jeongin. Pengantinnya itu mulai berjalan mendekat bersama calon mertuanya. Hyunjin menerima tangan Jeongin begitu Tuan Yang menyerahkan putra semata wayangnya pada pria mapan 32 tahun itu.

"Hyunjin, ayah titip Jeongin, ya? Jangan pernah buat dia kecewa dan sakit, kalo kamu udah nggak mau sama anak ayah, bilang ke ayah, ya?"

Hyunjin mengangguk paham. "Hyunjin akan berusaha bahagiakan Jeongin, yah. Ayah jangan takut, Jeongin aman sama saya."

Tuan Yang pun turun dari altar. Prosesi pernikahan dilanjutkan, Hyunjin dan Jeongin berdiri berdampingan dihadapan pendeta. Janji suci pernikahan diucapkan, saling bersedia untuk bersama selamanya sampai maut memisahkan.

Tangan kanan Hyunjin menarik pelan tengkuk Jeongin, mencium bibir istrinya sekilas dan tersenyum bahagia.

*

"Selamat, ya, pak! Akhirnya bapak punya istri juga," ucap Karina memberi selamat.

"Iya terima kasih. Jangan lupa besok balik kerja lagi, gantiin saya selama saya bulan madu."

"Iya, pak."

Hyunjin dan Jeongin beralih pada tamu lain, menerima banyak ucapan selamat dari para tamu undangan.

"Eyyow, Hyunjin!" Kepalanya menoleh begitu namanya terpanggil. Hyunjin tersenyum lebar saat mendapati siapa yang datang menyapa di hari pernikahannya.

"Changbin, my old friend! Apa kabar? Kirain lo nggak dateng." Hyunjin dan teman lamanya -Changbin- bersalaman ala-ala pria pada umumnya.

"Baik-baik. Gue pasti dateng, dong! Meskipun gua sekarang sibuk di Aussie, siapa, sih, yang tega nggak dateng ke pernikahan teman lamanya?"

Jeongin yang tak mengenal pria berbadan kekar itu hanya mendengarkan apa saja yang suami dan temannya katakan.

"Ini istri lo? Gila cantik banget!" Jeongin tersenyum malu dipuji seperti itu.

MY WIFE || HyunJeong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang