“Lagi?!” protes seorang pemuda berusia 22 tahun itu pada temannya yang ada di seberang telepon.
“Ah, yaudah gue kesana sekarang!” Jari lentiknya menekan kesal tombol berwarna merah.
“Rapat lagi, rapat lagi! Sebenernya yang dirapatkan apaan, sih?! Paling ujung-ujungnya malah bercanda. Huh!” Kaki jenjang pemuda itu melangkah kesal menuju halte bus terdekat.
Sembari menunggu angkutan kota itu datang, pemuda yang bernama Yang Jeongin itu memilih untuk menyibukkan diri dengan melihat ponselnya. Sebenarnya tidak melihat apa-apa yang menarik, hanya menggeser-geser beranda ponselnya.
Tak lama kemudian, sebuah mobil hitam berhenti di depannya. Jeongin tak peduli, toh, dia naik bus bukan naik mobil. Matanya masih terfokus pada layar ponsel yang kini menampilkan halaman galeri.
Sret!
Jeongin merasakan tangannya ditarik oleh seseorang yang setahunya keluar dari mobil hitam itu. “Eh, apa, nih? Om siapa, ya? Mau culik saya?”
“Sssttt, udah ikut saya bentar!”
Jeongin mencoba melepaskan cengkraman pria asing itu dari tangannya tapi tidak bisa, ia terlanjur masuk ke dalam mobil mewah milik penculik berjas itu.
Mobil mulai berjalan, mulut Jeongin tidak henti-hentinya menanyakan; Om siapa? Om mau culik saya, ya? Om mau bawa saya kemana?
“Sssttt!” Telapak tangan Hyunjin membungkam mulut pemuda di sampingnya.
“Ikut saya dulu, nanti saya jelaskan!” perintah Jeongin.
“Tapi, om, saya ada rapat habis ini. Kalo om culik saya, bisa-bisa saya kena omel sama panitia!”
“Gampang, itu bisa saya tangani.”
Jeongin menghela napas kasar, ia pun memilih untuk duduk dengan tenang di bangku samping si pria berjas.
*
“Eh?! Enak aja, nggak mau! Saya nggak mau terlibat urusan keluarga konglomerat. Cukup!” Jeongin menyilangkan tangannya di depan dada, matanya memandang ke luar kafe.
“Yaudah, saya kasih kamu uang sebagai gantinya, gimana?” tawar Hyunjin.
“Berapapun yang kamu minta saya kasih, asal kamu mau jadi istri pura-pura saya. Nggak lama, kok, cuma beberapa bulan aja. Setelah ibu saya balik ke Kanada, kamu boleh lepas.”
Jeongin tampak menimbang-nimbang tawaran yang diberikan oleh pria kaya di depannya.
“Yakin om mau bayar saya?” Hyunjin mengangguk. “Berapapun yang saya minta?” Hyunjin mengangguk lagi.
“Oke, deal! Saya minta perbulannya 30 juta won, dan sebagai DP saya minta 10 juta won. Gimana?”
“Deal! Mana nomer rekening mu, saya transfer sekarang juga.”
Jeongin membuka ponselnya dan menunjukkan kode QR pada Hyunjin, beberapa saat kemudian 10 juta won masuk ke dalam rekeningnya.
“Uang yang udah dikasih nggak bisa dikembaliin. Tawaran yang udah disepakati nggak boleh diingkari. Akting itu susah, om, oke?”
“Ya ... ya ...”
“Oke, jadi, tugas pertama saya apa?”
*
Dan disinilah mereka sekarang, di pusat perbelanjaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY WIFE || HyunJeong
Romance"Eh, apa, nih? Om siapa, ya? Mau culik saya?" - Yang Jeongin "Sssttt, udah ikut saya bentar!" - Hwang Hyunjin *** Tentang niat awal Hwang Hyunjin yang harus berpura-pura mempunyai istri hanya untuk memenuhi keinginan sang ibu. Sampai ketika semua be...