MY WIFE | 2

2.1K 246 3
                                    

“Kenapa nggak dimakan sarapannya?” tanya Hyunjin saat melihat makanan di piring Jeongin masih tetap sama tak tersentuh.

“Om, saya deg-degan, gimana kalo saya salah ngomong nanti? Atau gimana kalo mamanya om tau kalo kita bohong terus saya yang dituntut karena penipuan?”

“Jeongin, percaya sama saya. Mama saya nggak akan tau kita bohong atau enggak, kecuali kamu ngasih tau, sih.”

“Beneran, om? Saya takut ini!”

“Iya, beneran. Udah, dimakan sarapannya, sekarang udah jam segini, loh. Kita harus tepat waktu, kalo nggak bakal ceramah panjang lebar mama saya nanti.”

Mendengar pernyataan Hyunjin membuat Jeongin sedikit lebih tenang, setidaknya jantungnya tak terlalu cepat memompa seperti beberapa saat lalu.

*

Dan sekarang, di bandara Incheon. Hyunjin dan Jeongin menunggu Nyonya Hwang untuk menghampiri mereka.

Meskipun Jeongin sempat merasa tenang, tapi kini ia kembali merasa risau. Ia takut ibu dari Hyunjin itu galak, ia takut Nyonya Hwang mencurigainya, ia takut sandiwaranya dengan Hyunjin terbongkar begitu saja. Jeongin benar-benar takut. Pasalnya, ia berurusan dengan orang kaya, sedikit berbahaya jika macam-macam.

Beberapa saat mereka menunggu, dari kejauhan Hyunjin melihat keberadaan sang ibunda bersama sekretaris pribadinya.

“Jeongin, gandeng tangan saya, mama saya udah deket.” Mendengar bisikan Hyunjin, Jeongin langsung menggandeng lengan pria disampingnya, dengan sekuat tenaga Jeongin mencoba untuk terlihat santai supaya tak dicurigai.

Seorang wanita paruh baya yang mengenakan dress panjang sebetis berwarna beige, dilengkapi dengan heels dengan warna serupa, serta tas putih dari brand Louis Vuitton menggantung di tangannya. Sangat menunjukkan bahwa dirinya berasal dari kalangan atas.

Langkah yang anggun dan seirama memancarkan aura mahal dalam dirinya. Gaya rambut yang digulung keatas, menampilkan leher putih jenjangnya, membuktikan seberapa terawat seluruh tubuhnya yang sudah mulai menua itu.

Wanita paruh baya tersebut berhenti tepat di depan putranya, menganalisis terlebih dahulu sebelum mulai—

“Astaga! Ini menantu mama?! Ya ampun gemasnya, cantiknya!!!”

—Sebelum mulai memekik senang begitu tatapannya teralihkan pada sosok pemuda manis di samping putra kandungnya.

“Selera Hyunjin lumayan, ya? Siapa nama kamu? Hyunjin sama sekali nggak kasih tau mama tentang kamu.”

Jeongin kebingungan, tapi ia langsung menjawab apa adanya.

“Saya Yang Jeongin, ma.”

“Oh, Yang Jeongin. Bagus-bagus, panggil mama aja, ya? Kan kamu sekarang menantu mama.” Jeongin tersenyum manis sampai matanya menyipit membentuk satu garis.

Atensi Nyonya Hwang beralih pada putranya. “Hyunjin! Kamu itu, ya! Kalo nggak mama telpon dulu itu kamu nggak telpon! Pas udah di telpon alasannya sibuk mulu, mama ini capek tau nggak, sih! Mama pengen tau kabar kamu, pengen denger suara kamu, pengen ngobrol sama kamu!”

“Iya, ma. Maafin Hyunjin. Tapi Hyunjin beneran sibuk, ma.”

Whatever! Yang penting sekarang keinginan mama sudah kamu penuhi, mama maafin kamu!”

MY WIFE || HyunJeong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang