18+
***
Selesai dengan acara bersih-bersihnya, Jeongin memilih untuk bersantai sembari bermain ponsel. Ia juga iseng mengirim pesan pada Hyunjin untuk menanyakan kapan pria itu akan pulang.
Sesekali Jeongin tertawa melihat video lucu yang ada di sosial media.
"HAHAHA ... MIRIP BANGET SAMA MONYET!!! HAHAHA— Akh!"
Jeongin memekik, ia merasakan ada yang aneh di tubuhnya. Badannya terasa panas, sekujur tubuhnya berkeringat, bagian selatannya yang terasa gatal, dan lehernya yang menjadi sangat sensitif.
"Nggakhh! Gue bisa tahan i-ini— akh!"
"L-lo bisa tahanhh, Jeonginhh."
"Lo bisa— nggakhh gue nggak bisa, emhh!"
"Gue—"
"Jeongin?" Hyunjin masuk ke kamar dan langsung mengunci pintu.
"Jeongin? Kamu kenapa? Kenapa kok keringetan?" Hyunjin melempar tasnya asal, dihampirinya Jeongin yang tengah menggeliat di atas ranjang.
Hyunjin menyentuh kedua pipi Jeongin, hal itu semakin membuat pemuda 22 tahun itu meracau tidak jelas.
"S-sentuhannya enakhh, lagii ... "
Hyunjin menggeleng ribut, ini pasti ulah mamanya.
"Jeongin, sebaiknya kamu selesaikan di kamar mandi, ya? Saya bantu kesana."
"Nggak! Bantuin aku ... "
Hyunjin dibuat bingung, bantu dalam kalimat Jeongin baru saja memiliki makna yang berbeda. Dia tidak akan melakukan yang tidak-tidak pada pemuda itu.
"Saya nggak bisa, Jeongin. Kamu harus selesaikan sendiri."
Tiba-tiba Jeongin menangis cukup keras.
"Aku nggak kuathhh ... Ayo, bantu aku ... "
Hyunjin membantu Jeongin untuk duduk. "Jeongin, dengerin saya. Saya nggak bisa bantu kamu, kalo saya bantu kamu, sama artinya saya ngerusak kamu."
Jeongin masih menangis.
"Tolonghh, Jeonginh nggak kuathh ... "
Setelah mengatakan hal tersebut, tanpa berpikir Jeongin langsung menyambar bibir tebal Hyunjin. Dilumatnya dengan sedikit gegabah, tidak peduli Hyunjin akan terluka. Jeongin butuh itu, sangat butuh.
Hyunjin mendorong Jeongin, melepaskan pagutan mereka. "Maaf, Jeongin!"
Entah mendapat kekuatan dari mana, Jeongin menarik Hyunjin untuk berbaring di ranjang, segera ia tindih badan pria jakung itu dan kembali menyambar bibir tebal menggoda tersebut.
Hyunjin terus menolak, ia tidak mau merusak Jeongin. Sampai akhirnya—
Hyunjin lagi-lagi melepas pagutannya. "Persetan sama ngerusak, saya nggak bisa biarin kamu menderita Jeongin. Maaf."
Hyunjin membalik posisi mereka, menjadikan dirinya berada diatas Jeongin sekarang.
Hyunjin mulai melumat bibir ranum Jeongin yang seksi, tak lupa diajaknya bertarung lidah si manis dengan lincah. Ciumannya sungguh agresif, saliva menetes akibat terlalu liar kegiatan mereka.
Berhenti dengan bibir, Hyunjin beralih pada leher putih nan halus milik Jeongin. Dicium, dihisap, dan digigitnya leher mulus itu hingga meninggalkan beberapa jejak merah.
"Akhhh ... Yahh ... "
Hyunjin senang mendengar suara itu, suara desahan Jeongin yang cukup seksi nan erotis.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY WIFE || HyunJeong
Romance"Eh, apa, nih? Om siapa, ya? Mau culik saya?" - Yang Jeongin "Sssttt, udah ikut saya bentar!" - Hwang Hyunjin *** Tentang niat awal Hwang Hyunjin yang harus berpura-pura mempunyai istri hanya untuk memenuhi keinginan sang ibu. Sampai ketika semua be...