10

1.6K 87 0
                                    

"Tinggalah bersama kami." "Jaemin?" Jaemin baru saja bangun dari tidur panjangnya. Satu hal yang ia tahu, bocah putih itu telah menyelamatkan hidupnya. "Tuan cantik, kau tak perlu bersikap terlalu baik kepada orang asing sepertiku." Bahasa Chenle terdengar sangat kaku, namun bisa dilihat ketulusan dan kebaikannya. "Kalian bisa ngobrol dulu. Jaemin, hyung panggil dokter dulu ya?" Jaehyun mengusap belakang kepala Jaemin yang dibalas dengan senyuman manis darinya.

"Chenle-ya, thank you for saving me..." Chenle memiringkan kepalanya. "Thank- you? Apa itu?" Jaemin terkekeh pelan. Ia mengambil tangan Chenle dan mengusapnya. "Terima kasih udah selamatin hyung. Hyung berhutang banyak sama kamu. Kamu bilang kamu kabur? Hyung boleh tau kamu kabur gimana?" Tanya Jaemin dengan lembut. Chenle pun mengangguk patuh dan mulai bercerita. "Jadi... Aku itu sebenarnya tinggal di Cina. Aku bersama keluargaku. Tapi karena keluargaku terlibat beberapa masalah, aku disuruh menyelamatkan diri dan pergi ke sini. Ke Korea. Aku pun bingung kenapa, tapi karena waktu itu aku hanya seorang diri, jadi aku mengikuti perintah Baba."

"Baba?" Chenle mengangguk. "Iya, Baba, ayahku. Sampai sekarang, aku tidak bisa bertemu dengan mereka. Sepertinya sudah 4 tahun yang lalu..." Mata Jaemin berkaca-kaca. Ternyata hidupnya belum semengenaskan itu. Tetapi melihat Chenle yang masih bisa tersenyum dan bertahan dengan begitu kuat, bahkan menyelamatkan orang lain, dirinya merasa gagal. Ia gagal menjadi sosok yang kuat bagi dirinya sendiri. "Tuan cantik, jangan menangis! Lain kali, kau bisa menemuiku kalau terjadi sesuatu!" Chenle menghapus jejak air mata yang ada di pipi Jaemin menggunakan mantelnya yang sedikit kotor.

"Jaemin-shi?" Jaemin dan Chenle menoleh ke arah pintu di mana Jaehyun dan dokternya berada. "Oh astaga, Jaemin-shi, anda tidak boleh menangis seperti itu... Itu tidak baik bagi mata anda... Apa mata anda perih? Atau anda memiliki rasa tidak nyaman?" Jaemin menggeleng. "Tidak, saya merasa nyaman. Hanya perut saya saja yang masih nyeri." Muka Jaehyun kembali masam. Ia tak suka melihat Jaeminnya tersiksa. Ia masih ingin bertanya pada Jaemin tentang masalahnya, tetapi ia menghargai privasi Jaemin.



"Kalau begitu, saya permisi dulu. Jika ada suatu keluhan bisa langsung panggil saya melalui bel yang ada. Dan dari yang saya lihat, tuan sudah bisa pulang esok hari." "Terima kasih dok..." Ucap kedua pria muda di sana. "Jaemin-a-" "Hyung, sebelum itu, bisa kau belikan beberapa baju untuk Chenle? Dia bisa demam kalo terus kedinginan begini." Jaehyun menghela napasnya dan mengangguk. "Chenle-ya, kamu bisa ikut Jaehyun hyung untuk membeli baju baru? Setelah itu kembalilah ke sini." Ucap Jaemin pada Chenle. Chenle pun mengiyakan perkataan Jaemin dan pergi bersama Jaehyun yang senantiasa menggandengnya.



Helaan napas kembali terdengar di ruang rawat inap itu. Jaemin yang sedang tiduran tak bisa kembali ke alam mimpi karena pikirannya terus berputar. 'Gimana gw bisa dapet 1 miliar?' Pikir Jaemin. Kepalanya terus berpikir hingga ia merasa pening. Ah, dia baru ingat dia belum makan sama sekali.

"Srett~"

"Hyung! Terima kasih atas baju barunya..." Jaemin melihat kedua lelaki itu masuk pun tersenyum kembali. "Jaemin-a, kenapa kamu makin pucat?" Jaemin menatap polos Jaehyun. "Ha? Ah, hyung... Sebenernya aku belom makan dari setelah kita sarapan..." Jaehyun membolakan matanya. "Jaemin! Jangan biasain kayak gitu ya! Ck. Tunggu di sini sama Chenle." Chenle agak bingung mengapa Jaehyun bicara dengan begitu kencang. "Hyung, kenapa Jaehyun hyung marah? Aku juga belom makan kok dari kemaren!" Sekarang, giliran Jaemin yang membolakan matanya. "Hihihihi mata hyung ada merah-merahnya. Sereeemm~"



Sekarang, Jaemin dan Chenle sudah memakan habis makanan mereka. Chenle bahkan sudah tertidur di samping Jaemin. Namun Jaehyun dan Jaemin masih saling bertatapan. "Jaemin... apa hyung keterlaluan kalo hyung tanya apa yang terjadi? Hyung bener-bener khawatir. Hyung takut kamu sakit. Hyung takut kejadian ini terulang. Hyung takut kamu-" "Hyung... makasih banyak udah khawatirin aku. Tapi aku ga kenapa-napa kok. Kejadian tadi... ga disengaja." Jaehyun memicingkan matanya. Ia tak bisa memaksa Jaemin, tetapi ia tetap ingin tahu apa yang sedang terjadi. "Hhhh, kalo gitu kamu sekarang tidur ya? Hyung bakal liatin terus sampe kamu tidur." Kata Jaehyun sembari membereskan helaian rambut Jaemin.



"Doy?"

"Ya?"

"Tolongin gw bs? Gw tau ada yang ga bener dari Jaemin. Hari ini gw ketemu dia babak belur di gang sempit."

"WHAT?!"

"Ya, dan dia ga mau kasih tau alesannya. I need you to investigate it."

"Hm, OK. Tapi pastiin Jaemin terus sama lu ya."

"Yes, dan gw udah ada 1 bodyguard kecil untuk Jaemin. Tenang aja."

"Bodyguard kecil? The heck?"

"Udah, bantu gw selidikin itu aja."

"PIIP!"


"Hhhhh Jaemin... Masalah apa lagi yang kamu dapet?"


Ihhh suka deh Jae yang begini xixixixixi

The Way He Moves [2Jae]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang