4

2.8K 159 4
                                    

"What?" Jaehyun masih tak percaya dengan apa yang Doyoung minta. "Well, gw bisa-bisa aja bunuh dia, tapi apa alasannya? Lu yakin Jaemin juga mau bunuh ayahnya sendiri?" Doyoung terdiam. Ia terlalu tersulut emosinya sendiri. Ia tak tahan melihat adik tercintanya begitu menderita karena ulah ayah kandungnya itu. Doyoung dibesarkan oleh keluarga Johnny dengan kasih yang berlimpah semenjak orangtuanya meninggal karena kecelakaan. Ia memiliki hati yang mudah tersentuh. Melihat Jaemin seperti itu membuatnya murka.

"At least I have to know the reason, Doy." Jaehyun hanya bisa menunggu jawaban dari Doyoung yang sedari tadi terdiam. "Jaemin, hidupnya terlalu berantakan. Tapi dia ga pernah mau keliatan lemah. Dia cuman bisa nangis kalo dirinya lagi sendirian. Berkali-kali dia coba untuk bunuh diri, tapi selalu gagal karena gw selametin. Setiap 1 minggu sekali biasanya ayah dia bakal datengin dia, gebukin dia, dan ambil uang yang dia dapat dari kerja kerasnya di bar ini. Karena itu gw selalu simpen setengah gaji dia di gw tanpa dia tau. Dan hari ini... -"

"PRANGG!"

Belum sempat Doyoung selesaikan ceritanya, terdengar pecahan kaca begitu kencang menyebabkan seisi club ricuh. Doyoung dengan sigap mencari sumber kekacauan, ia memiliki firasat buruk.



"LEPAS!" Jaemin yang sedang berjalan ke ruang ganti untuk mengganti bajunya tiba-tiba diseret oleh orang yang ia tak kenal. "Diam! Kamu seharusnya tau ayahmu sudah menjual kamu 'kan? Haha, tak kusangka anak pria tua itu bisa se-sexy ini." Bulu kuduk Jaemin merinding saat bagian privat tubuhnya diusap oleh pria berbaju hitam yang menyeretnya. "L-Lepas! STOP!" Jaemin menendang orang itu dengan segala tenaga yang ia punya, namun ia kembali ditahan oleh orang itu saat tengah berlari menuju ruangan terdekat. "Hhhhh... Sepertinya kamu ga bisa dikasih tahu baik-baik." Jaemin terus memberontak hingga menghentakkan salah satu vas yang ada di rak sebelahnya. Vas besar itu pun terjatuh dan pecah berkeping-keping, beberapa pecahan vas pun mengenai kulit mulus Jaemin (jangan lupa, Jaemin masih mengenakan lingerie hitamnya).

"Hik- Lepas! Doyoungie hyung!! Hik- Stop! Gw ga mau ikut lu!" Kaki Jaemin ditarik oleh orang berbaju hitam itu, dan Jaemin hanya bisa berteriak meminta tolong. "HYUNG!" Mata Jaemin mulai mengabur, dan suaranya mulai hilang. Untungnya, Doyoung dan Jaehyun menemukan Jaemin di saat yang tepat.

"JAEMIN!" Doyoung dengan cepat menubruk orang tak dikenal itu dan bergulat dengannya, sementara Jaehyun langsung membuka jas kerjanya untuk menutupi tubuh Jaemin. Saat Jaehyun ingin memakaikan jasnya pada Jaemin, Jaemin dengan cepat memeluk Jaehyun erat. Ia takut. "Jaehyun, gw titip Jaemin. Lu satu-satunya orang yang bisa gw percaya saat ini. Gw harus urusin orang ini dulu." Doyoung baru saja membuat orang berbaju hitam itu tak sadarkan diri. Walaupun terlihat tak berbakat, Doyoung mendapatkan sabuk hitam dalam karate. Jaehyun hanya mengangguk pada Doyoung, menandakan dirinya akan membawa Jaemin ke tempat yang lebih aman.

"Jaemin..." Isakan Jaemin masih terdengar, dada Jaehyun pun sudah basah karena tangisan Jaemin yang tak ada hentinya. Karena pegal, Jaehyun akhirnya memutuskan untuk mengangkat dan membawa Jaemin ke rumahnya. Jaemin yang digendong pun hanya terisak dan menyembunyikan mukanya di pundak Jaehyun. Bahkan selama perjalanan ke rumah Jaehyun, Jaemin masih berada di pangkuannya dan memeluknya dengan erat. Setidaknya Jaemin mulai menjadi lebih tenang. Tak lupa juga Jaehyun membelai kepala Jaemin supaya Jaemin merasa nyaman.

Sesampainya di rumah Jaehyun, Jaemin masih berada di gendongan sang pemilik rumah. "Na, let me treat your wound first." Suara rendah Jaehyun membuat Jaemin merinding. Jaemin dengan malu mengangguk dan melepaskan pelukannya dari Jaehyun. Jaehyun menaruhnya di sofa dan memberikannya selimut untuk menghangatkan badannya. Tak lama Jaehyun kembali dengan segelas air hangat dan kotak obatnya. "Minum ini dulu." Jaehyun duduk di samping Jaemin dan menyodorkan air hangatnya perlahan ke bibir kering Jaemin. "Mana tangan kamu yang kena luka?"

Tanpa berlama-lama Jaehyun segera membersihkan luka-luka di badan Jaemin. Tidak begitu dalam, tetapi cukup banyak karena Jaemin memakai pakaian kurang bahan. Bahkan ada serpihan vas yang menempel di paha Jaemin. "Ahh!" Rintih Jaemin saat Jaehyun melepaskan serpihan itu dari pahanya. "Tahan sebentar, sweetie..." Perkataan Jaehyun membuat Jaemin terdiam. Ya, Jaemin salting. Mukanya merah padam, tapi untungnya Jaehyun fokus pada luka-lukanya.

Setelah selesai membersihkan semua luka Jaemin, Jaehyun kembali menggendongnya ala bridal dan menidurkan Jaemin di atas ranjangnya. Ia juga memberikan Jaemin pakaian hangat yang ia punya. Perlakuan Jaehyun membuat hati Jaemin berdebar. Seakan Jaehyun tahu Jaemin tak ingin ditanyakan mengenai apa yang terjadi di club tadi. Setelah beberapa lama, Jaehyun pun menghampiri dan menemani Jaemin di sampingnya. Merangkulnya dan memeluknya dengan pelan, takut menekan luka di tubuh Jaemin. Jaemin yang mendapat perlakuan manis pun akhirnya membuka suaranya. "H-Hyung..." Jaehyun yang tadinya memejamkan mata langsung membuka kembali matanya dan menatap Jaemin terkejut. "What did you say?" "Jaehyun... hyung..." Jaehyun tersenyum senang. Akhirnya Jaemin berhasil ia dekati. "Yes?" "Hyung ga penasaran?" Jaemin mendongak, menatap mata gelap Jaehyun yang menenangkannya. "Kalo kamu ga mau cerita juga gapapa kok. Yang penting kamu tenang dulu."

Setelah lama bergumul dengan pikirannya, akhirnya Jaemin menceritakan apa yang terjadi pada Jaehyun. "Orang tadi... Ehm... Gimana ya jelasinnya? Kasarnya saya dijual ke orang itu. Tapi, beruntungnya ada Doyoungie hyung dan Jaehyun hyung di sana. Walaupun saya ga yakin setelah ini hidup saya tenang juga, makasih udah selamatin saya tadi." Jaemin merasa aneh. Kenapa dia tak bisa sekuat dulu saat bersama dengan Jaehyun? Rasanya ia ingin mengeluarkan kembali tangisannya. Bahkan ia tak pernah merasakan ini saat bersama Doyoung. "Aish... Kenapa ini keluar terus sih..." Jaemin mengusap kasar air matanya. Jaehyun sedari tadi hanya menatap Jaemin dalam-dalam, memperhatikan setiap perkataan dan gerakan yang Jaemin lakukan.

"Hyung..."

"Hm?"

"Untuk tawaran kerja hyung waktu itu... Maaf, saya ga bisa terima."

"Ah... Soal itu, saya juga berubah pikiran." Jawaban Jaehyun membuat Jaemin mendongak.

"Apa hyung juga jijik?" Jaehyun tetap menatap Jaemin dengan raut wajah yang sama, membuat Jaemin semakin bingung.

"Daripada jijik, kayaknya saya benar-benar suka sama kamu."



Hi gengs! Me is back hehehehehe~ Jujur pas bikin chapter ini agak lupa sama plot ceritanya wkwkwkwk

The Way He Moves [2Jae]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang