20

1.6K 78 9
                                    

"Bos. Semua sudah siap. Tawanan sudah sadar." Sekarang Jaehyun sedang berada di salah satu gudang miliknya. Seperti yang sudah diperintahkan, Jungkook telah diobati dan kembali siuman. Dari yang dikabarkan, Jungkook tak bisa menggerakan seluruh tubuhnya karena memar di sekujur tubuhnya. Dengan langkah pasti Jaehyun pun memasuki ruangan tersebut. Terlihatlah seonggok pria dengan muka babak belur terbaring di matras pojok ruangan. "Jeon Jungkook-shi?" Dengan tenaga yang tersisa Jungkook menoleh ke arah Jaehyun. "Na Jaemin. Kenal nama itu?" Jungkook masih tetap diam dan menatap Jaehyun. Tak lama, ia mengangguk lemah. "Apa yang kau katakan padanya?" Jungkook tertawa lemah. "Ga banyak. Cuman nawarin dia jadi mainan baru gw." Jaehyun masih menahan amarahnya dengan mengepalkan tangannya. "Saya pikir menyelamatkanmu adalah pilihan yang tepat... Tapi sepertinya kamu lebih pantas mati."

Seketika seluruh pengawal Jaehyun mengarahkan pistol ke arah Jungkook. Tentu saja Jungkook sedikit terkejut, tetapi ia kembali tersenyum pada Jaehyun. "Tidak gampang untuk membunuhku. Ayahku akan mengincarmu. Walaupun dirinya suka menyiksaku, dia ga akan suka ada orang lain membunuh anaknya." Jaehyun membalas senyuman Jungkook. "Kalau begitu akan kuhabiskan keduanya." Jaehyun mencekik leher Jungkook dengan erat, tetapi Jungkook tetap tersenyum dan mengeratkan cekikan Jaehyun pada lehernya. Semakin lama wajah pria tersebut semakin ungu. Sebelum benar-benar membunuhnya, Jaehyun melepaskan cekikan itu. Untungnya Jungkook masih bernafas, hanya saja ia sudah tidak sadar.

"Bos, kenapa tidak langsung dibunuh saja?" Kata seorang pengawal di dekatnya. "Biarkan saja. Kita masih membutuhkan dirinya." Tanpa menunggu lama, Jaehyun langsung meninggalkan Jungkook dan kembali ke rumahnya sebelum si manis bangun dari tidurnya.


Di sisi lain, Jaemin sekarang sedang membuat susu untuk dirinya. Ia sedikit bingung karena tidak bisa menemukan Jaehyun di sisinya, namun ia tak begitu memperdulikan hal tersebut. Helaan napas terdengar dari mulut Jaemin. Beberapa jam lagi ia harus bersiap untuk masuk sekolah. Ia yakin pasti kabar bahwa ia adalah seorang stripper sudah tersebar luas di lingkungan sekolah. Ia takut temannya akan menjauhinya. Ia juga takut Chenle ikut dijauhi.

"Ceklek~" Jaemin langsung menoleh ke arah pintu utama. Melihat Jaehyun yang basah kuyup masuk ke dalam rumah membuat dirinya terheran-heran. 'Hyung abis dari mana?' Pikir Jaemin. "Jaemin?" Jaehyun terkejut melihat Jaemin yang sudah terbangun dan kini berada di hadapannya. "Hyung kemana?" "Uhm... Tadi ada urusan mendadak di kantor, untungnya udah hyung selesaiin. Kamu ngapain baru jem 4 udah bangun?" Jaemin menunduk. "Hyung, apa hari ini aku boleh bolos?" Jaehyun tahu mengapa Jaemin bicara seperti itu. Ia juga tak ingin Jaemin tersiksa dengan hinaan yang akan ia terima di sekolah. "Tapi kalo kamu ga masuk hari ini, mereka bakal mikir kamu ngelakuin hal yang salah. Kamu yakin?" Jaemin kembali mengerucutkan bibirnya. "Tapi besok aku bolos ya?" Jaehyun pun mengangguk. Setidaknya Jaemin harus kuat hari ini. "Sekarang kita tidur dulu ya? Masih ada 2 jem."



"Hoaaaamm~ Ini di mana?" Renjun terbangun dari mimpi indahnya, sedikit merasakan nyeri di area bawahnya. "Di rumahku... Lagi." Renjun langsung menegakkan badannya. "Doyoung-shi... Uhm... Jadi kemaren..." "Ya, kau melakukannya denganku. Maka itu mulai sekarang kau milikku." Renjun mengerutkan keningnya. Emang kemarin mereka melakukan apa? Renjun masih fokus mengingat-ingat apa yang terjadi kemarin malam, dan untungnya ia sadar. "HUWAAAAAAA!" Doyoung sudah mengekspektasikan ini. Ia meninggalkan Renjun sendiri di kamar dan turun ke dapur untuk menyiapkan sarapan.

Kemarin adalah kali pertama bagi Doyoung, juga bagi Renjun. Maka dari itu Doyoung tidak akan pernah melepaskan Renjun. Walaupun ia ragu Renjun akan tetap bersamanya setelah mengetahui rahasia gelapnya, namun ia akan tetap menahan Renjun sampai ajal menjemputnya.



"Jaemin... Ayo bangun. Siap-siap sekolah. Chenle udah tungguin tuh." Jaehyun tahu Jaemin sudah bangun dari tidurnya. Tapi lelaki manis itu tetap tidak mau bergerak dari tempatnya. "Jaemin." Tak ada cara lain, Jaehyun menggunakan suara dinginnya pada Jaemin. Kalau tidak, Jaemin tidak akan mau mendengarnya. "Iya iya aku bangun." Tanpa melirik kepada Jaehyun Jaemin bergegas ke kamar mandi dan memakai seragamnya. Ia baru mandi malam kemarin jadi ia sangat malas untuk mengulangi kegiatan tersebut.

"Udah siap?" Jaemin dan Chenle mengangguk dan langsung saja berangkat ke sekolah mereka. Sesampainya di sekolah, Jaemin bisa merasakan lirikan-lirikan juga tatapan jijik dari murid-murid sekolahnya. Ia sangat ingin berbalik dan memeluk Jaehyun saat ini juga, tapi ia harus kuat. Chenle masih senantiasa memegang tangannya, juga mengusap punggung tangannya supaya Jaemin sedikit tenang. "Chenle-ya, kamu masuk duluan aja ke kelas. Hyung ke kelas sendiri aja gapapa." Walaupun ingin menolak, Chenle akhirnya mengikuti perkataan Jaemin karena bel sudah berbunyi. Pada akhirnya, Jaemin kembali seorang diri. Ia berjalan pelan menuju ruang kelasnya. Namun sesampainya di kelas...

"Byur!!"



AAAAAAAA kok Jaehyun jadi kek bapaknya Jaemin sihhh?!?!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 07, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Way He Moves [2Jae]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang