Di dalam gedung perusahaan yang menjulang tinggi seorang gadis tengah menggerutu lantaran merasa kesal pada laki laki di hadapannya.
"Kenapa kamu membawaku ke sini ?!" Tanya luna sembari memanyunkan bibirnya dan bersedekap.
"Hanya merindukan gadis kecilku yang cantik ini" ucap erick tersenyum genit mengedipkan sebelah matanya luna.
"Ck,, dasar perayu ulung, kembalikan tasku aku mau ke butik ada kerjaan yang belum aku selesaikan !" Luna merajuk menghentak hentak2 kan kakinya pelan. Erick terkekeh merasa gemas dengan tingkah luna lantas bangun dari duduknya lalu melangkah menghampiri luna.
"Aku lupa menaruhnya dimana mungkin tertinggal di dalam mobil" ujar erick mengangkat bahunya acuh tanpa rasa bersalah.
"Ish... menyebalkan !" Kesal luna lantas berjalan menuju sofa dan berbaring di sofa panjang yang ada di dalam ruangan erick. Kemudian erick menghampiri luna dan duduk di tepi sofa samping luna berbaring, tangannya menarik tangan luna menaruhnya di dada bidangnya.
"Kau tau, jantung ini selalu berdetak lebih cepat ketika bersamamu, kau selalu ada dalam pikiranku membuatku tidak bisa fokus pada pekerjaanku, aku tidak bisa jauh darimu sayang. Jadi temani aku di sini sampai aku selesai please?" Ungkapan hati erick menatap mata luna begitupun luna menatap mata erick lekat mencari kebohongan di sana namun tak menemukannya, ntah bagaimana tanpa sadar mengangguk mengiyakan.
"Good girl" ucap erick tersenyum manis mengacak acak pucuk rambut luna pelan, kemudian melangkah menuju kursi kebesarannya.
"Bisa kamu pinjamkan aku handphonemu aku bosan sekali" keluh luna setelah nunggu beberapa menit. Lalu erick langsung memberikan handphonenya tanpa takut ataupun curiga.
"Kemarilah baby ambil ini" ucap erick lembut sembari menyodorkan handphone'nya dan luna pun beranjak bangun menghampiri erick lalu mengambil handphone di tangan erick.
"Terima kasih". Ucap luna lantas kembali berbaring sembari menonton youtube sedangkan erick kembali mengerjakan pekerjaannya, di tengah fokusnya pada layar laptopnya namun sesekali ia melirik aluna yang anteng menonton youtube membuat erick mengulas senyumnya.
Setelah beberapa jam menunggu erick selesai menyelesaikan pekerjaannya lalu menegok ke arah luna berada, ternyata luna ketiduran di sofa, erick mengulas senyum lantas menelpon sekretaris atau tangan kanannya.
"Hallo, Bagaimana apa semuanya sudah siap ?" Tanya erick
"Semuanya sudah siap tuan" jawab sekretaris.
"Baik, tunggulah 1 jam aku akan segera sampai kesana" perintah erick kemudian memutus sambungan telponnya lalu melangkah menghampiri luna dan berjongkok di depan luna, memandangi wajah damai luna, wajah yang putih bersih tanpa noda apalagi saat melihat bibir ranum luna, perlahan erick mendekatkan wajahnya lalu mengecup singkat bibir luna. Namun ternyata luna tak terusik oleh kecupannya lantas dia kembali mengecup dan sedikit melumatnya merasakan manisnya bibir ranum luna.
"Shitt sial, bibirnya terlalu manis aku tidak bisa menahan diri" gumamnya pada diri sendiri lantas dengan cepat dia langsung mengecup, melumat, dan menyesap kuat hingga aluna melenguh dalam tidurnya.
"Eeengghh" sedikit erangan luna membuat juniornya langsung tegang.
"Shiit !! Kamu membangunkan singa yang sedang tidur sayang " geram erick ingin sekali dia menerkamnya tapi ini belum saatnya, dia tidak mau terlambat memberi kejutan untuk luna. Lantas erick berdiri dari posisi jongkoknya dan melangkah menuju kamar pribadi yang ada di ruangannya lalu ke kamar mandi sebentar sebelum mengambil gaun hitam luna yang dia beli kemarin kemudian kembali menghampiri luna untuk membangunkannya.
"Sayang bangun sayang " ucap erick sembari menepuk pelan pipi luna, luna perlahan mengerjapkan matanya hal pertama yang dia lihat adalah wajah tampan erick.
"Erick ??"
"Iya sayang ?? Bangun yuk dan ini ganti pakaianmu aku ingin mengajakmu ke suatu tempat" ucap erick lembut seraya tersenyum dan menyodorkan gaun hitam yang masih di dalam kotak.
Aluna menatap sebentar sekilas gaun itu lalu bertanya.
"Kita mau kemana ?"tanya luna tapi erick tidak menjawab malah menyuruh luna berganti pakaian di kamar pribadinya, mau tak mau luna menurut saja.
Aluna keluar dari kamar pribadi erick, erick menatap takjub luna, gadisnya ini benar benar wanita yang sempurna bak jelmaan dewi yunani.
"Ayo kita jalan sekarang" ucap erick lalu menggandeng tangan luna dan melangkah keluar.
Kini mereka sudah berada di dalam mobil."Kita mau mau kemana ?" Pertanyaan yang sama untuk kesekian kalinya tapi erick konsisten tidak mau menjawab. Luna berdecak melihat sikap misterius Erick. Lalu sebuah ide muncul tiba2.
"Kalau kamu mengatakan tujuan kita aku kasih hadiah" ucap luna.
"Hadiah apa ?" Tanya erick penasaran
"Kasih tahu dulu tujuan kita, nanti aku kasih hadiah. Aku yakin kamu pasti menyukai hadiahku". Jawab luna
"Tidak lama lagi kita akan sampai, jadi bisa aku minta hadiahnya lebih dulu ?" Luna mendelik sebal.
"Tidak ada hadiah !!" Tukas luna. Erick mengangkat bahunya acuh, laki laki itu benar benar susah untuk buka mulut. Setelah 1 jam kemudian mobil erick berhenti di lobby parkir sebuah gedung restaurant mewah di Amerika, Erick turun dari mobil kemudian berjalan mengitari mobilnya untuk membukakan pintu luna.
"Kita sudah sampai nona, ayo ?!" Goda erick sembari memberikan sikutnya untuk luna gandeng, lalu mereka berjalan memasuki restaurant ruang vvip yang udah erick siapkan.
"Wow indah sekali" luna merasa takjub ketika sampai di ruang vvip lantas dia melihat erick.
"Erick aku ingin memberikan hadiahku sekarang" ucap luna, erick menatap tangan kosong luna, tas luna juga berada di mobil.
"Aku tidak melihat benda lain yang kamu bawa, jadi hadiah apa yang ingin kamu berikan ?" Erick bertanya namun luna tersenyum misterius lalu menggerakan tangannya meminta erick untuk menunduk lebih dekat dengannya, erick menurutinya mendekatkan wajahnya ke wajah luna.
"Terima kasih kejutannya Erick Jhonson" ucap luna sembari mengecup sudut bibir erick membuat erick terpaku dengan debaran jantung yang lebih cepat, posisinya masih sama seperti tadi erick mengerjapkan matanya 2 kali memastikan kalau ini bukan mimpi.
Luna mengecup sekali lagi namun bukan sudut bibir erick melainkan bibir tipis erick luna kecup lama, erick bergerak cepat menahan tengkuk luna lalu memperdalam ciumannya.
Erick melepaskan ciumannya setelah di rasa luna terlihat kehabisan nafas lalu menyuruh luna duduk dan luna pun menurutinya, kemudian luna mengambil salah satu seafood yang ada di depannya tanpa luna sadari erick mengambil potret diam2.
Seperti ini penampilan luna ya
Kemudian erick pun duduk di hadapan luna dan makan malampun di mulai. Setelah makan malam selesai erick satu tangan mengambil tangan luna untuk di kecupnya sementara satu tangan lainnya untuk mengambil sesuatu yang ada di saku jasnya lalu membukanya di hadapan luna.
"Ini ..?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Sang Cinta Pertama
Roman d'amourWarning!! Content hanya untuk 21+ Aluna Adipta Lewis mengurung diri di kamarnya setelah mendengar bahwa seseorang yang sangat di cintainya yang tak lain adalah mantan kekasihnya yang baru putus denganya 2 bulan lalu telah bertunangan dan akan melang...