Chapter 4. Terbuai

74 4 0
                                    

"Apa yang kamu lakukan ?" Tanya luna pada laki laki itu

"Aku yang seharusnya bertanya, untuk apa kamu makan bersama laki laki baji**n itu ?" Ucap Erick, ya dia adalah erick jhonson

"Siapa yang kamu maksud,? Kalau yang kamu maksud adalah xaviero maka kamu salah, dia adalah sahabatku" jelas luna lantas pergi begitu saja. Erick yang merasa di abaikan tidak terima lantas memanggul luna seperti karung beras membawanya masuk ke mobilnya

"Apa yang kamu lakukan, keluarkan aku, mobilku masih di sana" teriak luna sambil menggedor2 kaca mobil dari dalam, namun erick menghiraukannya dia fokus mengemudi dengan kecepatan di atas rata rata hingga luna memegang pegangan yang ada samping atasnya sampai luna kelelahan lantas tertidur di mobil, saat mobil erick sampai di pekarangan rumahnya dia menggendong luna masuk ke kamar pribadinya membaringkan luna di ranjangnya secara perlahan.

Sekitar 30 menit berlalu luna bangun dari tidurnya lantas memeriksa pakaiannya karena melihat sekelilingnya ternyata bukan kamarnya. Dia beranjak bangun mencari tasnya setelah menemukan tasnya dia bergegas menuju pintu kamar namun saat hendak membuka knop pintu, terdengar suara pintu terbuka dari arah kamar mandi menampilkan erick yang bertelanjang dada, perut sixpack hanya mengenakan handuk yang di lilit di pinggangnya dengan rambut yang masih basah, karena erick baru selesai mandi. Erick berjalan maju ke arah luna.

Begini kira2 penampilan babang Erick

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Begini kira2 penampilan babang Erick

Sementara luna tercengang melihat erick dari jarak dekat yang kini berada di hadapannya, sungguh mahluk ini benar benar pahatan yang sempurna

"Terpesona,, Eh ?! Ucap erick,

Luna yang kepergok wajahnya langsung merah menahan malu, lantas dia mengalihkan pandangannya ke arah lain dan berbicara tanpa melihat erick

"Cepat pakai bajumu dulu, aku mau pulang" perintah luna,,

Namun erick tak mengindahkan perkataan luna, erick menatap luna dengan wajah datar, berjalan mendekatinya, memangkas jarak diantara mereka membuat sang empunya mundur beberapa langkah hingga tanpa sadar punggungnya sudah terpentok pada pintu. Dengan kedua tangannya erick mengurung luna mengunci tubuh luna dari segala arah.

"Lepaskan aku" ucap luna mendorong dada erick, bukannya menjauh melainkan sebuah ciuman yang luna dapatkan, luna yang mendapat serangan itu membulatkan matanya, tangannya mendorong tubuh erick agar menjauh namun sia-sia di karenakan kalah tenaga. Erick terus menciumnya, menekannya di pintu menghiraukan perlawanan luna. Luna yang terus bungkam membuat erick menggigit bibir bawah luna otomatis luna membuka mulutnya, kesempatan itu dia gunakan segera lidahnya yang panas menerobos masuk ke dalam. Luna merasakan lidah laki laki itu meluncur di antara giginya. Ciuman erick yang tadinya kasar menjadi lembut membuat luna ikut terbuai dan membalas ciuman erick.

Mendapat balasan dari luna erick tersenyum di sela sela ciumannya memperdalam ciumannya lantas dia mengangkat tubuh luna hingga membuat luna mengalungkan tangannya pada leher erick dan melingkarkan kakinya di pinggang erick, lantas erick mendudukan luna di atas meja kerjanya tanpa melepas ciuman mereka, tangan erick masuk ke dalam kaos yang luna pakai mengusap perut rata luna kemudian turun meraba paha dalam luna dengan gerakan sensual membuat luna merasa tergelitik ketika tangan erick sampai pada inti luna meraba kewanitaan luna memainkan jarinya di sana memijat dan perlahan jarinya masuk ke lubang intim luna.

"Aahh" desahan luna lolos begitu saja saat merasakan jari tangan laki laki itu. Erick melepas ciumannya melihat bibir luna yang bengkak karena ulahnya, senyum lebar tercetak di wajahnya, apalagi melihat luna yang memejamkan matanya menikmati sentuhannya, lantas menambahkan satu jarinya lagi memulai gerakan berirama membuat luna semakin melayang, meningkatkan ritme, merasakan inti luna berkedut membuat erick membayangkan "bagaimana jika miliknya yang panjang dan besar masuk ke dalam ?" Membayangkannya saja membuat miliknya menegang sangat keras hingga terasa sakit ingin di keluarkan dari sangkarnya meminta kepuasan.

"Ngghhh,,,, aahh,," tubuh luna menggelinjang, bergetar hebat saat mencapai pelepasan yang baru pertama kali dia rasakan,

Erick memandang wajah luna yang telah mencapai pelepasannya begitu puas, lantas menarik jarinya yang basah oleh cairan pelepasan luna dari lubang inti perempuan itu dan menjilatnya tanpa merasa jijik.

"Mulai sekarang kamu milikku" tegas erick

Luna terbangun saat merasakan berat di tubuhnya kemudian melihat ternyata ada tangan besar yang melingkar di perutnya lantas melirik ke arah samping melihat laki laki itu tertidur pulas kemudian dia mengingat kejadian tadi siang, dia merutuki kebodohannya bisa bisanya terbuai oleh sentuhan erick, lalu dia menyingkirkan tangan besar laki laki itu dari perutnya secara perlahan takut membangunkan laki laki itu lantas dia beranjak bangun, mencari tasnya berjalan terburu buru keluar dari rumah ini karena ini sudah malam dia harus segera pulang takut orangtuanya khawatir.

Ketika sampai di rumah, benar saja kedua orang tuanya tengah menunggu di ruang tengah,,

"Luna ya ampun dari mana saja kamu, kenapa ponselmu tidak aktif, kamu tahu tidak mommy and daddy khawatir sayang, kamu tidak kenapa napa kan ?" Tanya ibunya begitu khawatir

"Aku tidak kenapa napa mom, dad,, maaf aku pulang terlambat karena tadi di butik ada pekerjaan yang harus aku selesaikan" ucap luna berbohong pada orangtuanya karena dia tidak mungkin menceritakan yang sebenarnya

"Lain kali kalau kamu sibuk jangan lupa mengabari daddy atau mommy biar kami tidak khawatir yang penting kamu bisa menjaga dirimu dengan baik" nasehat ayahnya

"Iya dad, terima kasih sudah mengkhawatirkanku" ucap luna lantas memeluk sang ayah dengan manja. Ayahya hanya mengeleng gelengkan kepala melihat kelakuan anak satu satunya yang kini telah beranjak dewasa,, ayahnya membayangkan bagaimana jika suatu saat anak gadisnya menikah lalu ikut tinggal bersama suaminya pasti mereka akan sangat kehilangan.

Luna yang merasa sangat kelelahan memilih naik ke kamarnya dan menyuruh bibi membawakan makan malam ke kamarnya.

Di rumah erick, Erick terbangun meraba raba sampingnya ternyata sudah dingin tanda bahwa luna pergi sudah lama, lantas dia bangun melihat jam waker ternyata sudah hampir jam 9 malam, wajar jika luna pulang karena luna yang masih mempunyai orang tua utuh pasti sangat mengkhawatirkan anak gadisnya, dia pun beranjak bangun dan turun menuruni tangga untuk makan malam

Takdir Sang Cinta PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang