Chapter 6. Cemburu

53 3 0
                                    

Setelah dari rumah erick, luna melajukan mobilnya berniat mampir ke butik miliknya namun sepanjang perjalanan luna terus kefikiran tentang kejadian tadi di rumah erick.

"Ada apa dengan jantungku?" Ucap luna merasa heran karena dia belum pernah merasakan hal ini sebelumnya.

"Apa mungkin jantungku bermasalah ? Tapi aku tidak punya riwayat sakit jantung" pertanyaan yang ada di kepalanya, tangan kirinya sambil memegang dadanya sementara tangan kanan memegang setir kemudi, sibuk dengan fikirannya sendiri tidak terasa mobilnya sudah sampai di depan butik miliknya lalu memarkirnya mobilnya setelah itu langsung turun dari mobil tak lupa mengunci mobilnya kemudian masuk ke dalam.

"Selamat sore nona?" Sapa karyawannya tersenyum sambil membungkukkan sedikit badannya tanda hormat pada atasannya.

"Iya, selamat sore" balas luna tersenyum ramah. Luna orang yang ramah tidak pernah membeda bedakan antara atasan dan karyawannya, makanya karyawannya pun betah kerja dengannya.

"Oia mbak,, bagaimana gaun pesanan nyonya Ambar kemarin, apa sudah di ambil ?" Tanya luna pada karyawan

"Sudah non, tadi siang beliau kesini mencari nona ingin mengambil gaunnya namun nona belum datang" jelas karyawannya.

"Emmh,, lalu bagaimana apa beliau ada komplen atau ada yang kurang cocok dengan gaunnya ? Tanya luna lagi.

"Tidak non, beliau bilang,, beliau sangat menyukai gaun rancangan anda, beliau sangat puas dengan hasilnya". Terang karyawannya

"Baiklah, terima kasih mbak,, kalau begitu saya masuk dulu ya?" Ucap luna

"Baik non" ucap karyawannya

Di dalam ruangan luna terlihat fokus melukis gaun pesanan lain agar mudah ia desain, sementara di luar seorang perempuan muda cantik berpakaian seksi mendatangi butiknya.

"Selamat sore nona ,, ada yang bisa kami bantu ?" Sapa karyawan luna pada perempuan itu sambil membungkukkan badannya sedikit.

"Selamat sore,, Auuumm iya, apa benar pemilik butik ini bernama Nona Aluna ?!" Tanya perempuan itu

"Iya benar nona" jawan karyawan luna

"Ada dia ada di sini ? Saya ingin bertemu dengannya". Ucap perempuan itu.

"Ah.. ya nona luna ada di ruangannya, mari saya antarkan ke dalam" ucap karyawan mempersilahkan masuk.

"Tok,,tok,,tok,, non ada tamu ingin bertemu anda ,," ucap karyawan luna. Luna terlihat berfikir sebentar dia merasa sepertinya hari ini dia tidak memiliki janji dengan siapun, sebelum mempersilahkannya masuk.

"Suruh masuk saja mbak",, perintah luna kemudian perempuan itu masuk menyapa luna

"Selamat sore nona luna, perkenalkan nama saya Olivia marule" sapa perempuan muda itu sambil menyodorkn tangan memperkenalkan dirinya.

"Ah iya selamat sore nona olivia, panggil saya luna saja,, apa ada yang bisa saya bantu ?" Tanya luna tersenyum ramah

"Baiklah kalau begitu, saya dengar dari nyonya Ambar bahwa busana rancangan milik anda sangatlah bagus, saya merasa penasaran makanya saya coba datang kesini" ucap olivia, kemudian luna mengajak olivia mengelilingi ruangan butiknya untuk melihat gaun gaun atau dress desainnya yang di pakaikan pada patung manekin.

Olivia melihat ke sekeliling ruangan yang terlihat mewah bernuansa eropa lalu melihat gaun2 dan dress yang terpampang di sana sangat menakjubkan, tidak salah temannya merekomedasikan butik luna padanya.

"Wooow.. ternyata nyonya ambar benar bahwa gaun rancanganmu sangat bagus, Oia lun weekend ini saya mau menghadiri pesta, bisakah kamu membuatkan gaun yang cocok untukku ?" Tanya olivia

Takdir Sang Cinta PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang