Chapter 14. Ke pergian orang tua luna

70 4 0
                                    

Kini mereka telah sampai di restaurant dan tengah menunggu pesanannya.

"Jadi bagaimana bisa kakak dekat dengan luna? kakak berhutang penjelasan padaku dan aku minta kakak jelaskan sekarang!" ucap sherly memanyunkan bibirnya sembari bersedekap pura2 marah, sedangkan erick yang melihatnya merasa gemas lantas mengusap usap rambut sherly membuat sang empunya kesel.

"Aiisshh kakak, kan jadi berantakan rambut aku" ucap sherly merapihkan rambutnya. erick hanya terkekeh pelan.

"Ceritanya panjang baby, awal mula bertemu luna saat acara ultah kamu di club waktu itu, luna tak sengaja menabrakku ntah kenapa saat melihat luna pertama kali jantungku berdebar lebih cepat dari biasanya, aku tak pernah mengalami hal ini sebelumnya lalu saat luna bersama laki laki lain hatiku tidak terima rasanya aku ingin sekali menghajar laki laki itu, aku selalu hilang kendali jika melihat luna bersama laki laki lain, aku merasa luna adalah milikku, tidak boleh ada yang memilikinya selain aku dan juga aku selalu merindukannya setiap waktu, aku ingin dia selalu berada di sampingku, sejak saat itu aku menyadari perasaanku telah jatuh terlalu dalam terhadap luna, aku mencintainya, luna adalah cinta pertamaku" lirih erick pelan seraya tersenyum ada guratan kebahagiaan yang tercetak di wajahnya hingga sherly yang memandanginya pun ikut tersenyum bahagia setelah mendengarkan cerita sang kakak namun sherly teringat sesuatu dan langsung menanyakannya pada erick.

"Lalu bagaimana dengan kak olivia?" tanya sherly membuat erick mengernyitkan dahinya.

"Hubungan aku dan olivia hanya sebatas teman atau sahabat, kami bersahabat sejak kecil sher". ucap erick

"Bagaimana kalau ternyata kak olivia mencintai kakak?" tanya sherly padahal dia tahu benar kalau olivia sangat mencintai erick kala dia tak sengaja mendengar pembicaraan oivia dengan seorang laki laki waktu di mall ketika menemani luna membeli kain.

Flashback !

"Lun tunggu sebentar ya aku mau ke toilet dulu sudah kebelet "ucap sherly langsung berlalu pergi dari sana, setelah selesai dengan kebutuhannya di toilet sherly berjalan keluar hendak memasuki lorong namun ia tak sengaja mendengar pembicaraan dua orang yang membicarakan erick jhonson kakaknya lantas sherly segera bersembunyi di balik tembok dan mengintip dua orang itu.

"Ka Olivia?" Gumamnya pelan

"liv tunggu liv, aku mohon lihatlah aku, apakah kamu tidak merasakan ketulusanku? aku mecintaimu liv sejak pertama kali bertemu liv" ujar laki laki mencekal tangan olivia yang hendak pergi.

"Maaf max, aku gak bisa mencintaimu karena di hatiku hanya....." ucapan olivia menggantung di udara lantaran laki2 itu menyanggahnya.

"Ada Erick begitu ?"sanggah laki laki itu. olivia diam menunduk.

"Sebegitu besarkah cintamu? padahal sedari dulu erick hanya menganggapmu sebagai sahabat tak pernah lebih, tapi aku yang sedari dulu mencintaimu tak pernah kau anggap liv" lirih laki2 itu.

"Karena aku yakin aku bisa mengambil hati erick, aku akan berusaha semaksimal mungkin agar erick bisa mencintaiku sama seperti aku mencintainya, maka dari itu lupakan aku carilah wanita yang lebih baik dari aku max, kamu berhak mendapatkan wanita yang baik juga mencintaimu dengan tulus" ucap olivia melepas cekalan max dan berlalu pergi, sedangkan max hanya pasrah berdiam diri di tempatnya dan memperhatikan punggung olivia yang kian lama kian menjauh.

"Jadi selama ini ka oliv sangat mencintai ka erick" ucap sherly dalam hati sembari membekap mulutnya sendiri, tapi tiba2 dia teringat sesuatu ia telah meninggalkan luna terlalu lama jadi diapun segera pergi menemui luna.

Flashback off.

Erick terkekeh pelan mendengar pertanyaan keponakannya yang di rasa aneh seakan erick tak mempercayainya.

Takdir Sang Cinta PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang