Chapter 10. Kesedihan Olivia Area 21++

73 2 0
                                    

Di bawah gemerlapnya lampu klub terbesar di new york seorang perempuan tengah mabuk duduk dengan kepala menyender pada tangannya yang bertumpu di atas meja bar, meracau tidak jelas dalam mabuknya, kadang pula tertawa cekikikan. Ntah sudah berapa banyak alkohol kadar tinggi yang dia minum karena dia berpikir dengan cara inilah dia bisa meluapkan segala kesedihannya. Dia mengambil lagi dan lagi minuman yang bartender tuangkan pada gelasnya namun pada saat ingin meminumnya seseorang menghentikannya.

"Olivia stop it ! Kamu sudah terlalu banyak minum !!" Geram seseorang pada olivia. Mengambil alih gelas minuman yang berada di tangan olivia. Ya perempuan itu adalah olivia, setelah menelpon erick di rumahnya olivia merasa sakit hati, kecewa dan juga marah, jadi dia butuh pelampiasan untuk menenangkannya dan di sinilah dia melampiaskannya dengan minuman beralkohol kadar tinggi.

Dengan setengah kesadarannya olivia melihat ke arah laki laki tampan yang mengambil minumannya.

"Max ...??"
"Kembalikan minumannya max, kamu tidak akan tahu bagaimana perasaanku tanpa minuman itu max, kembalikan!" Geraman olivia tangannya berusaha mengambil kembali minuman di tangan Max. Sementara max menjauhkan dari jangkauan olivia, hingga olivia menyerah.

"Aku tahu bagaimana perasaanmu, tapi bukan seperti ini cara mengatasinya liv, mari aku antar pulang" ucap max menarik tangan olivia, olivia yang setengah sadar karena pengaruh alkohol kadar tinggi itu tidak menjawab malah meracau tidak jelas tetapi tetap mengikuti langkah Max.

Kemudian max pun memapah olivia keluar dari club itu tapi tiba2 olivia muntah dan mengenai pakaiannya, max pun dengan sabar membersihkan bekas muntahan olivia di pakaian olivia lalu kembali memapah masuk ke dalam mobilnya. Setelah 30 menit berlalu mobil max sampai lobby apartment milik olivia kemudian masuk menggendong ala bridal style karena max yakini olivia tidak akan sanggup berjalan lagi.

Ketika sampai di depan pintu apartment milik olivia, max pun menekan tombol sandi yang dia ingat karena dulu olivia pernah memberitahu dia, pintu terbuka max langsung membawa olivia ke kamar olivia merebahkannya di ranjang lalu melepas heelsnya kemudian dia berniat mengganti pakaian olivia yang terkena muntahan agar tidak lengket kerena dia yakin olivia tidak akan nyaman tidurnya.

Lalu max pun perlahan membuka drees olivia menariknya ke atas kepala agar terlepas setelah dress itu terlepas, seketika max menatap takjub tubuh olivia yang hanya mengenakan bra dan kain berbentuk segitiga itu. Saat pandangan matanya mengarah pada payudara olivia yang membuntang lalu turun ke bawah benda yang masih tertutup kain segitiga itu max meneguk ludahnya sendiri seketika juniornya pun langsung mengeras di bawah sana. dia berusaha menahan diri agar tak lepas kendali. Bagaimanapun dia laki laki normal ketika melihat perempuan yang begitu menggiurkan pasti akan tergoda.

Tak ingin berlama2 takut jikalau dirinya menerkam olivia dia berniat pergi mengambil pakaian ganti olivia namun saat hendak berbalik olivia mencekal tangan max menariknya hingga jatuh menindih tubuhnya walau matanya masih merem karena pengaruh alkohol lalu dengan cepat olivia langsung menyambar bibir Max, max pun terkejut dia ingin menarik diri namun sial nafsu telah menguasai dirinya hingga tanpa sadar membalas ciuman olivia

Max pun terus mencium dan melumat bibir olivia lalu turun ke leher menghisap dan memberi gigitan kecil hingga meninggalkan jejak kemerahan di sana.

"Enghh.." erangan olivia lolos begitu saja oleh rangsangan yang max berikan. Lalu ciuman max pun turun tepat di depan payudara olivia kemudian membuka kaitan bra hingga kini payudara olivia yang padat terpampang jelas di hadapannya tanpa penghalang apapun dan max langsung menghisap dan menggigit kecil puting payudara olivia, tangannya pun tak tinggal diam satu tangan sebelah kiri dia gunakan untuk meremas payudara olivia lalu satu tangan sebelah kanannya untuk mengusap perlahan perut olivia lalu turun ke bawah menurunkan kain segitiga itu hingga kini olivia tak memakai kain sehelai benang pun.

Takdir Sang Cinta PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang