"Ini ..?" Tanya luna, Erick mengangguk seraya tersenyum manis lalu bangkit dari duduknya melangkah ke arah luna dan tiba2 berjongkok di samping kursi luna sembari memegang kotak beludru berwarna biru menunjukannya pada luna, luna syok dengan tindakan erick yang tiba2 otomatis dia bangkit dari duduknya membenarkan posisinya menghadap erick segera menyuruh erick berdiri namun erick malah mendudukan luna kembali di kursi dengan posisi duduk miring menghadap erick yang sedang berjongkok.
"Apa yang kamu lakukan?" Tanya luna heran merasa tidak enak melihat erick berjongkok di lantai. Erick tak menjawab malah tersenyum lalu meraih tangan kanan luna untuk di kecupnya membuat luna tercengang.
"Luna aku tidak tahu harus mulai dari mana, yang jelas aku ingin mengungkapkan isi hatiku jujur sejak awal pertama kali melihatmu saat kamu tak sengaja menabrakku di Club itu, aku tidak tahu kenapa jantungku berdebar lebih cepat dari biasanya, dan juga saat kau berbincang2 dengan teman laki2 sialanmu itu aku ingin sekali menarikmu dan menghajar laki2 itu namun aku tidak ingin membuat keributan apalagi itu acara keponakanku, lalu saat melihatmu makan siang di cafe rasanya aku tidak tahan, aku marah makanya aku membawamu ke rumahku walaupun kamu terus memberontak, sejak saat di rumahku aku sudah mengklaim kamu adalah milikku dan terakhir ....." Erick berhenti sejenak menarik nafas dalam kemudian melanjutkan ucapannya.
"Saat di malam itu aku melihat kamu sedang makan malam bersama laki2 sialan itu lagi, aku tidak bisa mengendalikan emosi juga amarahku, aku lepas kendali sehingga aku menarik paksa dirimu untuk mengikutiku luna, aku tidak suka kamu bersama laki2 lain selain diriku" Erick menarik nafas sebentar mengingat kejadian beberapa waktu lalu.
"Setelah malam itu kita tak pernah bertemu kembali karena aku sibuk dengan pekerjaanku namun pikiranku terus tertuju padamu, aku selalu merindukanmu, bahkan aku tidak fokus pada pekerjaanku luna, dari situ aku mulai menyadari perasaanku bahwa..." erick menghentikan ucapannya sejenak menatap luna yang kini terdiam membisu lalu membuka kotak bludru biru yang berisikan cincin itu di hadapan luna, luna menatap cincin itu dengan perasaan campur aduk ntahlah...
"Aku mencintamu luna" ucap erick kemudian. Dia tersenyum hangat menatap ke arah luna yang masih tetap terdiam lalu melanjutkan ucapannya.
"Jadi maukah kamu menjadi kekasihku,,,??" Tanya erick namun tak ada jawaban dari luna.
"Luna ,,,,?? Panggil erick lembut, luna menunduk sembari meneteskan air mata ntah kerena terharu atau karena apa.
"Ma'af....." ucap luna, erick yang dari tersenyum bahagia kini senyumannya luntur berganti dengan rasa sedih begitu mendengar jawaban luna, namun ia tetap berusaha tersenyum manis di hadapan luna walau hatinya sakit karena penolakan luna.
"Hei... tidak apa baby jangan menangis, aku tahu ini tidak mudah untukmu apalagi kita belum mengenal satu sama lain jadi wajar kalau kamu tidak bisa menerimaku, sudah jangan menangis" ucap erick seraya menghapus air mata luna menggunakan ibu jarinya lalu berdiri dan menuntun luna untuk ikut berdiri, erick merengkuh tubuh luna ke dalam pelukannya dan mencium pucuk kepala luna.
"Jangan menangis lagi baby, aku janji setelah ini tidak akan memaksamu lagi, aku janji tidak akan mengganggu hidupmu lagi, jadi berbahagialah selalu, jalani hidupmu seperti sebelumnya tanpa adanya gangguan dariku" ucap erick melepas pelukannya.
"Aku pergi, nanti supir pribadiku akan mengantarmu pulang, jangan pulang sendiri aku tidak mau terjadi apa apa padamu, jadi menurutlah kali ini". ucap erick berpura2 tersenyum hangat padahal air matanya sudah di pelupuk mata sebentar lagi akan jatuh. Erick melangkah mundur perlahan lalu berbalik, tepat saat berbalik air matanya meluruh begitu saja. Erick terdiam sejenak menguatkan hatinya sebelum pergi dari sana.
"ERICK ...?" Teriak luna saat erick akan melangkah pergi, erick berbalik ketika di panggil luna menatap luna yang kini menghampirinya.
"Kenapa kamu menyerah begitu saja, kenapa kamu tidak berusaha memperjuangkan aku hiks.. padahal aku hanya bilang maaf bukan menolakmu !!!" Ucap luna menangis sembari memukul2 dada bidang erick, erick mengerutkan alisnya mencoba mencerna kembali perkataan luna dan seketika matanya membulat segera ia menahan kedua tangan luna yang memukul dadanya lalu menatap luna
"Jadi...???" Tanya erick menatap luna lekat menanti jawaban luna, luna tersenyum mengangguk, dan itu membuat erick tak bisa menahan rasa bahagianya, erick tersenyum lepas begitu girang, mengangkat kedua tangannya ke atas dan berteriak
"YES LUNA AKHIRNYA MENJADI MILIKKU" teriak erick kencang, beruntung hanya mereka berdua yang ada di dalam ruangan itu karena erick sudah menyewanya khusus untuk luna jadi tidak boleh ada pengunjung yang masuk sementara.
"Terima kasih sayang, aku mencintaimu" ucap erick memeluk luna, luna pun membalas pelukan erick
"Aku juga mencintaimu" ucap luna lantas mereka menatap satu sama lain, erick mendekatkan wajahnya lalu mengecup bibir luna, tidak puas hanya mengecup saja erick kembali mencium, melumat bibir luna lembut, luna yang awalnya diam lambat laun mulai terbuai ciuman hangat erick kini tanpa sadar luna membalas ciuman erick, erick yang melihat luna membalas ciumannya ia tersenyum puas di sela sela ciumannya.
Ciuman mereka semakin lama semakin menggebu, kini lidah mereka pun saling bertautan, satu tangan luna mencengkram kerah kemeja erick begitupun erick semakin merapatkan tubuh luna padanya sehingga luna merasakan sesuatu yang keras di bawah sana menusuk bawah perutnya, hasrat yang kian menggebu di tambah suasana malam se akan mendukung ke'intiman mereka sehingga tak ada niatan di antara mereka untuk menghentikan ciumannya kalau saja mereka tidak sadar bahwa sedang berada di tempat umum, walaupun tidak akan ada pengunjung yang masuk ke dalam ruang vvip yang sudah erick sewa namun tetap saja ada pengawas canggih seperti CCTV yang di pasang di setiap sudut ruangan sehingga terpaksa mereka menghentikan ciuman itu sebelum kebablasan.
Kini mereka masih ngos ngosan, luna dan erick saling tatap menatap lalu tersenyum satu sama lain, kemudian luna menunduk terlihat malu2 hingga wajahnya memerah, erick terkekeh pelan kala melihat tingkah luna lalu mengangkat dagu duna dan mengelap bibir luna yang basah juga sedikit bengkak karena ulahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Sang Cinta Pertama
RomanceWarning!! Content hanya untuk 21+ Aluna Adipta Lewis mengurung diri di kamarnya setelah mendengar bahwa seseorang yang sangat di cintainya yang tak lain adalah mantan kekasihnya yang baru putus denganya 2 bulan lalu telah bertunangan dan akan melang...