Rencana

15 2 22
                                    

Bismillahirahmanirrahim

🍁🍁🍁

"Gue ada rencana baru."

~ noname

🍁🍁🍁

Romantic Note 16 : Rencana

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sudut mata Syifa menangkap sosok Arsenio Savier Atharauf. Setelah pamit dengan Wildan, iya laki-laki itu tadi menghampiri Syifa dan ingin membicarakan sesuatu. Syifa memutuskan mengakhiri obrolan karena Wildan tidak segera membicarakan hal intinya, membuat Syifa merasa aneh dengan Wildan.

Syifa melihat Rizki tengah berjalan tergesa sambil memanggil nama sahabatnya. Syifa merasa aneh dengan keduanya, seperti orang marahan mungkin.

"Arsenio, lo marah?" tanya Rizki lalu dengan sigap tangan kirinya menghambat Arsen membuka pintu mobil.

"Apa sih Ki. Awas tangan lo," usir Arsen dengan muka datar.

"Gue tanya lo marah?"

"Enggak,"

Belum sampai Syifa mendengarkan balasan Rizki, Ummi Hilma dari kejauhan nampak kerepotan dengan tiga kantung tas yang isinya terlihat memenuhi tas. Syifa dengan segera menghampiri Ummi milik seluruh pesantren itu.

"Ummi, boleh Syifa bantu?" ucap Syifa menawarkan diri karena tak tega dengan perempuan paruh baya itu.

"Alhamdulillah ada kamu Fa. Ini kamu boleh tolong anter ini gak ke temennya Rizki. Ummi ninggalin masakan ummi, Naura juga lagi gak ada di rumah. Boleh ya ummi minta waktu kamu sebentar." ucap Hilma sambil menunjuk ke arah barang bawaannya.

"Boleh ummi,"

Syifa segera menuju ke pelataran pesantren dimana dua orang yang terlihat masih berbicara.

"Assalamualaikum." salam Syifa terlebih dahulu.

"Waalaikumsalam," jawab keduanya kompak.

"Ada apa Fa?" tanya Rizki pada Syifa.

Syifa tersenyum canggung,"Ini ada titipan dari Ummi Hilma buat temennya ustadz." ucap Syifa lalu menyodorkan ketiga kantung tas.

"Buat lo Ar," ucap Rizki tak lupa menyuruh Arsen untuk segera mengambil bingkisan dari tangan Syifa.

"Makasih," balas Arsen singkat.

"Sama-sama. Yaudah Syifa pamit ke asrama dulu Ustadz, Kak Arsen." saat Syifa menyebut nama Arsen ada rasa menggelitik dalam diri Arsen.

"Iya silahkan," ujar Rizki mempersilahkan.

Selepas kepergian Syifa, Arsen langsung bergegas mengambil kesempatan saat perhatian Rizki tertuju pada gadis itu.

"Gue pamit ya ki, Assalamualaikum." teriak Arsen yang sudah berada di dalam mobil.

Rizki menoleh cepat,"Waalaikumsalam. Astaghfirullah Ar, gue belum selesai ngomong lo udah main pergi aja."

Mobil milik Arsenio meninggalkan pesantren Ar Rahman lalu melesat dengan kecepatan sedang. Hatinya membaik akibat panggilan Syifa pada dirinya tadi. Padahal hanya sekedar panggilan Kak Arsen tapi bapernya sampai ke tulang-tulang.

Drt drt drt

Siapa yang mengirim Arsen pesan. Di layar notifikasinya menampakkan nama Kenaan. Teman seperjuangan Arsen di Turki itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 20, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Romantic Note [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang