Perasaan Afika

41 6 18
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

🍁🍁🍁

"Jadi kaya gitu kisah mereka? Seru kalau gue tambah bumbu di dalamnya."

~noname

🍁🍁🍁

Romantic Note 10 : Perasaan Afika

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kejadian kemarin menimbulkan rasa takut para santri juga rasa penasaran. Siapa gerangan yang ada dibalik semua ini. Terlihat dari jasadnya bahwa Farid seperti disiksa. Sungguh menjijikan.

Beda halnya lagi dengan Syifa. Teringat bercak darah di baju Wildan membuat Syifa ingin muntah. Bau anyir itu masih bisa dirasakan hingga sekarang. Terlalu pekat. Sampai sudah berlalu tiga hari pun Syifa masih bisa merasakannya.

"Darah apa yang ada di baju Wildan kemarin? Apa darah hewan? Tapi mana mungkin itu hewan. Akh, kenapa aku jadi takut ya," Syifa menggumam dengan raut tak terbaca.

"Ngelamun?" tepuk Nisa pada bahu Syifa.

Syifa tersentak ke belakang."Nisa kaget tau, ucap salam kek." dengus Syifa kesal.

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam,"

"Ngelamunin apa sih, sampai kaget gitu tadi?" tanya Nisa memberi jarak pada Syifa.

"Bukan apa-apa."

Nisa hanya diam tanpa menanggapi. Kalian pasti bingung. Kenapa sekarang Nisa dekat lagi dengan Syifa. Ya mereka sudah berbaikan. Tepat setelah pemakaman Farid.

Syifa menghampiri Nisa yang ingin meninggalkan pemakaman. Dengan tergesa, tanpa pamit Syifa menyusul Nisa. Masalah ini harus segera diselesaikan.

"Nisa!" panggil Syifa.

"Ada apa?" tanya Nisa dengan raut datar.

"Kita harus bicara." ajak Syifa.

Nisa berdecih malas,"Bicara? Bukannya kamu yang nutupin semua itu dari aku Fa?!" ucap Nisa menohok.

Syifa tergugup di tempatnya,"Nu - nutupin apa?"

Nisa memutar bola matanya jengah,"Kamu pikir aku gak tau? Aku tau semuanya Fa! Semua. Tentang Fika yang menyukai Ustadz Rizki dan kamu...!" tunjuk Nisa pada Syifa."Yang menutupinya dari aku."

Syifa melebarkan matanya kaget,"Ja - jadi ka-kamu tau?"

"Iya aku tau semuanya. Kamu tau apa yang aku rasain waktu itu!? Hancur Fa! Aku sedih. Aku tau banyak yang menyukai Ustadz Rizki tapi mereka bukan benar-benar suka. Dan setelah aku tau bahwa Fika menyukai Ustadz Rizki aku sakit, sedih semuanya campur aduk."

"Disaat aku mencoba mau nerima Fika jadi temen kita, tapi fakta itu merubah niat aku. Dan aku benci pada diriku sendiri kenapa harus menyukai laki-laki itu! Laki-laki yang gak pernah menganggap aku ada. Hanya menganggap aku seperti benda yang tak punya nyawa! Dan aku kecewa sama kamu Fa,"

Romantic Note [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang