Sahabat Lama

39 4 92
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

🍁🍁🍁

"Dia siapa?"

~ Romantic Note

🍁🍁🍁

Romantic Note 12 : Sahabat Lama

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Seisi pesantren digemparkan dengan perubahan Fika. Bagaimana tidak? Gadis yang sudah genap sebulan itu datang ke pesantren dan memutuskan untuk berhijrah itu kini kembali ke penampilan awalnya. Modis, layaknya anak metropolitan sana. Jilbab yang semula selalu dia pakai kini raib, entah kemana.

Syifa dan Nisa sempat menanyakan apa yang membuat Fika berubah tapi Fika tidak memberi jawaban apapun yang bisa dimengerti mereka berdua. Bagaimana dengan Rizki? Laki-laki itu merasa bersalah tapi mau bagaimana lagi Rizki memang tidak bisa menjalani sebuah hubungan yang melibatkan hawa nafsu semata bukan karena ucapan sah.

Syifa menuruni tangga dengan tergesa hingga dirinya menabrak bahu seseorang dan lumayan kencang hingga mereka berdua terjatuh, tapi untung saja saat sudah di anak tangga terakhir. Syifa mengusap bahunya pelan karena terasa nyeri. Lalu memandang kaget ke arah orang yang ditabraknya tadi. Dia? Laki-laki?

"Maaf, gak apa-apa kan? Saya permisi dulu," ucapnya singkat.

Dia melenggang begitu saja, berlalu di hadapan Syifa dengan langkah besar. Syifa baru saja ingin mengatakan maaf juga tapi sudah hilang di balik tangga. Dia? Siapa? Baru saja Syifa ingin berdiri, tumpahan air bekas mengepel lebih dulu menghampirinya, akibatnya Syifa terpeleset menghempas lantai. Naas sekali nasib Syifa pagi ini.

"Waduh teh Syifa," kaget Putri, salah satu santri di pesantren Ar Rahman yang tidak sengaja menumpahkan air bekas pel.

Syifa mengelus kakinya yang terasa sakit, baru saja dirinya tadi jatuh sekarang malah ketumpahan air bekas pel. Rasa nyeri kian meradang. Sepertinya kakinya keseleo.

"Astaghfirullah teh, punten putri gak sengaja tadi. Suer deh," kata Putri dengan mengacungkan tanda peace.

Syifa hanya mampu menganggukan kepalanya mengerti sesekali bibirnya mengeluarkan rintihan lirih. Kaki keseleo benar-benar menyakitkan ternyata.

"Teh Syifa bisa jalan? Kalau nggak bisa aku papah deh hitung-hitung permintaan maaf." kata Putri.

"Boleh deh, tapi pelan-pelan aja." Syifa mengulurkan kedua tangannya pada Putri yang langsung disambutnya segera.

Putri memapah Syifa pelan, takutnya kalau ngebut kaki Syifa malah tambah parah. Ditambah juga tubuh Putri yang gempal mana bisa ngebut. Canda loh Put.

Rasanya Syifa malah ingin menangis sekarang, berjalan malah membuat kaki Syifa semakin ngilu. Sakitnya gak ketulungan. Putri berinisiatif untuk mengajak Syifa duduk lebih dulu. Takutnya kalau dipaksakan malah tidak baik. Karena sesuatu yang dipaksakan hasilnya tidak akan baik.

"Duduk dulu teh," Putri mengarahkan tangannya di pundak Syifa guna memudahkan Syifa duduk.

"Aduh Put, kaki aku ngilu banget." rintih Syifa.

Romantic Note [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang