Mew Suppasit berdiri didepan pusat berbelanja dengan nama "Swalayan" Yang berada di tengah Kota.
Bentuknya Belum mencapai kesempurnaan Mall. Namun keramaian pengunjung memadati.Mew berdiri didepan peta Swalayan. Ini memang pertama kali dia menginjakkan kaki disana.
Jangankan masuk Swalayan. Ke toko kelontong saja Mew tak mampu. Dia hanya pria dewasa pengangguran dan miskin.
Setelah ayah dan ibunya pergi. Mew hidup sebatang kara. Menumpang di rumah saudara.
Namun. Saudara mana yang akan tahan kalau anak yang sudah pantas mencari nafkah. Hanya duduk diam dirumah.Dia sudah berulang kali berganti pekerjaan. Tetap saja keberuntungan tidak pernah berpihak padanya.
Tiap kali pula Mew selalu di pecat dalam pekerjaan nya."Hai Mew...!!" Suara dibelakang menyapa nya.
"Oh Hai Phi Tong.." Mew membalas lambaian tangan Tong. Teman nya yang sekarang bekerja di Swalayan.
"Ku kira kau tidak akan datang. Syukur lah. Aku sudah khawatir. Akhirnya kau ada disini. Ini peluang untukmu." Tong merangkul Mew.
"Kau yakin Phi. Mereka menerimaku? Aku malu.."
"Hm Mew. Kau ini kuatkan? Tidak berpenyakitan kan? Kau juga cukup tampan. Mereka membutuhkan orang orang seperti mu." Tong meyakinkan lagi.Mew menyipitkan matanya. Panas siang ini cukup menyengat.
"Baiklah kalau kau yakin mereka akan mempekerjakan ku. Akan ku coba Phi." Mew menarik kebawah kemeja putih nya. Untuk terlihat lebih kencang dan rapi.
Tong tersenyum."Baik kalau begitu. Ikut aku.." Tong berjalan lebih dulu didepan Mew.
Mew mengikuti Tong.
Berjalan dari sisi kiri Swalayan.
Menaiki Lift khusus pegawai Perusahaan.
Dan berhenti pada sebuah kantor."Selamat siang Manager Mild.." Tong mendorong pintu ruangan Manager.
" Oh, Ya Tong. Masuk." Mild mempersilahkannya masuk
Tong mengajak Mew masuk kedalam ruangan.
" Ada yang perlu aku bantu?" Mild merapikan mejanya yang berantakan dengan beberapa file.
" Ini temanku yang aku ceritakan kemarin. Yang sedang mencari pekerjaan. " Tong menunjukan Mew di sebelahnya.
Mild memperhatikan Mew dari atas sampai bawah. Mew hanya mengenakan celana trening hitam, baju kaos oblong dengan sweater hitam, memberikan senyuman padanya.
Mild menaikkan sebelah bibir kanannya.
" Ehemm.. dari mana kau menemukan anak ini?" tanyanya pada Tong dan memalingkan wajahnya dari Mew.
" Kenapa Phi? ada yang salah dengannya?" Tong melihat kearah Mew.
Mild menggeleng.
" Tidak ada. hanya terlihat kumuh.. uhuk..." Ejek Mild. " Ehemm. Kenapa kau tidak memakai pakaian lebih rapi kalau ingin melamar pekerjaan. setidaknya jangan memperlihatkan siapa kau yang sebenarnya." tambah Mild lagi suaranya menyindir keras.
Mew menarik nafas panjang. Sudah terbiasa untuknya dipandang sepele.
" Baiklah kalau penampilan yang di utamakan. aku tidak jadi bekerja di sini . terima kasih Phi.." Mew memutar badannya.
" Oi Oi Nong.. Bukan begitu maksudku. Hmm kau cepat sekali tersinggung. Sini duduk.." Mild tertawa.
Mew menurut dan duduk berhadapan dengan Mild.
" Kau taukan kalau swalayan ini banyak pengunjung tapi pekerjanya kurang. Bukan tidak ada yang mau bekerja. Mereka tidak tahan bekerja banyak gaji yang sedikit.." Mild menghena nafas.
Tong mengangguk mengiyakan.
" Tapi kau akan mendapatkan bonus, bila pekerjaanmu baik." tambah Mild lagi.
" Aku tidak masalah tentang itu. asalkan aku diberi tempat tinggal gratis dan makan gratis, apapun pekerjaannya akan aku kerjakan." Mew menjawab mantap, Mild sedikit tercengang.
" Iya Phi. dia tidak punya tempat tinggal. jadi biarkan dia tinggal di Rumah Karyawan." Tong menambahkan.
"Hmmm.. Kebanyakan dari mereka juga seperti itu. aku tidak masalah.. Kau bisa tinggal disana. Jadi kapan kau mulai bekerja?"
" Hari ini aku bisa bekerja.." jawab Mew mantap dan semangat
" Uikkk.. Aku suka semangat mu. Baiklah. Tong. Kau pergi ambil baju Pegawai di Gudang yang sesuai dengan tubuhnya. Lalu kita bertemu saat brifing, aku akan beritahu dia kerjaan apa yang akan dia kerjakan. " Suruh Mild lagi. Tong mengangguk,
" Ayo..." ajaknya. Mew menundukkan badannya pada Mild. kemudian berlalu mengikuti Tong.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERAWAN CINTA (MEWGULF STORY)
RomancePria miskin Mew Suppasit mencoba untuk merubah nasibnya bekerja di sebuah Swalayan, namun pertemuan dengan Gulf Kanawut Pria Kaya Raya Pemilik Swalayan. Membuat Kesalahan Pahaman yang menjadikan mereka Satu. Mampukan Mew terlepas dari Gulf? Mampu...