Mew merapikan rambut Gulf yang sekarang berada di Pelukannya.
Pria itu sejak tadi memilih tidur sambil memeluk dada bidang miliknya. Hangat nafas Gulf bahkan terasa dipermukaan kulit dada Mew.
"Sayang. Apa kau tidak lapar..? Kalau kau sudah bangun. Bagaimana kalau kita makan.. Tenggorokan ku kering sejak tadi menahan haus.." Mew mengelus pipi Gulf.
Gulf menggeliat sambil melingkar kan tangan di pinggang Mew.
"Rhmm. Kau lapar Phi?" Gulf membuka mata perlahan.
Mew mengangguk
"Lapar.. Apa kau mau tidur disini? Biar aku siapkan makan? " Tawar Mew. Gulf mengiyakan.
"Aku akan tetap disini. Menunggumu. Bawakan saja makanan ke kamar.. " Goda Gulf.
Mew bergerak melepaskan pelukan.
"Baik lah sayangku. Akan ku siapkan makanan terbaik yang bisa aku masak untukmu.." Kata Mew sebelum pergi ke dapur.Gulf melihat punggung Mew yang berjalan menjauh darinya.
Mew jauh lebih tegak berdiri dari pada pertama kali mereka bertemu.
"Dia banyak merubahmu.." Gumam Gulf.
Mew menoleh.
"Siapa??" Mew bertanya bingung.
"Corn.. Dia banyak merubahmu. Tidak seperti aku yang menjadikan mu budak.." Gulf menarik nafas berat. Mew mengurungkan niatnya menuju dapur. Dan berbalik arah mendekati Gulf.
"Kenapa kau bicara seperti itu.nong..." Mew duduk di sebelah Gulf. Menarik Gulf kedalam pelukan nya.
"Apa memang seharusnya kita tidak kembali.."
"Ishhh nong.. Aku tidak suka kau bicara seperti itu"
"Kulihat dia sangat mencintai mu."
Mew memberikan kecupan di bibir Gulf memaksa Gulf untuk diam.
"Kau lihat. Aku sangat mencintaimu.. Aku masih menahan cukup kuat diriku untuk tidak memakanmu sekarang. Jadi berhenti bicara omong kosong.." Mew menaikkan dagu Gulf.
"Kau tau. Aku bersyukur kita pernah berpisah. Setidaknya untuk masa depan. Aku tidak akan melepaskan mu lagi. Kau berharga.. Dan akan kujaga.." Sekali lagi Mew mendaratkan kecupan di bibir Gulf.
"Meskipun kau kehilangan semua yang kau perjuangan selama ini?"
Mew mengangguk.
"Memilikimu. Lebih indah dari semua yang aku miliki sekarang. "
Mew mengerat kan pelukan di tubuh Gulf.
"Kalau begitu. Kau mau ikut pulang bersama ku..? Jaga aku.. Tetap di sisiku.. " Gulf menatap Mew.
Mew bungkam.
Memang dia ingin tinggal bersama Gulf. Memang dia sangat mencintai Gulf.
Namun jauh di hatinya. Dia masih ingin mengejar dan memiliki keberhasilan sendiri.
"Bisa kita bicara itu lainkali." Elak Mew.
Gulf tersenyum kecil.
"Baiklah. Bagaimana kalau aku yang tinggal di sini bersama mu.?"
Kali ini Mew melebarkan senyuman dan mengangguk
"Aku lebih setuju itu. Apakah kau mau???" Tanya Mew antusias
"Akan ku pertimbangan dengan Phi Grace. Tapi kalau tidak. Aku tidak apa. Kalau harus Pulang balik ke mari. Hanya 45 menit kan.. " Gulf mengeratkan pelukan Mew di badannya.
Mew bungkam.
Sesuatu bermain di fikiran nya.
Apa yang sebaiknya dia lakukan masih belum dapat dia fikirkan.
"Kau masih belum pulih. dan selama itu pula kau harus tetap berada di sisiku. Ingat.. Istri harus ikut kata suami.." Mew mengecup lembut kening Gulf.
"Ah ah.. Aku tidak ingin masak. Aku akan membawamu. Phi Grace. Mai. Dan yang lain makan di luar.. Hmm aku belum berterimakasih secara langsung untuk orang orang yang menjaga mu selama ini.." Mew bangkit. Dan mengulurkan tangan pada Gulf.
"Kita mau kemana?" Kata Gulf sambil mengernyit kening.
"Ke tempat yang pasti kau suka.." Mew meyakinkan.===============================
Buffett yang Mew siapkan penuh dengan hidangan mewah khas bintang 5.
Dia bahkan sengaja Membooking restaurant khusus untuk Gulf. Grace. Mai Davika. Bank. Dan Ter ikut bersama."Aooo Mew... Kau benar benar kaya sekarang.." Puji Mai.
Mew tersipu.
"Uiii lihat. Meski aku bekerja hingga Putri ku dewasa. Belum tentu aku bisa menjamu tamu semewah ini." Lanjut nya lagi dan menatap makanan didepan meja nya
"Tidak apa apa phii. Hanya sesekali. Lagi pula kita akan sering bertemu. Aku tidak tau kau tinggal di sini."
"Hmm itu karena Phi Ter. Dia membuka usaha baru di sini. Tidak mungkin kami tidak ikut. Tapi tenanglah. Usaha suamiku masih dibawahmu. Dia tidak akan mengalahkan mu."
Mereka lalu tertawa.
"Tidak apa Mew. Aku memang masih dibawahmu. Apa kau tidak ingin kerja sama denganku."
Mew tertawa
"Bisa phi.. Kita akan buka perusahaan keluarga. Seperti keluarga Traipipa." Mew meraih jemari Gulf yang duduk disamping nya.
"Perusahaan kami juga tidak sebenar MS Grup. Kau haya butuh dua tahun untuk berhasil. Luar biasa kau Mew.." Giliran Grace yang memuji.
"Semua untuk Gulf. Kelak dia tidak akan bekerja. Dan hanya berada di sampingku. Seperti saat ini." Mew mengecup jemari Gulf
"Uiiiikkkkk..." Grace. Mai, Ter dan Bank bersorak bersama sama.
"Apa kalian akan menikah?"
Bank buka suara.
"Jangan pikirkan aku Bank. Pikir kan saja hubunganmu dengan Phi Grace." Gulf menembak sasaran.
Grace tertunduk.
"Bagaimana mungkin aku memikirkan pernikahan kalau adikku belum bisa kupastikan bahagia.." Mata Grace berkaca.
"Aoo Phi.. Kenapa kau jadi dramatis.. Tenanglah. Sekarang kau sudah bisa memikirkan kebahagiaan mu.. Lihat sudah ada yang akan membuatku bahagia.." Gulf menunjuk Mew.
Mew tersenyum lebar.
"Yaaa ini kan karena kalian baru bertemu. Selama ini. Bukankah kau ingin sekali mati.."
"Phi.. Maafkan aku.." Gulf menarik nafas berat.
"Aku tau selama ini aku merepotkan semua orang. Aku minta maaf.."
"Hmm sudahlah Gulf tidak perlu dibahas lagi. Kita semua sudah bahagia melihat mu yang sekarang. Hidup lah sebaik baiknya. Ingat.. Jangan pernah berusaha untuk mati. Kau bisa lihat pria di sebelah mu berusaha untuk membahagiakan mu.." Kaya Grace lagi.
"Bisakah kita makan sekarang??" Ter mulai menganggat garpunya.
"Yaaa silahkan.." Ujar Mew sambil tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERAWAN CINTA (MEWGULF STORY)
RomancePria miskin Mew Suppasit mencoba untuk merubah nasibnya bekerja di sebuah Swalayan, namun pertemuan dengan Gulf Kanawut Pria Kaya Raya Pemilik Swalayan. Membuat Kesalahan Pahaman yang menjadikan mereka Satu. Mampukan Mew terlepas dari Gulf? Mampu...