BAB 11

636 73 1
                                    

Grace meletakkan ponselnya di atas meja, Setelah semenit yang lalu dia baru saja menerima panggilan dari Mai Davika. Kabar yang membuat darahnya mendesir. Kabar yang membuatnya mempunyai harapan untuk kesembuhan Gulf dari depresinya. 
Grace mendekati Gulf yang duduk bersila didepan Tv sambil menikmati sereal dengan susunya.
Senyum nya mengembang menonton acara komedi dilayar kaca itu.

Grace duduk perlahan.
"Phi.." Sapa Gulf  ramah.
"Nong.. Mau aku tambah susu?" Tawar Grace. Gulf menggeleng.
"Em em.." Tolaknya.
"M. Nong. Kau mau ikut aku??"
"Kemana??"
"Kita liburan.."
"Uii phi.. Mau liburan kemana?"
"Ada satu tempat. Pokoknya kau akan bahagia."
"Em. Terserah padamu phi. Aku ikut.." Gulf menurut dan menyendokkan Sereal ke mulut nya.
Grace bangkit dan mengacak rambut adik nya itu.
Grace harus bertahan . Menjaga riak hatinya. Dia akan kembali melihat kebahagiaan adiknya.
Kebahagiaan yang hilang 2 tahun lamanya
==============================

Mew mengambil tas dari atas lemari pakaiannya. Membuka lemari dan memasukkan beberapa potong pakaian kedalam tasnya.
Corn yang mengikuti nya
Mulai merasa aneh.
"Aii Mew.. Apa yang kau lakukan. Kau mau kemana?"
Corn menahan tangan Mew.
"Aku harus pergi Corn. Aku yakin. Mereka akan menemukan ku lagi. Aku tidak bisa berada di sini.." Mew terus memasukkan pakaian kedalam tas.
"Mew..!! Sadarlah. Kenapa kau yang harus pergi. Tempat mu memang di sini. Kalau kau pergi. Kau kalah.."
Mew menghentikan tangannya.
Corn mengangguk
"Kalau kau pergi dan meninggalkan apa yang sudah kau raih selama ini. Kau kalah.. Kau menyerah.. Sia sia semuanya.. Hanya krna Gulf!! " Marah Corn.
Mew duduk di pinggir ranjang.
"Aku takut Corn. Aku takut bertemu dengannya.." Mata Mew penuh dan akhirnya tumpah.
"Jangan menangis. Tidak ada yang perlu kau tangisi.." Corn memeluk kepala Mew 
"Aku betul betul merindukan dia.. Kalau dia tidak menyakiti ku. Aku tidak akan meninggalkan nya. Dan sekarang perempuan itu.. Anaknya??" Mew membayang kan apa yang dia lihat tadi.
"Sabar Mew. Kau harus kontrol emosimu. Kau harus kuat.."
"Apa yang harus aku lakukan.."
"Tidak ada. Lakukan seperti biasanya. Seperti hari harimu biasanya." Corn menguatkan.
"Kalau aku bertemu dia. Aku harus apa?"
"Hadapi.."
"Siall...!!!" Mew meramas rambutnya geram.

===============================

Mew duduk dimeja kerjanya. perlahan dibukanya laci meja didepannya. Meraih kotak coklat dari dalamnya.
Kotak coklat tempat dia menyembunyikan benda yang akan mengingatkannya pada Gulf.
Ponsel Mew 

Ponsel itu masih menyala.
Jantung Mew berdegup kencang.
Pesan masuk dari Gulf yang tidak dia pernah buka. Masih ada disana. 2 tahun nomor ponsel Mew masih aktif 
Mew kembali membuka gallery ponselnya. Dimana disana masih ada video yang dia ambil. Video yang menjadi bukti kalau Mew melihat apa yang Gulf dan Davika lakukan..

2 Tahun Yang lalu

Mew menghubungi Gulf.
Ponsel Gulf tidak aktif.
Mungkin Gulf kembali ke kondo.
Tapi Mew tidak juga menemukan nya disana.
Hatinya mulai gusar. Apakah Gulf marahmarah padanya karena terlalu lama dengan Corn.
Mew sebaiknya tetap di kondo. Menunggu Gulf . Namun kemana Mai davika? Kenapa dia tidak ada di kondo. Apakah dia sudah menyerah dan pulang ke rumah suaminya?

Gulf duduk sendiri di bar.
Pawat sedang bersama pelanggannya. Berbicara dalam bahasa Perancis.
Mereka orang kulit putih yang liburan di Thailand.
Tak lama Pawat sudah kembali duduk disebelah Gulf di meja Bar.

"Aii Gulf.. Masih pagi.. Kenapa sudah kemari? " Ledek pawat
"Yaaa. Kalau aku tidak datang kau mencariku. Kalau aku datang kau bilang terlalu pagi. Sudahlah aku pergi."
"Oiiiik. Marah..??Duduk sini.." Pujuk Pawat.
"Mew mana?? "
"Mm. Dia sedang bersama teman kecil nya.."
"Teman kecil."
"Yaa dia bertemu dengan teman kecilnya. Mereka menghabiskan waktu bercerita tentang masa lalu.. Shh.. Menyebalkan.."
"Jadi kau cemburu."
"Mmm cemburu pasti.. Aku tidak suka laki laki itu bergelantungan manja di sisi Mew. Menyebalkan.." Gerutu Gulf geram.
Pawat tertawa.
"Kau sudah memperlihatkan jelas kalau jatuh cinta dengan Mew."
"Sebaiknya seperti itu. Aku takut kehilangan dia. Entahlah.. Perasaan ini kurasa sudah memenuhi hatiku."
"Uuuuiiii.. Hmm baiklah baiklah. Aku ikut bahagia.. Gulf.. Bagaimana dengan davika? Ku dengar Ter mengusir nya.. "
"Ckk. Kau mengingatkan ku lagi dengan perempuan itu. Dia menganggu ku dan Mew tadi malam."
"Oh ya? Kenapa?"
"Dia datang ke kondo. Kurasa dia juga sekarang masih disana."
"Kenapa kau izinkan?"
"Kalau aku tau. Aku tidak akan izinkan. Mew lah yang membiarkannya masuk." Kesal Gulf.
"Lalu dimana dia sekarang?"
"Di kondo..."
Pawat menggeleng..
"Kenapa tidak kau usir saja dia. Kau punya hak."
"Aku juga punya hati. Mana mungkin dia ku usir begitu saja. Sudahlah. Aku juga tidak pulang. Aku akan suruh Mew ke sini saja. Lebih baik menginap di hotel dengannya.." Gulf mengeluarkan ponselnya.
Setelah menghubungi Mew dan memastikan dia datang Gulf menikmati musik bar yang mengalunkan. Masih belum terlalu malam. Jadi hanya lagi balad yang di putar

PERAWAN CINTA (MEWGULF STORY) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang