16. Drumband

17 0 0
                                    

"Kevin! Gue nanti izin pulang bentar ya! Gue nggak langsung latihan" ucap Arum dari kejauhan kepada Ketua Ekskul drumband SMA Cinta Damai.

"oke! Bawain gue makanan ya!" Kevin membalas dengan mengedipkan mata sebelah kiri.

"aman!" balas Arum lagi.

***

Terik matahari menemani beberapa siswa yang mengikuti ekskul drumband angkatan. Arum, Nadin, dan teman-teman colou guard lainnya tidak menghiraukan panasnya terik itu. Arum pun mulai belajar tidak terbelenggu oleh kehadiran Tio yang kapanpun ia mau untuk ikut serta. Ia juga memilih menjadi anggota CG padahal waktu itu Tio yang menyarankan untuk tidak mengikutinya. Hidupku bukan hanya tentang Tio. Syukurlah.

"selamat sore semuanya. Terima kasih telah hadir dan berkumpul sore ini. Kalian telah melakukan yang terbaik dalam latihan drumband angkatan kita. Besok kita tampil setelah upacara. Tampilan besok adalah hasil yang telah kita persiapkan sebulan lamanya. Apapun yang terjadi, kita harus bangga. Saya pribadi juga sangat bangga dengan kalian semua yang telah mengorbankan tidak hanya waktu, tapi tenaga, pikiran, dan juga materi demi terlaksananya setiap latihan dengan baik." Buka Kevin pada penghujung latihan Minggu sore ini.

Ah! Besok udah tampil ya. Tio, aku bahagia menikmati setiap waktu aku dengan atau tanpamu.

"*Cattleya!" seru Kevin sembari mengarahkan untuk 'tos tangan' dengan semua anggota.

"we can do it!" diakhiri dengan tepuk tangan dan sorak-sorai sembari bubar ke rumah masing-masing.

*Cattelya adalah nama bunga yang menjadi nama Angkatan kelas XII SMA Cinta Damai. Nama tersebut dipilih sebagai harapan bahwa  setelah lulus nanti, mereka tetap menjadi pribadi yang kompeten dan kerja keras.

***

Waktu ini terasa cepat karena hari-hari bertemu dengan Tio akan semakin berkurang. Namun, bukankah ini perasaan yang terbalik untuk Tio? Bukankah dia akan senang karena sebentar lagi akan berpisah dengan seorang penggemar 'agresif'nya itu? Entahlah. Perasaan anak remaja memang labil. Cepat sekali berubahnya. Tapi tidak untuk Arum. P. S : Tio tetap berada pada posisi terindah di hatinya.

Tio, ini Arum. Aku ingin perasaan, buku diary, malaikat, dan Allah tahu bahwa aku tulus dengan rasa yang diberikan-Nya. Setelah bertahun menyukaimu, ternyata aku sadar bahwa perasaanku lebih dari itu. Setelah bertahun aku belajar tentang perasaanku padamu, aku juga paham bahwa pertemuan kita bukan suatu yang tiba-tiba. Kita tidak tahu apa yang Allah rencanakan sebenarnya. Kita tidak pernah tahu apa yang telah Allah siapkan pada ujung acara ini. Namun dari semua itu, kau adalah salah satu takdir yang aku terima dengan ikhlas. Entah kau itu jawaban ataupun ujian, aku tetap dengan senang hati menerima ini semua. Terima kasih telah menjadi peran utama dalam setiap cerita yang terukir pada lembar abu-abuku.

Tio, akupun tidak tahu akan sampai kapan aku diberi kesempatan untuk meraskaan ini padamu. Jujur aku tak ingin bertahan karena kita berduapun kewalahan. Tapi keyakinanku masih sama bahwa Allah telah menjanjikan kebahagiaan untuk masing-masing kita. Entah memang menjadi asing, atau akan kita nikmati berdua nantinya.

Untuk hari esok dan esok lagi, jika kau masih ada di dalam sini, berarti masih kau pemenangnya. Namun jika ada hati lain yang memang ditakdirkan untukku, sekali lagi kukatakan bahwa kau salah satu takdir yang aku terima dengan senang hati.

Arum menutup lembar itu dengan muka yang lapang. Tidak ceria namun tidak merasa terpuruk juga. Ia belajar untuk bersiap diri tanpa sosok nyata Tio di hari berikutnya.

***

Senin pagi yang cerah menyelimuti SMA Cinta Damai dengan damai. Upacara khusyuk dilakukan. Semua siswa menikmati rangkaian acara satu-persatu. Tiba acara drumband angkatan kelas XII SMA Cinta Damai dimulai.

"get ready, guys! We can do it!" Kevin dengan semangat dan baju megah perkusi yang ia mainkan memberikan arahan dan semangat kepada seluruh anggota. Lalu Tio? Ia masih sama tampannya dengan pertama kali bertemu Arum di acara perpisahan kelas XII dua tahun lalu. Ya.. harapan Arum terkabul. Sekarang mereka menjadi 'sesepuh' sekolah yang sebentar lagi akan 'didepak' dengan hormat.

Irama musik perkusi dan lyra bergema. Itu memang awal dari pertunjukan ini. Arum berdampingan dengan Nadin menampilkan tari kreasi daerah dengan selendang menjuntai indah mengikuti alur musik bermain. Arum menikmati setiap gerakan yang ditunjukkan bersama teman-temannya. Hari ini akan menjadi kenangan yang suatu saat akan terbit pada novel favoritnya. Bersama sosok Tio yang mengagumkan menjadi peran utama di setiap pembaca melanjutkan bagian berikutnya. Nadin yang menemani hari-hari sendirinya. Dika yang menjadi sumber infromasi tentang Tio dan semua hal yang ada pada SMA Cinta Damai. Arum menikmatinya.

Acara selesai dengan tarikan napas lega. Mereka berhasil membawakan beberapa lagu dan memuaskan setiap mata memandang. Mereka itu Arum dan Tio.

Untuk TioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang